Bloody Dinner (38)

59 10 0
                                    

Starla Hydrangea Aster
Aconitum mafia

............


Warning⚠

Siapkan mental di part ini!

🍂comen yuk comen tinggalkan jejak kalian yah!!

38. Bloody Dinner

Starla memainkan bulpoin ditangannya, dress hitam dibawah lutut itu memadukan dengan suasana agak seram mansion megah bernuasansa gelap ini.

"5 menit lagi tuan muda sampai nona!".celetuk kepala pelayan itu sambil menunduk memberi hormat kepada Starla.

Gadis itu menganggukkan kepalanya paham.

"Apakah anda ingin turun dulu?".tanya Salvador ketua pelayan itu.

"Aku ingin menunggu kakakku!".kata Starla.

Ia agak takut jika berhadapan sendiri dengan kedua orangtua nya tidak tidak tepatnya keluarganya yang psycopat! garis bawahi itu.

Samudra berjalan memasukan satu tangannya di saku celana, kemeja hitam yang lengannya dilipat sampai kesiku dan memakai gilet rompi tuxedo formal menambah kesan dewasa pada cowok itu.

"Ayo Starla!".Ujar Samudra berdiri diambang pintu.

"Tapi.... Starla ta-takut!".kata Starla.

Samudra berjalan menghampiri adiknya.
Mengelus puncak kepalanya gadis itu.

"Tidak pa-pa ada kakak disini apapun yang terjadi nggak akan kakak biarin lo terluka!".

Starla menatap mata kakaknya lalu mengangguk setuju.
Gadis itu menganggandeng tangan Samudra.

Meja makan panjang megah itu menantinya melihat kursi yang masih kosong jelas berada dihadapan Vasca dan Skala ayah dan ibunya.

Starla mencoba mengkondisikan raut wajahnya agar terlihat datar, gadis itu menarik  kursi mewah itu lalu duduk di samping Samudra.

"Kau sudah tumbuh dewasa nona Hydrangea?".Celetuk laki-laki tampan itu sambil menyisir rambut pirang alaminya ke belakang.

Starla memincingkan matanya iya, dia Justin sepupunya, kabar burung mengatakan jika Justin membunuh kepala pelayannya pada umur 14 tahun.

"Aku hanya gadis berumur 16 tahun tentu umur itu tidak termasuk dewasa melainkan remaja bukan? Tuan Justin?".jawabnya.

Justin terkekeh pelan.

"Hanya kalian Fangaloka, Hydrangea yang sama sekali tidak pernah melengkapi keluarga ini". ujar wanita tua berambut putih itu berbicara dengan nada tegas.

Hening!

Mereka hanya fokus pada makanan masing-masing.

"Sepertinya Hydrangea ingin hidup normal!".celetuk Starla, sontak yang berada di meja makan menoleh menatap gadis itu.

"Starla ingin hidup layaknya orang lain memiliki orangtua normal!......"Starla melirik kedua orangtuanya "Starla ingin seperti anak-anak lain!!!".lanjutnya naik pitam.

"Beraninya kamu mengatakan seperti itu Hydrangea!!".pria tampan itu berdiri itu Skala ayah Starla.

"Starla pikir hanya Starla yang normal disini!, Starla juga ingin memiliki kehidupan kayak anak-anak lainn!!".teriaknya.
"Tidak ada rahasia! tidak ada tangis! Jerit itu! Tidak ada hobi kalian yang membunuh manusia!!".

"Di saat dimana anak-anak lain menerima raport didampingi orangtuanya sedangkan Starla? Harus bisa sendiri dengan kalian yang sibuk bermain senjata! membunuh orang yang tidak berdosa!"

Justin berdiri menodongkan pistol kearah gadis pemberontak itu.

"Mungkin saatnya pembangkang ini mati!".ujarnya.

Tidak ada yang menimpali.

"Iya pembangkang harus disingkirkan entah siapa itu!".

"Iya saatnya pembangkang ini mati mungkin lebih baik aku mati".Starla tersenyum terluka, kedua orangtua nya sama sekali tidak peduli "Makasih kalian udah ngerawat Starla!".lanjutnya.

"Mah, makasih udah mau ngelahirin anak pembangkang ini!".ujar Starla lalu menatap Justin.
"Derita ini mungkin akan segera berakhir!"
"Lakukan!".ucap Starla.

Justin tersenyum miring menarik grip hitam itu.

Dorrrr!!!!!

Hydrangea✓

Hydrangea✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang