Hujan (36)

82 29 9
                                    

Starla Hydrangea Aster
Aconitum mafia

.............

🍂Vote+comen yuk!

36. Hujan.

Malam ini sangat mencekam, suara motor dijalanan liar melibatkan banyak kecelakaan namun, tak membuat jera.

Ares tersenyum miring melirik Farrel yang sepertinya sudah ketakutan karna ancamannya.

"Gue mau balapan asal...........lo serahin semua bukti pembunuhan pacar lo".

Ares tau Fanya pacar Farell pernah membunuh temannya sendiri namun, paska penyelidikan Farell melindungi Fanya menghancurkan semua bukti sehingga deduksi Ares sangat sulit untuk dibuktikan, hal itu karna Farell terlalu menyayangi Fanya yang memang sudah salah sejak awal.

Gadis cantik seksi itu tersenyum kepada Farell dan Ares berkedip nakal kearah Ares.

"Kamu harus menang Ares karna aku hadiahnya".ujarnya.

Ares tidak berminat sama sekali se-seksi apapun gadis itu ia hanya ingin menyelesaikan kasus pembunuhan itu.

Satu....

Dua......

Tiga.....

Dorrr!!

Pelatuk itu ditembakan ke langit bersamamu dengan tarik gas yang tak main-main.

Brumm....

Brummm.....

Ares melajukan motornya 300 kilometer perjam berusaha membuat Farell tertinggal jauh.

Sirkuit ini cukup luas juga.

Farell yang tertinggal semakin kesal, tarik gas motornya mulai tidak stabil pikirannya mulai kacau.

Brakkkk!!!

🍒

Starla menghirup udara segar di rumah pohon ini, udara alam ini benar-benar bersih tanpa polusi.

Ares keluar dengan membawa dua cangkir teh mawar lalu memberikan satu kepada gadis itu, entah iblis apa yang merasuki Ares tiba-tiba cowok itu mengajaknya kesini.

"Saga suka di sini! Udaranya seger, terus pemandangannya bagus".kata Starla.

"Hm".

Rumah pohon tinggi tepat di tengah pohon pinus besar dengan pohon-pohon di samping kanan dan kirinya dedaunan berwarna merah alami yang berasal dari pohon liar gugur memenuhi tanah membuatnya seperti di Negeri dongeng.

"Dulu gue sering kesini sama sepupu gue!".celetuk Ares.

Starla menoleh, ada raut sedih di wajah tampan Ares.

"Tapi....Sekarang dia udah berbeda...".tatapan Ares menajam mengkilat marah "Setelah dia bener-bener milih jalannya sendiri yang salah!".lanjutnya.

Starla tersenyum mengelus lengan Ares entah kenapa tapi reflek ia melakukan itu.

"Kenapa Sen selalu serius nggak pernah becanda?".tanya Starla dengan bodohnya.

"Hidup itu harus serius kalo kebanyakan becanda kita nggak bakalan sukses paham?".ujar Ares agak kesal.

Starla menganggukan kepalanya pelan mulutnya membentuk huruf 'O' paham.

Langit tampak menggelap mengerluarkan rintik-rintik hujan.

"Hujan!, turun yuk!".ajak Starla.

Ares mengangguk menuruni tangga yang terbuat dari kayu itu satu-persatu.

"Hati-hati licin".ucap Ares

Srek...

Tubuh Starla tiba-tiba limbung terjatuh diatas tubuh cowok itu diselangi hujan yang menjadi saksi bisu.

Ares terpaku pada mata biru berlian itu sangat indah.

"Hahhahah". Bukannya merasa bersalah Starla malah tertawa sedetik kemudian ia bangun mengulurkan tangannya membantu Ares.

Kini baju mereka berdua sudah basah karna hujan.
Gadis itu mengadahkan wajahnya ke langit dan bodohnya Ares juga mengikuti.

"PELANGI YANG MUNCUL SETELAH HUJAN MENJADI JANJI ALAM JIKA MASA BURUK TELAH BERLALU, DAN MASA DEPAN AKAN BAIK-BAIK SAJA!.......",Starla berteriak lalu menoleh ke arah cowok itu "Tapi apa masa depan memang akan baik-baik saja?".lanjutnya lirih dengan nada sedih.

"Setelah hujan matahari akan muncul kembali. Begitu juga kehidupan, setelah rasa sakit bahagia akan datang!".ujar Ares menelangkup kedua pipi gadis itu.

Starla tersenyum memeluk Ares, cowok itu tertegun sejenak lalu membalas pelukan itu.

🍒🍒

"Seru ya kann Sen?".tanya Starla kini dirinya berada di atas motor sport Ares.

"Hm".Ares hanya berdehem menanggapi.

"Sen ini kebiasaan ham hem ham hem gak jelas!".gerutu Starla.

Ares tidak menanggapi hanya fokus mengendarai.

Suara decitan dan klakson kereta api itu mengagetkan Starla, jalan ini bersebelahan dengan rel kereta rupanya.

"Sen balap keretanya!!".seru Starla.

Ares menaikkan satu alisnya tersenyum miring.
Kedua tangannya meraih kedua tangan gadis itu melingkarkan di pinggangnya.

"Pegangan!".ujar Ares.

Cowok itu menarik gas dengan kecepatan tinggi bahkan sekarang posisi motornya sudah di samping kepala kereta.

"YEEEEEEEE!!!".Starla berteriak tertawa senang.

Ares melirik spion melihat gadis itu tertawa bahagia cowok itu tersenyum di balik helmnya namun, sedetik kemudian senyum itu hilang.

'Ini akan jadi terakhir kali'.batinnya.




Hydrangea✓

Hydrangea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang