12

1.4K 95 0
                                    

"Bodoh kalian semua! Mengahadapi mereka saja kalian ga mampu!" sentak seorang pria parubaya.

"Maaf guru,"

"Maaf maaf, kalian cuma bisa ngomong maaf. Dapetin pusaka dan kitab itu, bagaimana pun caranya."

"Tapi guru, mereka dibantu anak geng motor,"

"Kalian anak padepokan Dymasius bukan hah?! Sama geng motor saja takut, pergi!"

"Awas kamu Hasyim, aku akan menghancurkan padepokan mu itu," awal permusuhan keduanya adalah saat perlombaan pencak silat. Saat itu Padepokan Dymasius dikalahkan dengan mudah oleh Padepokan Al Irsyad, yang membuat Liam begitu menyimpan dendam kepada Hasyim.

*:..。o○ ○o。..:*

Raya terlelap dipangkuan Fenly dengan usapan pelan dikepalanya. Hal ini membuat Fenly susah untuk keluar rumah, padahal ia ada janji ketemu dengan Shandy. Tapi melihat Raya seperti ini, ia juga tak tega. Kejadian tersebut sudah terjadi beberapa tahun yang lalu, namun masih membekas pada adiknya.

"Abang sayang kamu, Ray," lirihnya.

"FENly..." suara lantang Ricky perlahan mengecil saat melihat Raya terlelap.

"Apa?"

"Ditunggu, yuk jalan," Fenly menunjuk Raya yang ada di pangkuannya. Nampaknya Ricky mempunyai ide. Ia mengangkat kepala Raya secara perlahan dan menggantikan Fenly dengan bantal.

"Yuk jalan,"

"Ka Fira?"

"Lagi tidur siang sama El,"

Dua motor mulai meninggalkan pekarangan rumah. Mereka menuju sebuah gedung tua. Gedung tersebut sudah tak terpakai selama 1 tahun yang lalu. Kini gedung tersebut menjadi sebuah markas rahasia, tepatnya markas milik ketua Ganapati pertama alias pendiri Ganapati.

"Lah lo ngapain disini?" ucap Fenly saat melihat Fajri dan Hafidz ada ditempat.

"Gua yang undang mereka. Sebelumnya, gua mau ngasih tau rencana Cemal buat nyerang Dymasius,"

Shandy memberi tahu secara detail tentang rencananya itu. Ia ingin masalah Dymasius selesai sebelum pernikahan Fajri. Namun ternyata rencananya itu membutuhkan waktu yang lama. Tak hanya satu dua hari, bisa sampai berhari-hari.

"Tapi ga libatin Raya kan?"

"Rick, Raya bagian dari Cemal. Jadi mau ga mau dia dilibatkan,"

"Gua sama Raya yang bakal jadi umpan. Gua udah ngantongin beberapa kelemahan anggota Dymasius. Jadi serahin semuanya sama Cemal. Kalian muncul setelah dapet aba-aba,"

"Yakin banget sih. Tadi aja, gua sama Fenly hampir mati. Dan dengan pedenya lo nyuruh kita munculnya ntar-ntaran?" timpal Fajri dengan senyum miringnya. Ia tak bohong, dirinya dan Fenly saja kewalahan apalagi anak-anak Cemal yang isinya perempuan?

"Jangan raguin Cemal, Ji, mereka tau semua tentang kita. Bahkan hal yang lo rahasiain sejak lama, mereka tau,"

"Apa mereka juga tau, gua suka Raya sejak jaman gua SMA?"

Mereka kembali hening. Kalau dipikir-pikir Cemal mempunyai segudang informasi tentang geng motor yang ada dikota ini. Mereka tak boleh meremehkan kemampuan Aban, si pencari informasi. Kalau kalian buka iPad Aban, isinya informasi semua geng motor yang pernah Cemal temui, termasuk Rexsan, Ganapati, dan Dymasius.

"Oke gua ikut rencana kalian," finis Fajri.

Satu notifikasi masuk. Rupanya dari ponsel Hafidz. Ia membulatkan matanya saat membaca pesan dari Azmi.

"Raya dalam bahaya,"

Hafidz keluar dari gedung diikuti yang lain. Isi pesan Azmi adalah beberapa anak Dymasius datang kerumah Raya. Mereka berniat menggeledah rumah Raya untuk menemukan apa yang mereka incar.

*:..。o○ ○o。..:*

"Serahin makannya!"

"Pusaka itu udah ga sama gua. Lepasin mereka sekarang!" Fira dan El berada pada kepungan Dymasius dengan El yang terus saja menangis. Mereka disandera untuk mengancam Raya agar mau pusaka tersebut.

"Pengecut, beraninya cuma sama perempuan," ucap seorang pemuda yang tak lain adalah Azmi. Ia datang bersama Nabil dan Aban.

"Astaga, anak Cemal ternyata."

"Kalian cowo bukan sih? Kok berani nya sama cewe? Mending kalian ganti celana kalian sama rok, nah boleh tuh berantem sama Raya," celetuk Azmi yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Nabil.

"Banyak bacot kalian! Serang!"

Nabil, Azmi dan Aban berlari keluar rumah. Bukan karena takut, mereka hanya ingin menjaga barang-barang Raya. Ya kali berantem didalem rumah, vas mahal jatuh, pecah, siapa yang harus ganti rugi coba?

Sementara itu, Raya membawa Fira dan El kekamar dan memintanya menunggu Ricky datang. Raya semakin was-was saat beberapa tetangga mulai mengintip melalui jendela, dapat ia lihat itu melalui jendela kamar Ricky.

"Ray, kamu disini aja. Nurut sama kakak," cegah Fira saat Raya hendak meninggalkan kamar.

"Tapi kak, mereka..."

"Mereka anak laki-laki, kakak yakin mereka ga papa," kali ini Raya mengikuti saran kakak iparnya. Ada benarnya juga, kalau ia keluar dan tiba-tiba anak Dymasius kembali nyerang mereka, repot juga.

[Serahkan saja nak, percayakan semuanya sama abah]

Raya membulatkan matanya saat membaca pesan dari abah nya. Apa yang dia maksud? Bukankah pusaka itu sangat berharga untuk Padepokan Al Irsyad.











Maksudnya apa coba? Kok disuruh serahin? Padahal udah jaganya mati-matian.

Menurut kalian gimana nih sama part ini?

Satu kata buat part ini.

Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?

Badboy My Husband : End✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang