MS_39

31 3 0
                                    

Nastha melihat-lihat kelender dan sudah bulan  Februari  akhir. Sebentar lagi Nathan akan mengikuti ujian nasional yang diperuntukan bagi anak kelas 3 khususnya SMA dan tandanya mereka akan melepaskan seragam SMA mereka dan mengarah ke bangku kuliah atau dunia kerja.

Hubungannya dan Nathan juga mau jalan setahun dan ia berharap di tahun depan ia masih bisa bersama Nathan.

“Sayang. Kalian minggu depan Ujian Tengah Semester kan?” tanya Dinda yang sedang menggoreng nasi.

“Ia ma. Ujian seminggu” Dinda manggut-manggut.
“Eh iya Nathan UNnya bulan Maret kan?” tanya Dinda lagi.

Nastha mengagguk membenarkan. Dinda kembali melanjutkan aktifitasnya.

Nastha celingak-celinguk melihat sekitarnya tapi tak kunjung melihat kakaknya.

“Kak Farga mana ma? Kok belum turun” Dinda menoleh sambil membawakan tempat berisi nasi.

“Kakak kamu gak sekolah. Ijin katanya” Nastha mengangguk saja. Ia langsung memulai sarapannya setelah nasi yang di gayung mamanya sudah tertata rapi.

Butuh waktu 5 menitan untuk Nastha menyelesaikan sarapannya dan pamit kepada mamanya.

***

Nastha hanya menyimpan tasnya di meja lalu keluar setelah mendengar bel berbunyi.

Suara berat dari mikrofon mengarahkan semua siswa-siswi untuk segera berkumpul ke lapangan besar. Setiap momen ini terjadi pasti aka nada pengumuman penting yang akan disampaikan oleh Pak Bondan selaku kepala sekolah SMA Merpati.

“Selamat pagi anak-anak” terlihat Pak Bondan dengan pakaian rapinya sudah berdiri dengan mantap di atas podium.

“Pagi pakkkkkkk” sahut anak-anak dengan sangat nyaring.

“Minggu depan kalian akan mengikuti ujian tengah semester dan pada bulan Mei juga kalian akan mengikuti ujian akhir semester. Jadi bapa harap persiapkan diri kalian sebaik mungkin. Yang suka malas tinggalkan sikap malas itu dan yang rajin harus tetap mempertahankan sikapnya itu. Bapa mau kalian bisa jadi kebanggaan sekolah kita. Apakah kalian siap?” teriak Pak Bondan membuat semua siswa-siswi tersenyum lebar.

“SIAPPPPPP PAKKKKKK” jawab mereka penuh percaya diri.

Memang sudah tidak diragukan lagi kecerdasan anak-anak Merpati. Yah walau anak-anaknya dikenal nakal dan suka membuat ulah, tetapi dalam akademik mereka semua tidak mengecewakan.

Setelah selesai berdoa Pak Bondan langsung membubaran anak-anak. Minggu ini biasa dikatakan minggu tenang jadi tidak ada guru yang diperbolehkan untuk memberika pelajaran kecuali memberikan sedikit arahan tentang ujian mereka. Anak-anak dipersilahkan untuk belajar dan mempersiapkan dirinya.

Namanya anak sekolah jadi ada yang benar-benar belajar dan ada yang menggunakan kesempata ini untuk bergosip ria. Seperti yang dilakukan Silvy sekarang.

“Tha gak usah sok deh” tegur Silvy yang melihat Nastha baru saja mau membuka buku dan ingin belajar.

Nastha yang sudah tahu isi kepala Silvy kembali menyimpan bukunya dan duduk menghadap ke arah sahabatnya itu.

“Kenapa Silvy? Mau ngomong apa?” Silvy tersenyum puas. Nastha benar-benar mengerti dirinya.

“Tha gue mau curhat tapi diam-diam yah” pinta Silvy.

Nastha mengangguk mantap.
Silvy kembali melanjutkan bicaranya.

“Gue sama Azka udah jadian” Nastha terlonjak kaget.

Tangan Nastha spontan menutup mulutnya.
“Hah? Yang bener Vy?” Silvy langsung memukul Nastha pelan karena teriakan itu.

“Ihh seneng deh akhirnya yah” kata Nastha dengan suara di pelankan.

Sudah sebulan lalu Silvy mengakui kalau ia memang ada perasaan pada Azka. Bukan karena Azka ganteng atau bagaimana. Tapi, kita semua tahu kan kalau cinta akan datang karena terbiasa.

Dalam waktu sebulan itu juga Azka selalu mengganggu Silvy dan mengajaknya pulang bersama bahkan kadang di malam minggu Azka mengajaknya keluar.

Silvy juga merasa senang karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Azka juga mempunyai perasaan yang sama terhadapnya dan baru terungkap di saat Azka meminta dirinya untuk pacaran dengan Azka.

Dengan senang hati Silvy langsung menerimanya.
Nastha langsung memeluk sahabatnya itu setelah Silvy selesai menceritakan hari dimana Azka mengajaknya pacaran.

Ia malam yang setelah Azka mengajak Silvy pulang mereka berdua keluar dan saat itulah mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

“Finally sahabat gue gak jomblo lagi deh” Nastha masih ikutan senang mendengar berita itu.

Nastha memang pernah memberitahu Silvy kalau Azka sepertinya punya perasaan kepada Silvy. Tetapi, Silvy tidak percaya bahkan ia berpikir Nastha yang disukai Azka tapi kenyataannya tidak.

Silvy sudah lama menyendiri setelah pernah diselingkuhi mantannya. Makanya Silvy menganggap semua laki-laki sama jahatnya. Tapi, dengan harapan besar ia mencoba membuka hati untuk Azka.

***

“Tha kantin yuk” ajak Silvy dan langsung diangguki Nastha.

Mereka berdua jalan beriringan menuju kantin.
Disana terlihat beberapa siswa-siswi sedang mengantri untuk membeli makanan kesukaan mereka masing-masing.

Nastha langsung menuju tempat biasa dan menunggu Silvy yang sudah ikut mengantri.

Setelah pesanan mereka sudah diantar mereka memakannya dan langsung pergi setelah selesai.

Pulang dari kantin Nastha dan Silvy tidak langsung ke kelas tapi ke kamar mandi. Pasalnya tadi Silvy merasa mules setelah makan bakso pesanannya. Mungkin kepedasan Karena tahu saja Silvy kalau makan bakso bagaimana.

“Udah?’ tanya Nastha saat Silvy sudah berdiri di depannya setelah keluar dari kamar mandi.

Silvy mengangguk dan mereka berjalan menuju kelas.

____________________________________________________________

TBC>

MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang