MS-8

1.8K 61 0
                                    

Mengingat besok adalah hari minggu jadi sore ini Farga ke taman belakang dan menggembur tanah yang belum selesai digembur oleh Edo dan Dinda tadi pagi.

"Ma Farga duluan ke dalem yah" kata Farga kepada Dinda yang sedang menyiram tanaman.

Dinda hanya mengangguk "Sekalian lihat Nastha udah bangun atau belum" Farga mengangguk dan langsung masuk ke dalam.

"Astaga masih kebo aja nih anak" kata Farga saat ia masuk ke kamar Nastha dan melihat Nastha masih tidur.

Nastha mengerjapkan matanya saat Farga mengguncang tubuhnya "Apaan sih kak. Ganggu aja" cibirnya kesal.

"Cepetan bangun! Dasar kebo! " Farga malah menarik selimut yang menutupi tubuh Nastha.

"Ia! Ia! Pemaksaan banget!" Nastha langsung mengambil handuknya yang ada di lemari.

Sebelum keluar Farga berbalik "Oh iya keluar yuk!" Nastha hanya mengangguk dan masuk ke kamar mandi.

***
Setelah mandi Nastha langsung turun ke bawah untuk makan malam.

Ia berpakaian sangat sederhana. Dengan kaos putih bergambar beruang dan rok jeans selutut dengan sepatu berwarna putih biru.

Sedangkan Farga hanya memakai kaos putih senada dengan Nastha dan jeans hitamnya.

"Mau kemana?" tanya Edo saat melihat Nastha yang berpakaian sangat rapi.

"Mau keluar cari udara segar" yang ditanya Nastha tapi yang menjawab adalah Farga.

Edo hanya mengangguk.

"Yuk Tha. Makan dulu" kini Dinda yang bersuara.

Setelah makan malam Farga dan Nastha pamit kepada kedua orangtuanya yanh sedang duduk di ruang tamu.

"Ma! Pa! Kita keluar bentar yah" pamit Farga dan hanya diangguki oleh Edo dan Dinda.

"Pulangnya jangan kemaleman" nasihat mamanya.

Farga dan Nastha hanya mengangguk.

***
Farga dan Nastha berjalan menyusuri pasar malam. Disana ada berbagai macam wahana permainan.

Nastha melangkah menuju wahana permainan tembak-tembakkan.

"Pak! Harga koinnya berapa yah??" tanya Nastha pada seorang bapak yang adalah pemilik wahana permainan tersebut.

Alasan Nastha menanyakan harga koin karena permainan tersebut hanya bisa dimainkan jika koinnya dimasukkan.

"Enam koin sepuluh ribu neng!" Nastha langsung mengambil uang yang ada di roknya.

"Pake ini aja" kata Farga sambil menyodorkan selembaran uang sepuluh ribu.

"Dari tadi kek" kata Nastha sambil mengambil uang yang disodorkan Farga dan kembali menyimpan uangnya.

Farga hanya menghela nafas pelan "Susah banget punya ade matre kayak loe".

Nastha melotot "Sorry yah! Gue bukan cewek matre!" protes Nastha sambil memeletkan lidahnya.

Farga tidak ambil pusing karena percuma saja bertengkar dengan Nastha karena tidak ada habis-habisnya.

"Lawan gue yuk kak! Siapa yang paling banyak tembakin pelurunya tepat sasaran ialah pemenangnya" tantang Nastha.

"Oke!" Farga mengangguk "Tapi kalau kalah ada resikonya".

"Apa?"

"Yang kalah harus traktir yang menang. Setuju?" Nastha mengangguk.

Sudah tiga menit mereka memainkan permainan itu, belum ada satupun yang berhasil.

"Yes!!!" Nastha melompat kegirangan karena ia berhasil menembak satu peluru dan tepat sasaran.

Nastha memeletkan lidahnya dan itu membuat Farga kesal. Farga kembali mencoba untuk mengalahkan Nastha.

***
Nathan sedang berada di ruang tamu. Ia menoleh ke arah pintu saat pintu rumahnya dibuka dan papanya muncul dibalik pintu.

Nathan menatap Adrian datar. Dia tidak membenci papanya hanya saja ia tidak suka jika papanya tidak pernah meluangkan waktu untuknya.

"Kamu masih marah sama papa?" tanya Adrian saat ia sudah duduk di hadapan Nasthan.

"Kapan sih papa punya waktu untuk Nathan?" terlihat Adrian menghela nafas pelan. Pertanyaan yang sama jika ia menanyakan apa Nathan masih marah padanya.

"Denger Nathan. Papa kerja juga buat kam-" belum sempat Adrian menyelesaikan ucapannya Nathan sudah melenggang pergi ke kamarnya.

"Kalau kamu masih marah tidak apa-apa. Yang penting papa kerja buat kamu. Karena hanya kamu yang papa punya" gumam Adrian dalam hati dan langsung terlelap di sofa.

***
"Hay ma! Hay pa!" Nastha langsung duduk di tengah-tengah kedua orangtuanya. Sedangkan Farga lebih memilih duduk di samping Dinda.

Dinda mengerutkan alisnya "Kok kamu seneng banget?".

Nastha tersenyum "Ia dong. Aku berhasil kalahin Ka Farga saat main tadi. Dan taruhannya harus traktir yang menang".

"Palingan cuman kebetulan" ujar Farga datar.

"Iri bilang!" Nastha memeletkan lidahnya ke arah Farga.

Farga hanya menghela nafas pelan. Kalian tahu saja mulutnya Nastha apalagi dia cewek dan kalian akan susah mengalahkannya.

"Ya udah ma pa Nastha ke atas dulu" tanpa menunggu jawaban Nastha langsung melenggang pergi.

Sampai di kamarnya ia malah merebahkan dirinya di sofa dengan posisi yang bisa di bilang tidak layak sebagai seorang perempuan.

Nastha akan bersikap begitu di kamarnya apalagi saat ia frustasi. Biasa namanya jaim. Dan ia terlelap dalam mimpi.



------------------------------------------------------------------

Jgn lpa vote & comment yah 😇

MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang