Ketulusan (48)

87 16 4
                                    

🦋🦋
___________

48. Ketulusan.

Jantung Ares berdetak tak karuan, cowok itu berhasil menghindari mobil yang akan menabraknya sekarang mobil itu dengan keras menghantam tiang listrik hingga bagian depan hancur.

"Tolong....tolong".semua orang itu berteriak menolong orang yang ada didalamnya sebelum mobil itu meledak.

Ares membelalakan matanya melihat Bumi yag berlumuran darah digotong oleh banyak orang.

"Bumi!".

Ares berlari kearah gerombolan itu.

"TOLONG BAWA KE RUMAH SAKIT SEKARANG!".Teriak Ares ia sangat khawatir sekarang.

Cowok itu berjalan mondar-mandir didepan pintu ruang gawat darurat.

"Gimana dok?".tanya Ares kala melihat dokter keluar dari sana.

"Pasien butuh donor ginjal sekarang juga bila tidak mungkin pasien tidak akan selamat".

"Ambil ginjal saya".

🍒🍒

Gadis itu berlari melewati banyaknya orang berlalu lalang dirumah sakit ini.
Starla membuka pintu putih bertuliskan VVIP dengan tangan gemetar.

"Sen!".

Ares menoleh, cowok berpakaian pasien itu menatap datar Starla.

"Se-Sen baik-baik aja?".kata Starla gemetar.

Ares mengangguk pelan.

"Kata kak Samudra Sen kecelakaan?".

Bukannya menjawab cowok itu menarik Starla ke pelukannya mengelus surai panjang gadis itu penuh sayang.

Cup!

Pipi Starla memerah Ares mencium dahinya seenak jidat tanpa mempedukan kini Starla ingin pingsan karna jantungnya akan copot.

"Gue minta maaf tentang semua kejadian mengerikan itu", Ares melepaskan pelukannya "Gue harap lo nggak benci sama gue memang gue yang bunuh Lilian tapi gue bersumpah bukan gue yang bunuh orangtua lo".lanjutnya sambil memegang pipi Starla.

Starla menempis tangan Ares pelan menatap cowok itu.

"Jelasin".kata Starla.

"Gue waktu itu emang ikut dalam penangkapan atas perintah dari kakek, jenderal Denoval, gue diserang para pembunuh itu gue udah berhasil nangkap orangtua lo sebenernya gue mau langsung penjarain mereka sampai besok untuk eksekusi tapi, Bumi tiba-tiba dateng dia serang gue dari belakang gue lengah dan Bumi berhasil bunuh kedua orangtua lo ditempat itu juga".Ares menghela nafas.

"Gue denger teriakan lo gue mau jelasin apa yang sebenernya terjadi tapi, Samudra berpikir gue yang ngelakuin itu, dan yang nangkap Samudra nyembunyiin kakak lo itu juga Bumi".
"Buat Lilian gue cuman takut kalo dia bunuh lo jadi gue....".

Greb!

Ares terkejut tiba-tiba Starla memeluknya.

"Seharusnya Starla dengerin dulu penjelasan Sen waktu itu, Starla juga rela kok lagian orangtua Starla yang salah".katanya.

Starla melepaskan pelukannya.

"Terus apa hubungan Sen sama Bumi?".tanya Starla.

"Bumi sepupu gue, orangtua nya meninggal waktu dia berumur dua tahun, karna bokap gue takut kalo kakek bakal lebih sayang ke Bumi karna dia udah nggak punya orangtua, bokap gue kirim Bumi ke Spayol!. bokap gue juga salah itu sebabnya mungkin ini balasan hingga bokap nyokap gue dibunuh para pembunuh itu".
"Bumi pulang ke sini dengan sikap yang berbeda mungkin karna dia tau semuanya".lanjutnya

"Terus Sen donorin satu ginjal Sen ke Bumi?".tanya Starla.

Ares mengangguk pelan.

"Gue nggak punya pilihan kini cuman Bumi dan kakek yang gue punya, gue udah nganggap Bumi kakak yang bener-bener gue sayang".kata Ares.

Starla mencoba mencerna semuanya.

"Uhuk! Uhuk!".Ares terbatuk sambil memegangi perutnya.

"Sen harus istirahat nggak boleh banyak gerak dulu!".Starla menyelimuti Ares.

"Sini".Ares menepuk kasur disebelahnya.

Starla naik ke kasur itu ikut menidurkan tubuhnya.

"Sen juga akan kuliah di Universitas Prancis kan?".tanya Starla sedih, gadis itu memiringkan tubuhnya menatap Ares.

"Jangan panggil gue Sen lagi gue udah bukan Senior lo. soal itu iya, gue nggak bisa bantah ucapan kakek".ujar Ares.

Ares menangkap raut sedih diwajah gadis itu.

"Gue janji nggak bakal lupain lo, setelah gue pulang dari Prancis gue bakal bilang....".Ares menggantungkan ucapannya menelangkup kedua pipi Starla.

"Will you marry me?".lanjutnya.

Blush!

Jantung Starla tiba-tiba ingin meledak pipinya semerah kepiting rebus, ia menjadi salah tingkah tangannya mulai dingin mendengar itu.

Starla menempis tangan Ares kasar mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Nggak lucu becandanya!".ketus Starla padahal hatinya tengah berbunga-bunga.

Ares terkekeh pelan.

"Ooh kurang serius ternyata".

Cup!

Ares mengecup bibir ranum Starla singkat lalu menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu.

Starla reflek menjauh ke pinggir kasur rumah sakit itu namun, Ares menarik gadis itu ke pelukannya.

"Sekolah yang pinter supanya jadi ibu yang pinter buat anak-anak gue nanti!".



Hydrangea✓

Hydrangea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang