Starla Hydrangea Aster
Aconitum mafia..............
35. Demam.
Ting tong!
"Permisi tuan, makanan anda sudah siap!".
Tidak ada jawaban sama sekali dari dalam kamar itu.
Ting!
Tong!
Pengantar makanan hotel itu lagi-lagi memencet bel kamar.
"Iya Starla tau!".
Starla keluar dari kamarnya, sabtu pagi ini ia berniat menemui Lilian namun, matanya tak sengaja melihat wanita pengantar makanan
sedang menunggu pintu kamar di buka."Kalo gitu Starla tutup ya kak!".Starla memutuskan sambungan teleponnya, menghampiri pengantar makanan itu.
"Maaf bu!, kenapa yah?".tanya Starla.
"Ini nona! Pemilik kamar ini sama sekali tidak membuka pintu sedaritadi!".ujarnya.
"Kalo boleh tau siapa ya?".
"Dengan.....tuan Antares Nandhatama Denoval!".
"Biar saya yang mengantarkan makanannya ya bu!".
"Baiklah terimakasih atas bantuan anda nona!".
Setelah pengantar makanan itu pergi, Starla membuka pintu ternyata pintu itu tidak di kunci.
"Pintunya nggak di kunci?".
Pemandangan pertama yang ia lihat adalah cowok tampan yang tengah menutup matanya damai, perlahan gadis itu menghampiri Ares.
Wajah ala barat itu, hidung mancung sempurna bibir tebal, alis yang tebal oh jangan lupa cowok itu bertelanjanng dada membuat otot perut yang terbentuk sempurna telah menggoda imannya.
"Astagfirullah saru saru saru!".Starla memukuli kepalanya menempis pikiran kotornya.
Surai hitam pekat milik Ares membuat Starla ingin sekali mengelusnya, tangannya terulur mengelus surai hitam lembut itu.
Bibir cowok itu pucat apa Ares sakit?
"Eughh, ngapain lo?".kata Ares serak khas suara baru bangun tidur, cowok itu bersender di kepala king sizenya.
"A-em a-anu anu tadi anu saya ma-mau nganter makanan!".ujar Starla gugup.
Mata hazell itu menangkap kegugupan di raut wajah Starla.
"Sen sakit?".ujar Starla hendak menempelkan punggung tangannya di dahi cowok itu namun, Ares menahannya dan malah membuat gadis itu menyentuh lehernya.
Jangan tanya kabar jantung Starla tentu saja tidak karuan rasanya.
"Kalo gue sakit periksa leher jangan dahi!".kata Ares.
"Ke-kenapa?".tanya Starla.
"Karna gue beda dari yang lain".kata Ares.
"O-oh, Sen sini dulu Starla ambilin kompres!".
"Sen!"."Hm?".
"Pa-pake bajunya".ujar Starla.
"Bilang aja lo suka!".ucap Ares santai, mata biru gadis itu sontak membulat kesal.
Starla dengan telaten mengompres dahi Ares mata Ares terpejam namun, tak tidur.
"Ambilin buku fisika di sofa itu!".celetuk Ares membuka mata.
"Buat apa? Kan Sen lagi sakit!".
Ares menoleh menatap Starla lamat-lamat.
"Bentar lagi gue ujian Starla, gue harus nyiapin materi kalo mau lulus dengan nilai bagus!".
Starla tertegun sejenak.
"Tapi Sen belum makan!".
"Makan bisa nanti".
Starla menghela nafas.
"Saya mau bantuin Sen belajar, saya bacain materinya ya!".ujar Starla.
Ares mengangguk pelan.
Starla terus membacakan perkata di buku tebal itu dengan Ares yang mendengarkannya baik-baik.
"Cukup!".celetuk Ares, Starla mengangguk menutup buku itu.
"Thanks!".
"Iya lagian baca itu nggak sulit kok!".kata Starla.
"Bukan itu, makasih lo udah donorin darah ke gue waktu itu padahal gue tau donor darah bukan cuman sekantong kalo nggak ada lo mungkin gue mati!".
"Gak masalah kok!, lagian Sen juga udah berkorban banyak waktu di hutan itu nolongin Starla!".ucap Starla tersenyum.
Ares tersenyum mengacak rambut gadis itu, sontak pipi Starla bersemu merah seperti kepiting rebus sekarang.
'Jangan baper Starla jangan baper!'.Batin Starla.
"Selalu ada ya buat gue!".
Hydrangea✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Hydrangea✓
Ficção Adolescente[SELESAI] FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA [HARAP VOTE+COMENT TERIMAKASIH] "OTAK ITU MUDAH TERPENGARUH DARI PADA HATI, JADI KEMUNGKINAN BESAR MANUSIA BERKHIANAT DENGAN KATA-KATA NYA SENDIRI!" "Gue pikir.......gue pikir lo suka sama gue..... Gue pik...