"Arghh, brengsek lo semua!" ucap seorang pemuda sambil membanting apapun yang ada disebelahnya.
"Lawan satu cewe aja ga becus! Kalau kayak gini, Ganapati bakal meremehkan kita,"
"Ma-maaf bos,"
"Sabar Ji, gua baru aja dapet info kalau Raya juga anak geng motor, jebolan padepokan lagi,"
"Apa?!"
"Jadi dia udah pulang?"
"Iya Ji, tadi mata-mata kita coba cari tau tentang Raya dan malah nemu ini," Zweitson memberikan sebuah kertas kepada Fajri.
"Brengsek, ternyata gua berhadapan sama mereka,"
"Bos takut?"
"Gua, takut? Ga akan, geng ini dominan cewe. Dan liat kita, cowo semua. Atur rencana baru,"
Syutt jleb
Sebuah anak panah menancap di tiang kayu. Fiki langsung mengambilnya. Ternyata bukan sembarang anak panah, ada surat yang tersemat disana.
"Jangan macem-macem sama kami. Kami ga mau ribut. Dan jangan deketin atau nyentuh Raya," Fiki membaca surat tersebut.
"Cemal," lirih Fajri.
*:..。o○ ○o。..:*
Fenly dan Raya baru saja sampai dirumah nya. Namun sebuah notifikasi membuat Raya menghentikan langkahnya. Ia mengerutkan keningnya.
"Astaghfirullah, " lirih Raya yang bisa didengar Fenly.
"Kenapa Ray?"
"Mereka punya rencana baru," ucap Raya tanpa sadar.
"Mereka?"
"Eh, ga bang. Raya kekamar dulu,"
Fenly mengambil ponselnya dan mengirim beberapa pesan. Ia mulai curiga dengan Raya. Sepertinya ada sesuatu yang disembunyikan dari nya.
"Iya gue kesana sekarang,"
"...."
"Kalau lo ga mau Bang Fen tau, ya jemput,"
"...."
"Astaghfirullah Azmi, lo ya, pokoknya gua ga mau tau. Jemput gua,"
"...."
"Sikembar kek, Shafa kek. Yang penting jangan cowo,"
"...."
"Waalaikumsalam,"
Tanpa Raya sadari, Fenly menguping pembicaraannya. Walaupun Fenly tak tau apa yang dibicarakan, namun ia tau kalau adiknya akan keluar.
"Standby didepan rumah gua, ikuti adik gua kemanapun dia pergi,"
Knop pintu mulai bergerak, Fenly bergegas pergi dari tempat tersebut. Raya nampak tengok kanan kiri. Dirasa aman, Raya bergegas menuju halaman depan untuk menunggu jemputan dari temannya.
Sebuah mobil telah tiba didepan rumah Raya. Tanpa basa basi, Raya langsung masuk kedalam mobil tersebut. Tanpa disadari pengendara, sebuah motor dengan dua penumpang mengikuti mereka hingga kesuatu tempat.
"Anjir lama banget lo," ketus salah satu pemuda.
"Azmi mulut lo! Ga baik ngomong kasar!"
"Iya maap,"
"Lo dalam bahaya, Ray," ucap Hafizh to the poin.
"Iya gua tau,"
"Terus gimana? Kita ga mungkin kan lawan mereka. Inget kata kyai, pertengkaran tak akan menyelesaikan masalah,"
"Damai," ucap Raya. Semua mata kini menatap Raya intens.
"Kita buat Ganapati sama Rexsan damai," ucap Raya lebih jelas.
"Terlalu beresiko, Ray, lo tau kan dari dulu mereka ga pernah akur. Dari angkatan pertama sampe sekarang. Bayangin berapa lama mereka bermusuhan," jelas Syaban atau sering disapa Aban si pencari informasi.
"Bener kata Aban, Ray, sekarang gini deh, berapa kali lo liat abang lo babak belur dan keluar masuk rumah sakit?" Raya menggeleng. Tak terhitung.
"Mereka seganas itu, Ray," lanjut Azmi.
"Dari info yang gua dapet, dulu Ganapati geng motor paling bahaya. Ketua geng mereka bisa lakuin apa aja demi yang ia mau. Tapi sayangnya, ga ada yang tau siapa dia. Cuma anak Ganapati dan Rexsan pada angkatan itu aja yang tau."
Keheningan menyelimuti mereka. Mereka tak pernah mencari masalah dengan siapapun. Namun jika salah satu dari mereka bermasalah, mereka akan siap membantu.
Mereka adalah Cemal, geng motor malaikat, kata orang-orang sih gitu. Mereka ga pernah bikin keributan, mereka sering membantu warga sekitar. Membagi sembako, pakaian, makanan bahkan uang. Mereka berasal dari Padepokan Al Irsyad. Padepokan yang paling ditakuti orang-orang.
Tapi mereka sering menolak disebut geng motor. Mereka lebih senang disebut komunitas, karena menurut mereka kata geng motor terlalu kasar. Mereka terdiri dari Raya, Nabil, Hafizh, Azmi, Aban, Shafa, Fina dan Fani.
"Ada yang ngintai kita," ucap Nabil, dia laki-laki yang dikenal dingin dan dia pemilik insting terkuat diantara yang lain.
"Gua tau, mereka utusan abang gua. Mereka udah ngikutin gue dari rumah,"
"Kenapa ga ngomong dari awal? Dan kenapa- "
"Cemal udah ke endus sama Rexsan dan Ganapati. Gua ga mau dia ngomong yang ga ga ke abang gua, dan finis nya apa? Kita semua dalam bahaya."
"Dari mana lo tau Ganapati dah tau ini?"
"Waktu itu, gue ga sengaja nguping. Lo pernah ketemu salah satu Ganapati kan?" ucap Raya dengan tatapan kearah Shafa.
"Iya,"
"Lo ga lepas jaket lo saat itu. Mereka cari tau tentang kita dari situ."
"Yah, ga misterius lagi kita."
"Sok misterius lo,"
Jangan berfikir yang macem-macem. Cemal tuh dapet tugas dari kyai mereka. Mereka disuruh berbagi kebaikan dan mengibarkan bendera perdamaian. Namun, tantangan kali ini agak sulit.
Semoga cewe-cewe pada kuat ya ngadepin abang-abang ganteng dari Ganapati dan Rexsan.
Yuk vote yuk. Biar author semangat.
Tunggu kelanjutannya yaaa
Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?
![](https://img.wattpad.com/cover/261103426-288-k281724.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Badboy My Husband : End✅
FanfictionMenikah diusia muda bukanlah keinginan Fajri, apalagi melalui jalur perjodohan. Menjengkelkan memang. Namun, ia tak ada pilihan lain selain menerimanya. Tapi siapa sangka, gadis yang dijodohkan dengannya merupakan gadis yang dari dulu ia klaim sebag...