Badboy My Husband : End✅

4

3 pemuda sedang duduk disalah satu kafe. Wajah mereka nampak serius. Salah satu dari mereka menampakkan ekspresi khawatir. Khawatir akan keselamatan keluarga nya. Ia memang jarang bersama adik-adiknya, namun ia tak lepas tangan begitu saja. Ia selalu mengawasi adik-adiknya dari kejauhan. Apalagi, mereka terlibat dunia geng motor.

"Ga nyangka gua, permasalahan dulu berlanjut," ucap Shandy, membuka pembicaraan setelah beberapa menit terdiam.

"Dan korbannya adik gua, Raya," Shandy terkekeh dan menepuk pelan bahu temannya itu. Mereka adalah 3 inti Ganapati generasi pertama, sekaligus pendiri Ganapati.

"Jangan raguin Raya, Rick, dia lulusan terbaik Padepokan Al Irsyad. Lo tau kan, sehebat apa mereka? Lagian, gua sendiri yang latih mereka,"

"Tetep aja gua khawatir, dia cewe man,"

"Dan yang dihadapi Raya adalah Fajri, ketua Rexsan. Gua tau gimana watak adik gua, apalagi otaknya udah dicuci sama Boim. Ck, kenapa bisa gua kecolongan gini,"

"Itu yang gua khawatirin. Ga yakin gua,"

"Fenly, Fajri, dan Raya. Mereka bertiga bukan anak sembarangan. Mereka punya ilmu beladiri yang bisa dibilang sangat bagus, tapi sayang mereka salah mengaplikasikannya. Kita awasi aja dulu, sejauh mana mereka berjalan," finis Shandy.

Shandy adalah anak pemilik Padepokan Al Irsyad. Dia sendiri yang mengutus Cemal untuk turun ke jalanan. Awalnya mendapat penolakan dari Ricky karena ia melibatkan Raya, adik bungsu Ricky. Namun, lambat laun Ricky menerimanya. Tak hanya itu, Shandy adalah ketua sekaligus pendiri Ganapati, Ricky wakil ketua, dan terakhir, ada Farhan si inti satu. Mereka sengaja bertemu bertiga hanya untuk membahas adik-adik mereka.

Perkelahian antara dua anak SMA membuat seluruh siswa keluar kelas. Perkelahian tersebut terjadi tepat ditengah lapangan.

"SHANDY STOP!" lerai temannya.

"Jangan ikut campur kalian! Gua mau lo serahin Nindy sekarang!" ucap lawan Shandy.

"Serahin lo bilang? Lo pikir Nindy apaan? Barang?"

"Dia punya gua, dia dijodohin sama gua, paham lo!"

"Perjodohan kalian batal, sekarang bokap Nindy nyuruh gua jagain dia."

"Udah lah, Im, lo ga perlu ributin ini lagi. Lo pasti dapet yang lebih baik"

"Ah bacot kalian," Boim mengeluarkan senjata api dari balik seragamnya dan mengarahkannya ke Shandy.

"Im, istighfar, Im,"

Boim menarik pelatup nya. Sebuah peluru keluar dari senjata tersebut. Namun na'as, peluru tersebut mengenai seorang gadis yang tiba-tiba saja memeluk Shandy.

"Nindy!"

"Gue sayang lo, kak,"

Shandy tersenyum kecut kala mengingat kejadian tersebut. Kejadian yang membuat Ganapati dan Rexsan bermusuhan sampai detik ini. Dan sialnya lagi, Fajri adik Farhan terseret dalam dunia Rexsan.

"Shandy! HP lo bunyi, bini lo nelfon," sentak Farhan, membuyarkan lamunan Shandy.

"Eh iya, halo kenapa?"

"...."

"Bentar lagi pulang kok,"

"...."

"Ga, aku udah ga maen geng motor lagi. Ini lagi ngumpul sama Farhan sama Ricky."

"...."

"Iya, aku pulang,"

Nindy, gadis yang pernah menyelamatkan Shandy dari peluru Boim. Kini ia sudah menjadi istri Shandy, mereka sudah mempunyai satu orang putri. Maka dari itu, Shandy menyembunyikan identitas nya sebagai pendiri Ganapati, orang-orang hanya tau Mr. SM lah yang mendirikan Ganapati.

"Gue cabut dulu. Jangan terlalu dipikirin Rick,"

Sementara itu, dikediaman Raya sedang terjadi huru hara. Fariz baru saja memberitahu kalau Raya akan dijodohkan dengan anak teman Fariz. Raya nya sih iya aja, tapi si Fenly nya yang ribut sendiri.

Dia ga mau dilangkahin gitu aja sama Raya. Tapi kalau dia nikah duluan sama siapa? Belum kepikiran nyari begituan. Yang dia pikirin saat ini, bagaimana menjaga adiknya.

"Ya udah Fenly ngalah. Dari pada dijodohin juga, ga cocok kan repot,"

"Emang kamu nyari yang gimana?" ucap Alma.

"Fotocopy Umi ada ga yah?"

"Fotocopy Umi? Kelakuan lo aja masih gini. Mana ada yang mau sama lo,"

"Gua ganteng, mana ada cewe nolak. Iya kan Mi?"

"Iya," finis Alma.

"Sudah jangan berantem, malam ini kamu ikut kita."

"Kemana Bi?"

"Ke pinggir jurang, terus lo loncat deh," ketus Raya.

"Lo tega banget sih sama cowo seganteng gua. Apa salah gua?"

"Kar-"

"FENLY RAYA!"

Fenly dan Raya kompak berlari ke lantai atas. Mereka tak mau kena omel Fariz. Bisa-bisa semua fasilitas disita.

"Ya Allah salah apa hamba, punya anak yang hobi banget berantem."

"Sabarin aja mas, mereka masih anak-anak,"

"Ya inilah kamu, anak udah segede itu aja masih dibilang anak-anak,"

Sementara itu di markas Rexsan, Farhan tengah memaksa adiknya untuk pulang. Namun sayangnya disitu ada Boim, pendiri Rexsan yang terus menerus mencuci otak Fajri. Sepulang dari cafe tadi, ia diminta sang ayah untuk mencari adiknya.

"Ji! Abang minta kamu pulang sekarang atau-"

"Atau apa? Dari dulu anak Ganapati cuma bisa ngancem," potong Boim.

"Atau ayah yang seret kamu," ucap seorang lelaki paru baya dengan setelan jasnya. Tadi, ia diberi tahu Farhan kalau anak bungsunya di sini.

"A-ayah,"

"Pulang!"

Dengan langkah malas Fajri mengikuti Galih, ayah nya. Motor Fajri dibawa oleh salah satu bodyguard ayahnya, sedangkan Farhan menaiki motornya sendiri. Beberapa saat kemudian, mereka telah sampai di kediaman Galih Dharmendra. Ia langsung menarik Fajri menuju rumah dengan dua lantai itu.

Plak

Satu tamparan mendarat sempurna dipipi kanan Fajri. Pelakunya adalah ayahnya sendiri. Ia sudah geram dengan kelakuan putra bungsu nya yang semakin susah untuk diatur.

"Kenapa waktu Bang Han ga ditampar, Yah?" tanya Fajri.

"Dia juga dulu anggota geng motor. Dan parahnya lagi, geng motor abang pernah bunuh orang,"

"Berita dari mana hah?! Otak lo pasti udah dicuci abis-abisan sama Boim kan?"

"Masuk kamar! Nanti malam kita keluar dan ayah ga nerima penolakan," dengan langkah kesal, Fajri menuju kamarnya dengan tatapan penuh dendam kepada kakaknya.

Hayoloh sampe ditampar. Bader sih, eh tau kan bader? Bader itu nakal, susah diatur.

Diem lo! ~ Fajri

Kena omel kan. Dah lah jangan lupa vote yah, biar Fajri tobat, eh ga ga. Papay

Selamat datang buat yang baru baca, sampai mana nih cerita ini berlabuh?

Cek asal kota yukkk

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?