30

1.2K 92 3
                                    

Hai hai hai
Apa kabar Kesayangan Madilll
Sehat terus yaw.
And pireding.

.

.

.

Seorang pemuda melemparkan helm nya begitu saja. Untung ga kena temennya yang lagi duduk.

"Lah ko ngamuk," ucap Zidan salah satu anggota Ganapati yang kebetulan hampir kena helm.

"Kenapa Fen?" tanya Gilang.

"Ga papa," Fenly memilih merebahkan tubuhnya disofa. Ia ingin menenangkan hati nya. Kenapa harus terulang? Ia lelah dengan semua ini. Ia tak mau lagi kehilangan.

Sebuah taman menjadi latar belakang. Seorang pemuda tengah menunggu kekasihnya.

"Fen," seorang gadis mendekatinya. Ia tersenyum kearah gadisnya itu.

"Ada apa?" ucap Fenly penuh kelembutan.

"A-aku pamit ya," Fenly terkejut mendengar penuturan kekasihnya itu.

"Kemana?"

"A-aku hamil Fen," isak gadis, ah ralat wanita itu. Tubuhnya ikut meluruh bersama air matanya.

"Jangan bercanda Kai," Fenly masih tak percaya, gadis nya adalah anak baik-baik, tak mungkin gadisnya tengah mengandung.

"Aku ga bercanda, waktu itu aku pergi ke club dan disana aku diperkosa, maaf Fen. Aku ga bisa menjaga kesucian ku," Fenly mematung seketika. Kecewa bercampur marah, siapa yang berani mengambil kesucian gadisnya ini.

"Siapa pelaku nya?" datar Fenly.

"Aku ga tau pasti, a-aku mabuk saat itu," lirih gadisnya.

"Aku yang akan tanggung jawab," finis Fenly. Ia memeluk gadisnya dengan penuh kasih sayang.

"Ga Fen, aku tau gimana keluarga kamu. Aku ga mau kamu dihajar abi, aku ga mau Raya benci sama kamu," gadis ini melepaskan pelukan Fenly. Ia tau betul seperti apa keluarga kekasihnya. Ia tak yakin kalau ia akan diterima dikeluarga kekasihnya.

"Tapi ini satu-satunya cara biar kita ga pisah," Fenly menatap gadisnya. Ia benar-benar mencintai gadis didepannya ini.

"Ga Fen, aku pamit, kamu jaga diri baik-baik ya. Love you,"

"Fen, malah ngelamun," tegur Gilang.

"Cerita coba," lanjut Gilang. Ia peduli bukan kepo. Namun, hanya gelengan yang Fenly berikan.

"Fen, didepan ada Bang Ricky," ucap Reno. Masih ingat kan sama ketua Dymasius? Sekarang ia menjadi bagian dari Ganapati.

Fenly melangkahkan kakinya keluar markas. Disana juga ada Fajri dan Raya. Raya berlari kearahnya dan langsung memeluknya. Dengan senang hati ia membalas dekapan hangat adiknya.

"Abang kenapa?"

"Ga papa, cape aja ngadepin hidup."

"Kenapa ga cerita sama Raya? Raya siap kok dengerin."

"Gimana mau cerita, parasit nempel mulu," ucap Fenly sambil menatap Fajri.

"Lah lo sendiri setan, suka jadi yang ketiga diantara gua sama Raya," balas Fajri.

"Terus gua peduli? Ga!" balas Fenly yang langsung mendapat cubitan dari adiknya.

"Pulang yuk," ajak Raya.

"Ji, tanding mau? Lagi pengen nih," ucap Fenly yang langsung mendapat anggukan dari Fajri. Mereka langsung menuju area balap yang biasa digunakan oleh geng motor setempat.

Ingin rasanya melarang, namun Raya dan Ricky tau kalau Fenly sedang tidak baik-baik saja. Daripada meluapkan emosinya kepada makhluk hidup, mending diluapin sama area balap. Ya walaupun itu bahaya juga.

Fajri dan Fenly telah bersiap diarea balap. Di hitungan ketiga, motor mereka mulai melaju dengan kecepatan yang lumayan. Panjang area ini kurang lebih satu kilometer. Area ini sengaja dibuat agar tak mengganggu lalulintas, kalau diulik kebelakang, area ini resmi milik Ganapati. Karena Shandy yang membeli tanah ini dan membuat area balap. Namun, tempat ini terbuka untuk umum and free.

Mereka telah diputaran akhir, sebentar lagi akan diketahui siapa yang akan menjadi pemenang. Walaupun hanya ada segelintir orang yang menonton, tetap saja rame, apalagi yang jadi peserta adalah ketua geng motor terbesar. Motor berwarna merah telah melewati garis finish terlebih dahulu, pemilik nya yaitu Fenly.

Tiba-tiba saja matanya menangkap seorang gadis dengan hoodie yang pernah ia beri. Gadis tersebut tersenyum manis kearahnya. Fenly langsung berlari kearah gadis tersebut, memastikan apa benar itu gadisnya dulu?

"Ka-kai ini kamu?" aksi Fenly tak luput dari penglihatan orang yang ada disana.

"Iya, ini aku. How are you?" tanya gadisnya, tak peduli status Kaila sekarang, selamanya Kaila akan menjadi gadisnya. Fenly tak menjawab, ia memeluk tubuh gadisnya.

"Aku ga baik-baik aja saat kamu pergi," lirih Fenly. Kepribadian Fenly agak berubah setelah gadisnya ini pergi, sangat sulit untuk nya membuka hatinya untuk orang lain. Tentang Hanum, ntahlah ia tak tau kenapa bisa jatuh cinta dengan Hanum.

"Kamu gimana? Baik-baik aja kan?" tanya Fenly. Gadisnya tersenyum simpul dan mengangguk.

"Kaila?" ucap Raya yang kini berada di sebelah Fenly.

"Lo kenal gue?"

"Lo ibu kandungnya Anis kan?" tanya Raya penuh selidik.

"Anis?"

"Itu loh bang, anak yang sama Hanum," jelas Raya.

"Kamu kenal Hanum, Fen?" Fenly mengangguk.

"Iya, aku kenal. Dan sempet juga kita jadian, belum sebulan udah kandas," ucap Fenly dengan senyuman penuh luka.

"Kenapa?"

"Hanum mau nikah sama Gryan," sela Raya. Ia tau kakaknya sangat terluka.

"Gryan? Aku harus cegah dia," ucap Kaila dan lari ke arah ojek online yang sempat mengantarkannya ke area ini.

Dengan sigap Fenly mengambil motornya dan mengikuti Kaila. Raya dibuat melongo, ada apa dengan kakaknya? Tak biasanya Fenly peduli dengan perempuan selain dirinya dan Umi.

"Kaila mantannya Fenly," ucap Fajri membuyarkan lamunan Raya.

"Oh, Bang Jidan beliin Raya cemilan dong," ucap Raya sambil berjalan menuju motor Fajri.

"Suami lo kan ada, ngapa harus Bang Zidan yang tamvan ini," jawab Zidan sambil menyisir rambutnya.

"Raya aduin Bang Fen nih," ancam Raya.

"Udah Ray, sama aku aja. Anak Ganapati kan misquen semua," mata Raya sedikit berbinar.

Ricky mencegah Gilang yang hendak meninju Fajri. Daripada makin riweh, mending anak Ganapati ngalah, ngalah bukan berarti kalah.




















Masalalu Fenly kita ulik dulu, baru dah masalalu nya Raya ama Fajri

Jangan gue, terlalu menyakitkan ~ Fajri

Punten gue sama Zwei kapan ya? ~ Fiki

Sabar aja ya

Badboy My Husband : End✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang