35

1.1K 93 2
                                    

Hai hai hai
Apa kabar Kesayangan Madilll
Sehat? Harus dong
Yang lagi sakit, good well soon ya
Pireding

.

.

.

Babak terakhir akan dimulai. Para ketua geng sudah berada di tempat masing-masing. Seperti biasa, ketua Ganapati dan Rexsan saling menatap tajam. Mereka berdua sering menjadi juara pertama dan kedua secara bergantian. Kita lihat di balapan kali ini, akankah juara pertama diraih oleh salah satu dari mereka?

Lampu telah berubah warna. Para peserta sudah melaju dengan kecepatan penuh. Kali ini Hafizh memimpin, disusul Fenly dan Fajri. Ini adalah balapan pertama untuk Cemal, jadi Hafizh akan berusaha untuk memenangkan nya.

Sedangkan Fenly dan Fajri saling menyalip satu sama lain. Seperti balapan sebelumnya, mereka akan saling ejek melalui gerakan tangan maupun mata.

"KALI INI GUA YANG AKAN MENANG," teriak Fajri.

"GA AKAN GUA BIARIN," balas Fenly. Motor nya mulai mendahului Fajri, tak mau kalah, Fajri menambah kecepatan. Kali ini tak akan ia biarkan kakak ipar nya itu menang.

Kini mereka sudah berada di putaran akhir, namun Hafizh masih saja memimpin. Hafizh tersenyum di balik helm fullface nya, dalam hati ia bersyukur karena masih memimpin balapan ini. Garis finish sudah terlihat, Hafizh menambah kecepatan nya agar ia membawa pulang kemenangan.

Sorak kemenangan digemakan oleh Cemal saat Hafizh melewati garis finish, diikuti Fajri dan Fenly. Beberapa penonton merasa takjub dengan kemampuan Hafizh, baru pertama kali ikut langsung menyabet juara pertama.

"Alhamdulillah Cemal menang," ucap Shafa.

"Makan-makan," kekeh Azmi.

Kini ketiga pemenangan sudah berada diatas panggung. Masing-masing dari mereka mendapat piala, piagam dan sejumlah uang. Sudah penerimaan hadiah, Raya meminta Fajri untuk segera pergi dari area itu. Ia tak mau bertemu perempuan tadi. Sebenarnya ia rindu dengan ibu kandungnya. Namun, selama hampir 20 tahun, dia kemana saja? Kenapa yang merawat nya, menyayangi nya Alma, bukan dia?

"Kenapa sih Ray," tanya Fajri yang masih menenteng piala.

"Pokoknya pulang," lirih Raya.

"Ya udah, aku ke anak Rexsan bentar."

"Cepetan tapi," Fajri mengangguk pelan. Beberapa saat setelah Fajri pergi, perempuan tadi datang lagi. Ia langsung memeluk Raya. Namun Raya langsung melepaskan dekapan perempuan tersebut.

"Raya, mamah kangen nak," ucap perempuan tersebut.

"Stop, jangan sebut diri anda sebagai seorang ibu, apalagi didepan saya," tegas Raya. Bukannya ia kurang ajar, namun ia tak suka ada orang lain yang mengaku sebagai ibunya selain Alma. Bagi Raya, ibunya hanya Alma dan Gia sebagai ibu mertua.

"Oh ini didikan Alma?" ucap perempuan tersebut dengan nada kurang bersahabat.

"Alma memang ga becus mendidik anak, sampai-sampai anak perempuan dibiarkan berada di tempat seperti ini," lanjut nya.

"Jangan sesekali anda merendahkan umi saya, seharusnya anda bersyukur karena umi mau menerima saya, setelah saya di buang oleh ibu kandung saya sendiri," ucap Raya dengan menekan kata buang. Ia sudah tau dari mana asal usul nya.

Ia adalah anak hasil perselingkuhan Fariz dan perempuan didepannya ini. Raya agak malas mengingat nama perempuan ini, oke wanita ini adalah ibu yang telah melahirkan nya. Namun, sejak kecil ia tak dianggap dan di buang didepan kantor Fariz, dengan alasan semua harta warisan wanita ini akan dicabut jika Raya masih bersamanya. Menyedihkan sekali, wanita ini rela membuang buah hatinya demi harta warisan.

"Kurang ajar kamu," wanita tersebut melayangkan tangan nya, namun bisa ditahan oleh seorang pemuda.

"Siapa kamu?!"

"Saya Fajri, suami Raya," ucap Fajri datar.

"Suami?"

"Iya, dan saya tidak akan membiarkan siapapun menyakiti istri saya," tegas Fajri.

"Udah kak, kita pulang aja," ucap Raya sambil menyodorkan helm.

"Tunggu Raya, Mama masih kangen sama kamu."

"Saya tidak perduli, sama hal nya anda yang tidak memperdulikan nasib saya nantinya setelah anda membuang saya, yuk kak."

Motor Fajri mulai menjauh dari wanita tersebut. Sepanjang perjalanan, Raya diam membisu, ia hanya fokus memandang jalanan yang begitu ramai. Ia masih memikirkan tentang wanita yang mengaku sebagai ibu kandung nya.

"Raya!"

"Eh iya kenapa yang," ucap Raya reflek.

"Cie yang udah sayang," goda Fajri. Raya yang menyadari kata-katanya langsung memukul pelan punggung Fajri.

"Dih ge'er,"

Fajri menghentikan motornya ditepi jalan, tepatnya didepan taman dan berjalan mendahului Raya. Raya dibuat bingung dengan tingkah suaminya itu, namun ia tetap mengikuti langkah Fajri.

Ia mendapati Fajri tengah mengantri arumanis dan ia di isyaratkan untuk duduk dikursi yang ada tak jauh dari Raya. Raya hanya mengangguk sebagai jawaban. Beberapa saat kemudian, Fajri datang dengan tangan yang disembunyikan.

"Ngantri lama, tapi ga ada hasil," gerutu Raya.

"Kata siapa? Nih," Fajri memberikan arumanis berbentuk love. Fajri juga berlutut didepan Raya.

"Ray, aku mau jujur sama kamu, sebenarnya aku cinta sama kamu, a-aku sayang sama kamu, jadi aku minta sama kamu buat ga jadiin pernikahan ini beban, kita jalani bareng-bareng ya," ucap Fajri dengan senyuman. Ketulusan dapat Raya lihat dimata Fajri.

"Aku juga sayang sama kakak, cin-cinta sama kakak."

Fajri tersenyum mendengar ucapan Raya, ternyata cinta tak bertepuk sebelah tangan. Namun, tiba-tiba saja ia menerbitkan senyuman jahil nya.

"Panas ya? Sampe bikin pipi kamu merah?" goda Fajri.

"E-engga, mana ada merah," Raya menutup kedua pipinya menggunakan tangan. Seketika Fajri tertawa lepas. Menurutnya, Raya begitu lucu saat salah tingkah.

"Nih, makan," ucap Fajri ditengah tawanya.















Mulai ada bau-bau kasmaran nih 😆

Badboy My Husband : End✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang