Ngidam? (46)

86 17 0
                                    

🦋🦋

___________

🍀Akhirnya udah sampai sini, ngetik cerita itu cape😌
Tapi, seru juga rasanya....serunya kayak mencintai Ares ah tidak becanda🙂
Pokoknya nulis itu seru halunya terlampiaskan iye kan wkwk 😭
Makasih yang udah stay terus disini🍀

🍂Vote+comen terus ya guysss❤🍂

Happy reading see you♥


46. Ngidam?.

"Maafin Ares Starla!, bukan dia yang melakukan itu semua kalopun Ares, itu sudah tugasnya! Mamah Papah yang salah cuman cara Bumi aja yang terlalu gegabah"

Starla meneguk savilanya susah payah, gadis itu mengeratkan pegangan tangannya diransel abu-abu itu.

“Harusnya emang gue nggak gitu sama Sen Ares” gumamnya.

Restoran ini sangat ramai gadis itu memilih untuk mampir ke sini karna ia akhir-akhir ini merasa tertekan.

Dengan seragam abu-abunya itu Starla merasa mencolok disini.
Ia ingin menemui Ares tapi tidak tau caranya.

Ponselnya berdering menampilkan nama Kak Samudra disana.

Pulang Starla ini udah sore”

“Iya kak bentar lagi Starla pulang.”

Starla memutuskan sambungan teleponnya, hari ini perutnya sungguh tidak enak rasanya.

🍒🍒

Starla menutup mulutnya dengan kedua tangan menggelengkan kepalanya setiap Samudra ingin menyuapinya.

“Ayo Starla buka mulutnya lo lagi sakit lo harus makan!.” ujar Samudra.

“Emmmm” Starla menggelengkan kepalanya, melihat bubur itu malah membuat perutnya mual apalagi wajah gadis itu sepucat hantu.

Starla mendorong Samudra kala merasakan gejolak diperutnya, gadis itu berlari ke kamar mandi.

"Huekk...."
"Huekk......"

Tubuh Starla melemas ia berpegangan pada wastafel itu.
Gadis itu menyalakan kran lalu membasuh mulutnya.

"Tuhkan muntah lagi lo harus makan supaya perut lo isi dan nggak muntah-muntah terus" ucap Samudra memijat leher belakang gadis itu.

"Huek.."

“Pusing.” gumam Starla.

Samudra menggendong Starla menidurkan gadis itu dikasur pelan.

“Makan ya!”

Starla menggeleng lemah.

“Starla mau martabak.” celetuk Starla.

Samudra melongo mendengar penuturan adiknya.

“Tapi beneran dimakan” kata Samudra.

Sontak gadis itu mengangguk antusias, padahal ini sudah jam 23.30 agak susah juga mencarinya.

“Delivery?.” tanya Samudra.

“Nggak mau! maunya kak Samudra harus yang beliin di akang martabak! Kalo delivery Starla nggak mau makan” rajuk Starla.

“O-oke tunggu bentar” Samudra menyambar jaketnya lalu pergi mencari apa yang diinginkan gadis itu.

Ellea mendengar itu menjadi tertegun sejenak.

“Non Lala teh sakitnya meresahkan” celetuk wanita paruh baya dengan kain lap dipundaknya itu.

“Maksud mbok?” tanya Ellea.

“Kayak lagi ngidam itu teh bu” kata mbok sumi.

**

Hari ini permintaan Starla membuat Samudra bungkam lagi, bagaimana mungkin sehabis sekolah gadis itu meminta dibelikan mangga.

“Bu mangga nya!” ujar Samudra.

“Iya mas ganteng, ini mangga manis-manis banget kayak mas nya.” cengir ibu-ibu penjual mangga itu.

“Satu kilo bu!.”

“Ihhh Starla nggak mauu” Starla merengek sambil menarik-narik lengan baju Samudra.

“Oh, kalo gitu tiga kilo bu”

“Kak Samudra bukan kurang banyak!.”

“Terus?” tanya Samudra bingung.

“Starla nggak mau mangga yang manis maunya mangga yang masih muda!.”

“H-ha?.” Samudra hanya melongo ia pikir Starla tidak pernah merengek padanya.
“Ya-yaudah bu mangga yang masih muda satu kilo!.”

Starla tersenyum senang memegangi plastik putih berisi mangga itu.

“Ih masih muda yah udah begituan mana yang cewek masih SMA lagi” celetuk ibu-ibu itu, Samudra pikir mereka tidak tau jika Starla adalah adiknya.

“Iya mau aja diajak begituan padahal masih kecil!.”

“Ganteng sih ganteng tapi hadeh”

Samudra menggenggam erat tangan Starla ada rasa takut dihatinya.

'enggak itu nggak boleh terjadi.' batinnya.




Hydrangea✓

Hydrangea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang