Nastha langsung melangkahkan kakinya menuju Nathan yang sedang tidur menengadah di bangku panjang di sudut rooftop. Tangan mungil Nastha perlahan terangkat menutupi wajah Nathan dari sinar matahari.
“Ngapain kesini?” Nastha tersentak. Ia terlihat bingung pasalnya Nathan mengetahui kalau itu dirinya. Padahal semenjak ia datang Nathan tidak membuka matanya sedikitpun. Jangan-jangan Nastha punya indra keenam.
Nastha diam tidak menjawab. Sampai Nathan membuka matanya dan mengubah posisinya menjadi duduk.
“Ngapain?” Nastha langsung menarik napasnya pelan lalu menatap Nathan.
“Maaf soal kemarin” kata Nastha merasa bersalah.
Nathan menyernyit bingung “memangnya loe salah apa?” Nastha langsung menunduk.
“Aku salah kak” jawab Nastha terdengar pasrah.“Orang waras mana yang ngaku salah tapi gak tahu salahnya apa?” Nathan menatap Nastha tanpa berkedip. Sedang yang ditatap terlihat takut karena baru kali ini Nathan semarah ini.
“Okey. Aku salah karena kemarin udah meluk Ka Galang. Dan aku mau minta maaf” Nastha mengakui semuanya lengkap. Nathan tersenyum puas.
“Nemenin gue tidur” Nathan langsung meletakan kepalanya di pangkuan Nastha.
Nastha kaget. “Manusia apa setan sih. Udah minta maaf juga dan sekarang seenaknya aja nyuruh gue nemenin dia tidur” batin Nastha kesal.
***
Seseorang dengan hoodie hitam dibalik pohon dekat gerbang sekolah langsung menggeleng kecil melihat Nathan dan Nastha yang baru saja keluar dengan Nastha yang merengkuh sayang pinggang Nathan.“Omong kosong!!!” katanya sembari tersenyum miring dengan mata memerah penuh amarah dan langsung pergi begitu saja.
***
Bugh!Baru saja hendak membuka pintu Nathan langsung dihadiahi dengan pukulan sengit dari Marno.
“Loe apa-apaan sih hah?” bentak Nathan yang terkejut dengan pukulan Marno.
Marno langsung meraih kerah baju Nathan “Dasar bajingan!! Mana janji loe untuk balas dendam ke Farga. Loe nggak tepatin anjing!!!” terlihat Marno yang sangat marah dan menatap tajam Nathan.
Nathan melepas kuat genggaman Marno “Gue belum bisa!” teriak Nathan.
Napas Nathan memburu dan menatap Marno tajam.
“Loe suka kan sama Nastha?” Marno menatap jalang kearah Nathan dan dia hanya diam.
“Kenapa diam? Itukan alasan loe yang sebenarnya” tambahnya.
“Nggak usah sok tahu” Nathan langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan Marno yang sudah mengacak rambutnya gusar.
Marno langsung mengambil ponselnya dan menekan sesuatu disana. Beberapa detik kemudian ia langsung menempelkan ponselnya ke telinga.
“Kita percepat tanggal mainnya. Gak usah bantah” katanya serius dan langsung melangkahkan kakinya pergi meninggalkan pekarangan rumah Nathan.
***
Nastha menuruni tangga sambil melompat-lompat kegirangan karena sudah berbaikkan dengan Nathan.“Aduh” Nastha langsung mengelus lututnya yang bertabrakan dengan sudut meja.
Farga yang datang dari arah dapur langsung tertawa puas saat melihat wajah Nastha.
“Makanya adekku sayang kalau jalan itu gak usah kayak kodok pake lompat-lompat” ejek Farga yang langsung naik ke atas kamarnya di lantai dua.
Farga berbalik “Ehh besok pagi mama balik” setelahnya langsung berjalan.
Nastha masih meringis di tempatnya. Ia merasa keberuntungan berpihak padanya dan langsung diikuti kesialan. Yah beruntung karena Nathan langsung memaafkannya tanpa ada drama marah-marahan.
Baru saja Nastha mau berdiri ia dihentikkan bunyi pintu yang diketuk. Nastha berjalan pelan karena kakinya langsung membiru.
“Siap-“ belum selesai Nastha menyelesaikan bicaranya Galang sudah tersenyum manis kearahnya.
“Hay Nana cantik” sapa Galang langsung menerobos masuk ke dalam.
Sudah menjadi kebiasaan Galang untuk masuk begitu saja tanpa dipersilahkan.
“Kenapa tadi gak masuk?” tanya Nastha yang baru saja duduk di samping Galang.
“Kangen sama gue” Nastha bergidik.
“Amit-amit” Nastha merotasikan bola matanya.
Tangan Galang langsung memegang lutut Nastha dan melihat lebam disana.
“Kamu gak pernah berubah yah Na. Suka ceroboh” Galang langsung berlalu mengambil kotak P3K yang ada di lemari obat.
Galang dengan perlahan mengobati luka Nastha dan langsung menempelkan plester obat diakhirnya.
“Makanya lain kali hati-hati. Untung lebam bukan patah. Kan sayang kalau secantik ini tapi kakinya lecet” Galang mengacak-ngacak rambut Nastha.
Nastha memperbaiki tempelan plester yang terlihatnya belum terekat kuat.
Melihat Galang yang naik ke atas lantai dua membuat Nastha juga ikut mengekori.
Galang langsung duduk di sebelah Farga.
“Mabar yukk” Farga mengiyakan dan mengambil play station yang ia simpan di brankas khusus asset berharganya.
Farga memberikan satu dan langsung menyalakan gamenya.Hobby keduanya sama-sama menyukai bola kaki. Jadi tidak akan terdengar sepi kalau mereka mabar. Dan sekarang telingan Nastha yang akan jadi sasaran empuk.
Farga langsung tersenyum manis dengan mata yang dibuat kedip-kedip.
Nastha menatap Farga jengah. Ia sudah tahu Farga akan ada maunya kalau sudah bersikap layaknya laki-laki manja.
Nastha langsung berdiri dan melangkah pergi dengan langkah sempoyongan.
Farga langsung melanjutkan mainnya yang tertunda.
_____________________________________________________________________________________
Halo gais Back To My Senior.
Jangan lupa like and comment yahNathan dan Nastha akan sangat menunggu dukungan kalian🤍
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR
Ficção Adolescente"Loe udah buat hati gue hancur dan loe pikir maaf bisa balikin semuanya? Hah?? Jawab Nathan!!!!!" teriak Nastha frustasi. "Tha hanya maaf yang bisa gue lakuin. Karena waktu gak bisa diputar lagi" kata Nathan berusaha membujuk Nastha. "Tuh kan gampan...