🦋🦋
___________16+
44. Munculnya Penghianat Sebenarnya.
Hari memang cepat berlalu, waktu cepat terus berjalan, dan kenangan buruk dihidup Starla mulai pudar apalagi akhir-akhir ini ada Bumi yang selalu menemaninya.
“Siang manisnya Bumi” celetuk Bumi sambil tersenyum kearah gadis yang tengah mengemasi bukunya diatas meja.
“Ini sore!.” kesal Starla.
“Iya sayang sama aja!.” kekeh Bumi.
Starla hanya tersenyum, rasanya ada yang beda saja senyuman Bumi dengan Ares memang kadar ketampanannya sebelas dua belas namun, senyuman Bumi tidak mampu membuat jantungnya berdetak kencang tak normal berbeda dengan senyuman Ares.
Gadis itu mennggelengkan kepalanya mencoba menempis hal itu.
“Ayok pulang”
Semenjak ujian kelulusan selesai Ares jarang terlihat disekolah.
Kini Starla tinggal bersama Ellea yang sudah ia anggap sebagai ibunya, dirumah yang lebih nyaman tidak ada kenangan buruk itu lagi ya, walaupun tidak semewah mansionnya dulu hanya rumah dengan 2 lantai.
Starla memasuki mobil sedan Bumi memakai sabuk pengamannya, jujur ia rindu dengan Ares.
“Nih minum dulu, gue tau lo belum makan daritadi pagi nanti dijalan kita mampir direstoran gimana?” tanya Bumi memberikan air mineral itu kepada Starla.
Starla hanya mengangguk mengiyakan, ia membuka tutup botol itu lalu meneguknya.
“Hari ini panas banget sih?” gumam Starla sambil mengibaskan tangannya.
“AC nya udah nyala kok!.” celetuk Bumi.
Starla mulai tidak nyaman dengan posisinya ia mulai menggeliat panas.
“Ahh” desahan itu keluar begitu saja dari mulut kecilnya, rasa panas bergerilya terus-menerus ditubuhnya.
Starla membuka jendela mobil mengeluarkan kepalanya namun, tetap sama.
"Starla itu bahaya!" Bumi menarik tangan gadis itu.
"Itu bahaya jangan pernah keluarin kepala lo dari jendela mobil paham?” kata Bumi sambil mengelus puncak kepala gadis itu.Starla memejamkan matanya kala kulit tangan cowok itu bersentuhan dengan kulitnya.
"Shhhh..”
Bumi menarik tangannya tersenyum miring, obatnya bereaksi.
"Lagi-lagi.” ujar Starla menarik tangan Bumi agar menyentuh puncak kepalanya lagi, rasanya panas itu hilang saat kulitnya bersentuhan dengan cowok itu.
"Gue lagi nyetir Star!” Bumi menarik tangannya kembali.
"Tolong... Bumihh panashh” tanpa sadar Starla mengatakan sambil mendesah.
“Apah?” tanya Bumi pura-pura tak mendengar.
"Pa-panashh”
"Sebentar lagi kita sampai sayang bertahanlah.” ujar Bumi tersenyum miring.
Kamar hotel megah itu jelas memiliki fasilitas yang tak main-main kamar yang luas dan desain yang menarik membuat harga yang ditawarkan permalamnya jauh dari kata murah.
Kini Starla mulai menggeliat kepanasan dibawah cowok itu.
“Panashh” desahnya.
Starla mulai tak bisa berpikir jernih ia menatap Bumi yang berada diatas tubuhnya.
"Tolong....".
"Terus gue harus gimana Star?".tanya Bumi.
"Ahh..".
Bumi meniup leher gadis itu, membuat Starla semakin menjadi-jadi, gadis itu mengalungkan tangannya dileher Bumi.
“Air gue butuh air”
“Kalo lo percaya air nggak bakal ngilangin rasa panas itu” ujar Bumi sembari mengusap bibir kecil Starla.
Hydrangea✓
KAMU SEDANG MEMBACA
Hydrangea✓
Teen Fiction[SELESAI] FOLLOW AKUN INI SEBELUM MEMBACA [HARAP VOTE+COMENT TERIMAKASIH] "OTAK ITU MUDAH TERPENGARUH DARI PADA HATI, JADI KEMUNGKINAN BESAR MANUSIA BERKHIANAT DENGAN KATA-KATA NYA SENDIRI!" "Gue pikir.......gue pikir lo suka sama gue..... Gue pik...