5

2.1K 105 2
                                    

Ekhm ekhm ekhm,
Mana nih suaranya readers kesayangan Madilll?
Readers lama absen yukk
Readers baru jangan mau kalah dongg

Btw, pireding yaaa

.

.

.

.

Malam dengan bertabur bintang menyapa. Keluarga Galih Dharmendra sudah lebih dulu sampai ditempat tujuan. Farhan dan istrinya tidak ikut karena cuma pertemuan biasa saja, lagian anak mereka masih kecil untuk dibawa kemana-mana diwaktu malam. Fajri terlihat begitu tampan dengan setelan jas berwarna hitam.

Sementara itu, diparkiran restoran, satu keluarga baru saja keluar dari mobil dengan gelagat malas dari pemuda yang berada diantara mereka.

"Fenly pulang aja ya Bi, mau tidur,"

"Tidur atau balapan? Udah ayo masuk,"

"Yang mau nikah siapa yang repot siapa," lirih Fenly.

"Abi denger, Fen,"

"Eh iya, Bi,"

Raya menggandeng tangan Fenly saat memasuki area restoran tersebut.Mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang hendak makan malam disini. Raya menggunakan baju dengan warna pink yang dipadukan dengan warna abu-abu. Terlihat anggun dengan balutan hijab berwarna abu-abu.

"Eh, sudah sampai. Maaf ya telat,"

"Ga papa jeng, baru nyampe juga kok,"

Fenly dan Raya kompak membulatkan mata tatkala melihat Fajri menyeringai kearah mereka. Apa dia calon Raya? Yang benar saja.

"Silahkan duduk, ini Raya ya?"

"I-iya om,"

"Cantik ya, Yah. Gimana Ji?"

"Biasa aja, dia calon nya?" sebenarnya dia terkejut, hanya saja ia tengah menjaga harga dirinya sebagai Ketua Rexsan.

"Iya atuh, siapa lagi,"

"Hah?!"

"Engga engga engga, Aji ga mau,"

"Loh kenapa? Raya cantik, jago masak, ibadahnya juga loh,"

"Raya nya sih ga masalah, cuma-"

"Apa lirik-lirik, gua juga ga rela kali adik gua nikah sama lo. Bukannya selamat malah bahaya yang didapet,"

"Gua juga ogah kali punya kakak ipar modelan lo. Yang bisanya cuma maen curang,"

"Lo nya aja yang ga jago,"

"FENLY!"

"FAJRI!"

Ucap Fariz dan Galih bersama. Bisa-bisanya bertengkar ditempat umum. Sedangkan Raya sendiri hanya diam menatap kakak dan calon suami nya. Ekhm, ga masalahkan?

"Raya?"

"Iya," orang tuanya dan orang tua Fajri menatapnya dengan tatapan meminta pendapat.

"Raya ngikut aja. Kalau Aji nya mau ya udah,"

"Kalau ga mau?" tanya Gia.

"Kalau ga mau, tapi Raya nya mau gimana?" jawab Raya dengan menahan rasa malunya. Jangan salah paham dulu, dia mempunyai misi, kalau ia dan Fajri menikah bisa jadikan Ganapati dan Rexsan berdamai?

"Ini lo Ray?" tanya Fenly.

"Bukan, mba kunti yang di pojok restoran," ketus Raya. Bisa-bisanya kakaknya ini bertanya seperti itu.

"Ya sudah kita tentukan tanggal baiknya aja gimana jeng?"

"Ah, iya boleh boleh, lebih cepat lebih baik,"

Para orang tua sedang sibuk mencari tanggal yang baik, Fenly dan Fajri masih saling melemparkan tatapan tajam, sedangkan Raya tersenyum akhirnya misi Cemal akan segera terselesaikan. Selain itu, ia merasa tak asing dengan lelaki didepannya, seperti pernah bertemu.

"Gimana Raya, Fajri?"

"Gimana apanya, Yah?"

"Lah dari tadi kalian ga dengerin kita?" Fajri hanya mengangkat kedua bahunya.

"Dua minggu lagi gimana?"

"Terserah,"

"Yes, alhamdulillah, akhirnya semesta berpihak ke gua,"

"Raya?" Raya hanya tersenyum dan mengangguk.

*:..。o○ ○o。..:*

Pagi pun menyapa. Raya sudah siap untuk berangkat kekampus sekaligus memberitahu kepada Cemal. Namun, lagi-lagi kakaknya membuat moodnya pagi ini buruk. Fenly memintanya untuk membatalkan pernikahannya dengan Fajri dengan alasan keselamatan.

"Abangku yang ganteng, Raya punya misi. Jadi diem aja oke,"

"Tapi Ray-"

"Percaya sama Raya, Raya ga akan terluka. Raya janji sama abang tentang itu,"

"Abi umi, Raya berangkat dulu ya! Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, bukan hanya itu, abang takut kamu makin jauh dari abang, cukup dulu, Ray, kamu pergi dari abang," gumam Fenly.

Anak-anak Cemal sudah berkumpul di kantin kampus. Mereka tinggal menunggu wakil ketua, siapa lagi kalau bukan Raya.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Ngapain aja sih lo? Lama banget. Rumah lo pindah?"

"AZMI!" Ucap si kembar Fina Fani.

"Gue punya cara buat nyatuin Ganapati sama Rexsan," ucap Raya tanpa menanggapi ucapan Azmi.

"Astaghfirullah Raya, lo masih mikirin itu? Ganapati sama Rexsan kita kesampingin dulu. Semalem Padepokan diserang sama anak-anak Dymasius," ucap Shafa.

"Kita ikuti rencana Raya. Karena Dymasius juga bermusuhan sama Ganapati dan Rexsan. Kalau Ganapati sama Rexsan bersatu, kemungkinan besar Padepokan Dymasius bisa kita kalahkan," ucap Aban dengan pandangannya pada iPadnya.

"Dan Dymasius udah tau kelemahan mereka. Kemungkinan besar mereka tak selamat kalau ga siap," lanjutnya.

"Ganapati sama Rexsan sama-sama punya kelemahan di pemerintahan. Jika Fenly atau Fajri lemah, ga berdaya. Maka dengan mudah Dymasius habisin mereka. Kalian tau kan seberapa besar kekuatan Reno?"

Anak-anak yang lain hanya bisa diam saat Aban menjelaskan semuanya.

"Apa kelemahan Fajri?" tanya Nabil tiba-tiba.

"....














Apa ya kelemahan aa Fajri?
Ada yang tau ga?
Pacar? Bisa jadi sih.

Diem thor, ini tugas gue ~ Aban

Iya,

Jangan lupa vote dan komen yaaa

Oh ya, eum ga jadi dehh

See youu

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?

Badboy My Husband : End✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang