Menikah diusia muda bukanlah keinginan Fajri, apalagi melalui jalur perjodohan. Menjengkelkan memang. Namun, ia tak ada pilihan lain selain menerimanya. Tapi siapa sangka, gadis yang dijodohkan dengannya merupakan gadis yang dari dulu ia klaim sebag...
Raya sudah tiba dirumahnya. Dia tak percaya ternyata kelemahan Fajri itu. Ntahlah, antara senang dan sedih. Tapi, kenapa harus dia? Kan mereka baru bertemu semalam. Apakah sebelum nya mereka pernah bertemu?
"Hidup gua buat orang lain bahaya," lirihnya.
"Hey yo wass up, Fenly Christovel datang!"
"Brisik," Raya melemparkan bantal sofa dan tepat sasaran. Bantal tersebut mendarat sempurna dimuka Fenly.
"Kenapa lo? PMS?"
"Lagi pusing nih,"
"Minum prom*g,"
"Gue pusing bukan maag,"
"Ya udah minum obat cacing aja,"
"Kepala lo kebentur apaan sih?"
"Astaghfirullahalazim, kalian ini suka banget sih berantem,"
"Bang Iky," ucap Raya dengan nada yang dibuat-buat. Fenly merotasi matanya, kalau kayak gini bisa kena omel sama kakak tertua.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Ekspresi Fenly saat ini)
"Bang Iky, Bang Pen tuh jailin Raya terus," adu Raya dengan ekspresi yang membuat Fenly ingin menamparnya, ekspresi Raya saat menatap Fenly dan Ricky berbeda. Saat menatap Ricky ekspresi yang diperlihatkan adalah ekspresi sedih, memelas. Tapi kalau menatap Fenly ekspresi meledek yang ia tunjukan.
"Nama gua pake F bukan P,"
"Fen, jangan pake lo-gua, ga sopan."
"Aelah bang, tiap hari kali kita pake lo gua,"
"Engga bang, Raya pake abang-Raya," elak Raya. Ia ingin melihat Fenly kena omel sama kakak tertua.
"Fen, sini," Fenly mengangkat salah satu alisnya.
"Udah sini," ucap Ricky menyakinkan adiknya untuk mendekat.
"Aduhh bang sakit abang, aduhh lepasin," ucap Fenly dan Raya saat Ricky menarik telinga keduanya.
"Dari dulu ga pernah akur. Dipisah kangen-kangenan, ga dipisah berantem mulu. Apa mau kalian? Mau damai ga?"
"I-iya kita damai, Ray," ucap Fenly sambil menunjukkan jari kelingking nya.
"Nih kan bang kita damai. Liat, sekarang lepasin yah," Raya ikut bersuara. Ricky melepaskan tangannya dari telinga adiknya.
"Aduhh duh sakit, lepasin atuh," kali ini Ricky yang mendapat jeweran dari istrinya.
"Syafira Nadine, Humairah-ku," mendengar kata Humairah, Fira langsung melepaskan jeweran nya. Bagi yang tau artinya pasti akan terbawa perasaan.
"Enak bang?" lirih Fenly dan Raya.
"FENLY RAYA!"
"E... Fenly mau ngerjain tugas dulu"
"Raya ke atas dulu,"
"Galaknya diilangin," ucap Fira kembali menarik telinga suaminya.
*:..。o○ ○o。..:*
"Brengsek," cerca Fajri saat Reno mengirim sebuah pesan.
Fajri mengepalkan tangannya, kenapa Dymasius bukan geng sembarangan. Mereka sudah mengetahui kelemahannya. Tak hanya itu, mereka juga mempunyai senjata ilegal.
"Ga nyangka gua, kalau ada yang lebih hebat dari Cemal,"
Gua lagi ada didepan rumah cewe lo
Satu pesan kembali masuk kedalam ponselnya.
Rexsan💥
Gays Fenly di markas ga?
Fiki I ga know
Dion Dirumah, kenapa?
Ga papa
Fenly 👿
Dymasius ngawasin Raya
"Kenapa gua harus suka Raya sih,"
Fajri menyukai Raya pada pandang pertama. Tepatnya saat ada acara seminar di kampus. Saat itu ia dan Raya menjadi panitia. Namun, tak hanya itu yang membuatnya jatuh cinta. Ah sudah lah, itu kisah masa lalu, nanti saja membahas itu.
Sore ini hujan mengguyur kota Jakarta. Seorang gadis masih berada diarea kampus sendirian, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 17;34. Seorang pemuda mendekatinya dan menutup tubuh nya dengan jaket pemuda tersebut.
"Dimana rumah lo?"
"Di jalan merpati nomor 17,"
"Itu bukannya rumahnya Fenly?" batin Fajri.
"Gua anter,"
"Tapi ujan kak,"
"Mau disini sampai kapan? Ujannya bakal lama,"
"Semesta berpihak ke gua," gumamnya.
*:..。o○ ○o。..:*
Fenly mengerutkan keningnya. Ia langsung menuju balkon, memastikan yang Fajri ucapkan. Benar saja, salah satu anggota Dymasius ada didepan rumahnya. Mau apa dia? Tiba-tiba seseorang menepuk bahunya.
"Jangan keluar. Bahaya buat Raya,"
"Abang tau dari mana?"
"Dia Dymasius kan? Dia lagi ngincer Raya bukan karena mau ngabisin Ganapati. Mereka punya tugas lain,"
"Maksud lo apa, bang?"
"Lo ga perlu tau, tugas kita cuma jaga Raya. Udah itu aja dan jangan libatin Ganapati. Bahaya buat mereka. Cukup kita aja,"
Ricky kembali meninggalkan adik laki-laki nya. Ia sengaja menginap dirumah orang tuanya untuk ikut menjaga Raya. Ia tak mau kejadian beberapa tahun yang lalu terulang kembali. Ia tak mau kehilangan adik-adiknya. Cukup bertahun-tahun ia kehilangan sosok Raya dan Fenly yang begitu ceria di depannya. Ya, semua trauma dan kejadian di masa lalu adalah kesalahan terbesar nya. Jika bisa diulang, ia memilih menghadapi dari pada menghindar.
"Astaghfirullah," Raya mengintip lewat jendela. Benar saja.
"Iya bener ada Dymasius, ga perlu kalian ga perlu kesini. Bahaya."
"...."
"Ada Bang Fen sama Bang Iky kok,"
"...."
"Hafizh gimana?"
"...."
"Oke sip, jagain sikembar sama Shafa ya,"
"...."
"Makasih, Ban, infonya,"
Aduh makin riweh ini. Raya selamat ga yah? Kenapa Dymasius ngincer Raya? Kata bang Iky bukan buat ngancurin Ganapati, terus buat apa dong?
Jangan lupa votmen ya.
Ekhm mana nih para readers baru dan lamanya Madilll?
Asalnya dari mana aja nih? Absen yukk
Nb : Jangan jadi silent readers ya. Hargai penulis/author dengan memberi votmen dan jika tidak suka dengan alurnya bisa pergi, boleh memberi masukan asal tidak menghina, paham?