2

2.3K 131 6
                                    

Kini hari berganti siang, Raya baru saja selesai dengan kegiatan kampus. Hari ini ia harus bolak-balik pake kendaraan umum, dikarenakan sang kakak sedang sibuk dengan dunia masing-masing. Lebih tepatnya, ia sedang tidak mau bertemu dengan Fenly. Malas saja.

Bugh

Tanpa sengaja ia menabrak seorang pemuda. Ia terlalu fokus dengan ponselnya karena memesan ojek online. Ia menegakkan pandangannya, ternyata si kapten basket, yang menjadi dambaan anak-anak kampus.

"Maaf ka, ga sengaja," ucap Raya dengan nada yang terdengar tak peduli.

"Maaf maaf, liat baju temen gua basah, gara-gara lo numpahin minumannya," sarkas salah satu temannya.

"Iya nih, kalau jalan tuh matanya dipake. HP mulu, pacar ketauan selingkuh ya?"

"Saya numpahin minumannya? Kakaknya juga yang ga liat jalan," ketus Raya.

"Wah nih anak mau macem-macem, loh Ji, lo mau ngapain? " ucap salah satu dari mereka saat pemuda yang Raya tabrak melepas kemejanya.

"Cuci, besok harus udah kering. Bawa ke taman belakang,"

"Siapa dia, seenaknya lo nyuruh?" potong seorang pemuda dari belakang Fajri, saat Raya hendak berbicara. Ya, pemuda yang sedang dihadapi Raya adalah seorang Maulana Fajri, si kapten basket.

"Aelah, buaya albino ternyata, Ngapain lo?" si julit Fiki kembali bersuara.

"Raya, balikin kemejanya," Raya menyodorkan kemeja yang sempat ia terima.

"Lo harus cuci itu sampe bersih, paham!" ucap Fajri tanpa memandang Raya, tatapannya masih tertuju pada Fenly, musuhnya. Bahkan ia menyeringai, lebih tepatnya meremehkan.

Bugh

Satu tinjuan berhasil Fenly layangkan kepada Fajri. Ia tak suka jika ada yang semena-mena dengan adiknya. Walaupun saat ini ia sedang tidak akur dengan Raya, ia harus tetap melindungi adik kesayangannya ini. Fajri menyentuh pipi yang baru saja mendapat tinjuan dari Fenly. Ia kembali tersenyum dan terkekeh.

"Ga usah sok jadi pahlawan lo, kita buktikan nanti malem. Kalau lo kalah, lo ga boleh ikut campur tentang gue dan cewe ini, yang ga tau kenapa lo perhatian banget sama dia. Setau gue seorang ketua Ganapati anti akan perempuan. Oh dia pacar lo yah? Cantik,"

Fajri mencolek dagu Raya. Hal ini membuat Fenly semakin geram. Ia menarik kerah baju Fajri dari belakang dan menghempaskan nya begitu saja.

"Jangan pernah lo sentuh adik gua. Atau gua bikin berantakan geng lo. Ayo pulang!" sentak Fenly sambil membawa Raya dari hadapan ketiga inti Rexsan itu.

Tanpa Fenly sadari, ia membahayakan Raya. Besar kemungkinan Fajri menggunakan Raya untuk mendapatkan apa yang dia mau darinya dan Ganapati.

"Kenapa lo bawa kemejanya?"

"Tadi mau dibalikin, cuma lupa,"

"Masuk,"

Selama perjalanan, tak ada obrolan apapun diantara mereka. Berkali-kali Fenly memijat keningnya dan memukul stir mobil. Kenapa ia bisa sebodoh itu mengatakan kalau Raya adalah adiknya? Ini sangat berbahaya untuk keselamatan Raya, apalagi jam kuliahnya dengan Raya berbeda.

"Kenapa sih?" tanya Raya heran.

"Mulai sekarang, kalau mau pergi, telfon gua, paham?!"

"Ken- "

"Nurut bisa? Gue ga mau ribut," potong Fenly. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

"Udah ga usah banyak nanya, kumpul di markas sekarang!" tegasnya pada seseorang disebrang sana.

"Ntar lo dimobil aja," peringat Fenly.

"Iya,"

Dilain tempat, Fajri dan Rexsan sedang berkumpul di markas mereka. Sepertinya Fajri sudah menemukan kelemahan ketua Ganapati. Ya, Raya lah kelemahan Fenly.

"Lo yakin sama rencana ini bos? Kayak ga kenal Fenly aja"

"Serius, kapan gua main-main? Lumayan buat mainan gua,"

Fajri memperlihatkan seringainya, rencana yang sempurna untuk menjatuhkan seorang Fenly, ketua Ganapati. Beberapa kali benda tumpul pernah singgah ditubuhnya, namun tak pernah bisa menumbangkan nya. Tapi kali ini, seorang wanita cantik yang akan menjadikan seorang Fenly lemah dan akan Fajri pastikan, Ganapati akan tunduk dengan Rexsan.

Raya mengirim beberapa pesan kepada seseorang saat Fenly meninggalkan nya dimobil. Seseorang yang Insya Allah akan membantunya. Tiba-tiba saja ponselnya berdering.

"Ngapain nelfon?"

"...."

"Awasi aja, jangan sampe ketauan,"

"...."

"Oke siap,"

Raya langsung mematikan ponselnya saat Fenly kembali. Fenly langsung meninggalkan area tersebut, yang tak lain adalah markas kebesaran Ganapati.

"Mau kemana dulu?"

"Pulang, rebahan,"

Fenly tak menjawab, pikirannya masih kalut. Saat ini ia sangat mengkhawatirkan keselamatan adiknya. Ia sangat yakin kalau Rexsan akan berbuat yang aneh-aneh kepada adiknya.

"Kenapa?"

"Ga papa."

Tiba-tiba saja mereka dicegat oleh beberapa orang. Fenly sudah menduga hal ini akan terjadi. Mereka sudah membuntuti sejak mobil Fenly keluar dari markas Ganapati.

"Dimobil aja," peringat Fenly. Ia pun turun untuk menghadapi beberapa manusia kurang kerjaan itu.

"Mau apa kalian?!"

"Cewe yang didalem cakep tuh, sabi kali nyicipin,"

"Ga usah lirik yang didalem. Kalian pikir dia apa? Seujung kuku kalian nyentuh adik gua. Gua habisin kalian!"

Salah satu dari mereka memberi komando untuk menyerang Fenly. Perkelahian tak dapat dihindari lagi. Satu lawan lima. Bagi Fenly sangat mudah, soal berkelahi dia lah jago nya.

Namun kali ini Fenly tak bisa berkutik, ia kewalahan menghadapi mereka. Mungkin karena pikiran nya masih tertuju pada adiknya, Raya. Melihat kakaknya kewalahan, Raya keluar dari mobil hendak ikut menghajar mereka.

"Beraninya keroyokan!" sarkas Raya.

"RAYA! Ngapain lo keluar. Masuk mobil, cepat!"

"Ga bang, kita lawan sama-sama,"

"Raya! Ini bahaya buat lo!"

"Maju kalian!"

"Raya!"

Perkelahian kembali terjadi. Kini Raya ikut andil. Jangan pernah remehkan kemampuan beladiri Raya. Dulu waktu SMP ia pernah masuk padepokan karena suatu hal. Ini juga menjadi alasan, kenapa ia begitu menyayangi Fenly.

"Cabut!" mereka bisa dikalahkan begitu mudah oleh Raya.

"Jangan ulangi lagi, gua ga mau lo kenapa-napa, Ray,"

"Ga janji," dengan gemas, Fenly menjitak kepala adiknya. Bisa-bisanya bilang gitu.















Jago bangetkan Rayanya, jangan lupa votmen ya guys, biar cepet up nya nih.

Ekhm, readers lama mana nih suaranya?!!

Readers baru, jangan mau kalah dong!!

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?

Badboy My Husband : End✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang