MS-25

206 13 1
                                    

Tut. Tut. Tut.

“Apaan sih main matiin aja. Kira gue suka apa?” omel Nastha kesal dengan sikap Nathan yang seenaknya.

Tapi, sejenak Nastha berpikir kenapa Nathan bisa mendekatinya dan memacarinya padahal masih banyak perempuan cantik yang melebihinya.

Setelah mengakhiri video call-annya dengan Nathan ia langsung kembali membaca novelnya. Karena keasikan membaca tanpa disadari mata Nastha perlahan tertutup dan sudah melayang kealam mimpinya.

***
“Huaaaammmm” Nastha langsung merentangkan tangannya mencari keenakan disana.

Nastha mengambil ponselnya dan terkejut karena jam sudah menujukan pukul dua dini hari. Tapi bukan itu yang membuat ia tampak terkejut melainkan disana tertera 100 panggilan tak terjawab dan 50 pesan dari Nathan.

“Aduh mampus gue. Kok gue ketiduran sih. Gila ini mah” sesal Nastha sambil memukul kepalanya pelan. Karena ia tahu besok ia pasti akan mendapat tatapan dingin dari Nathan.

Untuk menenangkan hatinya nastha kembali melanjutkan tidurnya agak tidak terlambat besok pagi.

***
Nathan terbangun saat jam sudah menunjukan pukul 5.45 dan langsung menyiapkan dirinya. Setelah selesai ia tidak sarapan tetapi langsung menuju rumah Nastha.

“Eh iya pa. Hari ini papa gak usah nganterin aku yah” kata Nathan.

“Memangnya kenapa? Kan papa sudah janji mau antar kamu ke sekolah” tanya papanya bingung.

Nathan langsung memikirkan alasan yang tepat agar papanya tidak lanjut bertanya.

“Soalnya aku udah janji sama Farga  temani dia ke panti asuhan” jawab Nathan yang hanya diiyakan papanya.

Setelah selesai sarapan Nathan langsung pamit ke papanya.

Nathan juga belum memberitahu hubungan ia dengan Nastha pada papanya karena ia masih mencari waktu yang tepat.

Nathan langsung melajukan motornya ke rumah Farga dan saat tiba ia langsung memarkirkan motornya dan membunyikan bel rumah.

Ting. Tong. Ting. Tong

Nathan orangnya tidak sabaran dan ia langsung menyembunyikan bel itu berkali-kali tak peduli dimana ia berada.

Saat pintu terbuka Nathan langsung masuk ke dalam dan menemui Farga yang berada di ruang tamu.

“Pagi nath sini yok” sapa farga dan langsung mempersilahkan Nathan untuk duduk dengannya. Farga sudah tahu alasan Nathan datang makanya ia tidak bertanya. Karena kalau bukan karena Nastha siapa lagi.

“Kaaaaaa Farg-“ teriakan Nastha seketika berhenti saat melihat Nathan yang sudah ada di samping kakaknya.

Ia langsung tersenyum kikuk “ehh kak Nathan. Ngapain kesini?” tanya Nastha. Tapi Nathan hanya melihatnya dengan datar.

“Yehhh dikacangin” omel Nastha kecil tapi masih bisa didengar Nathan.

Nathan bangun dan langsung berpamitan pada Farga. Nastha yang melihat itu langsung menuju kakaknya dan mengomeli Farga yang tidak memberitahu kedatangan Nathan.

Semarah-marahnya Nathan ke Nastha, tapi ia tidak tega membiarkan Nastha berjalan kaki ke sekolah. Palingan jika dia marah dia akan mendiamkan Nastha.

***
Setelah tiba di sekolah Nathan langsung menuju kelasnya tanpa menghirauka Nastha yang ingin diantar olehnya ke kelas.

“Ih jahat amat sih. Kok gue dicuekkin. Ihh bete deh!!” umpat Nastha kesal sambil menghentak hentakkan kakinya.

Nastha langsung berjalan pelan menuju kelasnya. Tiba-tiba badannya disenggol seseorang.

“Apa sih ah?” teriak Nastha kesal.

“Loe kenapa kok cemberut gitu. Masih pagi kali” kata Silvy dengan asiknya tidak sadar kalau Nastha sedang kesal.

Karena merasa diacuhkan Silvy langsung berjalan meninggalkan Nastha sendirian.

***
“Guysssss hot news!!!!!” teriak Aska yang baru masuk ke kelasnya.

“Apa sih loe? Teriak-teriak gak jelas?” omel Silvy yang merasa terganggu.

Aska melotot pada Silvy “kalau gak niat dengar gak usah. Potong aja telinga loe tuh.

Gue gak butuh!!” kata Aska penuh penegasan.

“Ihh geer banget loe. Makanya gak usah lebay ada hot news sedikit loe tear kiri kanan. Dasar mulut corong” balas Silvy tak kalah.

“Diammmmmmmm! Apa apaan sih loe berdua bikin rebut aja deh” teriak nastha membuat kedua manusia itu diam.

Akhirnya semua kembali sibuk dengan urusan mereka masing-masing tanpa mempedulikan hot news yang Aska katakan.

Saat situasi kelas sudah hening datanglah pak guru yang amat killer dengan selembar kertas putihnya dan sebuah spidol.

“Anak-anak kosongkan meja dan siap pikiran serta batin untuk menjawab soal-soal saya” kata Pak Iwan yang adalah seorang guru sosiologi. Beliau juga adalah wali kelasnya Nastha dan ia paling tidak suka jika anak walinya membuat dirinya malu di antara para guru.

“Saya tegaskan lagi nilai kalian HARUS di atas delapan puluh. Kalau tidak mencapai angka itu saya akan memberi kalian hukuman!” kata Pak Iwan dengan sangat tegas dengan suara besar yang bisa membuat bulu kuduk kita berdiri jika mendengarnya.

_________________________________________

Jgan lupa vote & comment yah guys🙏😇

MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang