MS-12

1.7K 75 2
                                    


"Vy kantin yuk" ajak Nastha setelah mendengar bel istirahat berbunyi.

Silvy mengangguk.

Setelah kedua sahabat itu tiba di kantin mereka langsung memesan makanan dan menyantapnya sesekali disela dengan obrolan konyol.

***

Dari arah kiri muncul Nathan dan ketiga sahabatnya. Suasana riuh kantin yang tadi terdengar kini langsung hening ketika keempat kaum adam itu masuk.

"Bi kita berempat yah" teriak Revan yang langsung diangguki Bi Surti.

Kurang lebih lima menit pesanan Revan sudah tersedia di atas meja.

"Makasih bi" ujar Revan.

Revan, Dio dan Farga langsung menyambar pesanan yang sudah dipesan. Nathan hanya melihat ketiga sahabatnya makan.

Setelah meneguk segelas air Revan langsung menepuk tangannya tiga kali. Seketika itu semua perhatian tertuju padanya.

"Gue cuman mau bilang .......... selamat makan semuanya" sontak suasana yang tadinya tegang langsung berubah riuh.

Ada siswa yang berpikiran Revan ingin mengumumkan sesuatu. Setelah mendengar apa yang diucapkan Revan ada yang mendengus kesal- karena memotong waktu makan mereka - dan ada yang tersenyum senang.

Saat ketiga temannya makan Nathan hanya mengamati setiap pergerakan Nastha.

"Abyang byos. Lyo lagyie ngapyain?" tanya Dio ke Nathan dengan mulut yang terus mengunyah makanan.

"Oon banget sih jadi cowok. Tuh makanan ditelen dulu baru loe ngomong" Farga langsung memukul kepala Dio.

"Tak usah nimplung kepala gue juga kali" protes Dio sambil mengusap kepalanya.

"Kepala jangan nangis yah nanti aa io obatin deh" Farga dan Revan langsung menatap Dio jijik.

" Dasar oon"

"Ogeb"

"Sinting"

"Makasih yah pujiannya" kata Dio dengan ekpresi yang penuh kekesalan akan ketiga temannya.

***

"Tha? Loe nyadar nggak sih kalau Ka Nathan sedari tadi merhatiin loe terus" tanya Silvy tetapi yang ditanya malah melamun.

"Thaaaaaaaaaaa" Silvy menggerutu kesal sembari menggoyang-goyangkan tangan Nastha.

"Apaan sih. Ganggu banget".

"Loe lihat noh Ka Nathan tapi pelan-pelan awas loe ketahuan lagi ngelihatin dia".

Nastha menoleh ke tempat dimana Nathan berada. Dan benar Nathan sedang menatapnya. Nastha langsung cepat-cepat mengalihkan pandangannya kembali ke depan.

Jantungnya tiba-tiba berpacu lebih cepat dua kali lipat dari semula.

"Duh jantung gue kenapa sih kok deg-degan gini" umpat Nastha kesal pada dirinya.

"Vy ke kelas yuk" ajak Nastha.

"Tunggu bentar gue habisin ini dulu. Kan kasihan kalau dibuang" dengan pergerakan cepat Silvy menghabiskan makanannya.

Nastha mendengus kesal karena sahabatnya itu tidak akan bisa kalau dengan makanan.

"Bu bayarnya entar yah pulang sekolah. Kita buru-buru" teriak Silvy saat tangannya ditarik paksa oleh Nastha.

***

Nathan bangun dari duduknya. "Loe mau kemana abang bos?" tanya Dio dan semuanya berbalik menghadap Nathan.

"Kelas!" jawab Nathan datar.

Mereka langsung berbalik dan lanjut dengan kegiatan masing-masing. Nathan kalau sudah ingin sendiri berarti dia memang tidak mau diganggu.

Nathan berjalan menelusuri koridor-koridor kelas hingga berhenti di depan kelas.

"Eh sini loe" seorang cewek yang lagi lewat hanya bingung-bingung sendiri menyadari bahwa Nathan memanggilnya.

"Saya kak" tanyanya. Nathan hanya menatapnya garang.

Cewek itu berjalan perlahan ke arah Nathan "Kenapa yah kak?".

"Loe panggilin Nastha dan bilang gue nungguin dia di rooftop" dan hanya anggukan kaku yang diberikan cewek itu.

Nathan berjalan meninggalkan kelas Nastha bersamaan dengan cewek itu masuk dan memanggil Nastha.

"Loe kan yang namanya Nastha?" Nastha melirik Silvy bingung bagaimana cewek di depannya mengetahui namanya.

"Iiaaaa" jawab Nastha akhirnya.

"Loe ditungguin Ka Nathan di rooftop" kata cewek itu dan melesat pergi.

Nastha mengerut bingung "Ehhhh loe salah orang kali" teriak Nastha tapi cewek itu sudah menghilang entah kemana.

"Vy gimana nih. Loe ikutan yuk" ajak Nastha.

"No!!!! Gue nggak mau jadi nyamuk. Apa susahnya sih loe tinggal ke rooftop terus nanya mau ngapain" Nastha mendengus kesal.

Nastha langsung keluar kelas dengan wajah kesal.

***

Sesampainya di rooftop Nastha celingak celinguk mencari Nathan. "Mana sih. Bikin repot banget" gumamnya.

"Ekhm" suara berat dehaman seseorang terdengar dari bagian kanan rooftop. Nastha mengatur deru nafasnya.

Nastha berbalik dan berjalan perlahan ke arah Nathan.

"Ngapain manggil gue kesini?"

Nathan menoleh dengan ekspresi datar dan mengarahkan Nastha untuk duduk di sampingnya.

Tanpa berpikir Nastha langsung menuruti saja permintaan Nathan. Ia kaget karena setelah ia duduk Nathan langsung menjatuhkan kepalanya di pangkuannya dan memejamkan matanya merasakan semilir angin yang terbang secara perlahan.

Keheningan terjadi selama beberapa menit. Nastha langsung berdeham saat merasa canggung di antara mereka.

"Ekhm. Loe nyuruh gue kesini mau ngapain sih? Entar gurunya keburu masuk" omel Nastha tanpa berpikir.

"Loe cuman duduk kayak gini dan biarin gue tidur sampai gue bangun lagi" jawab Nathan masih dengan mata terpejam.

Nastha menghela nafas dengan kasar. Ia kesal dengan Nathan yang bersikap semaunya.

"Tapi kan-" belum sempat menghabiskan kata-katanya ucapa Nastha berhenti ketika Nathan menempelkan telunjuknya ke bibir Nastha.

"Bisa diam nggak?" Nathan kembali tidur dengan posisi yang membelakangi Nastha.

***

"Eh lihat Nastha nggak?" tanya Farga pada seorang cewek yang baru keluar dari kelas Nastha.

Cewek itu menggeleng pelan "Enggak kak" setelah mendapat jawaban Farga langsung bertanya ke siswa yang lain.

"Vy. Silvy" teriak Farga saat melihat Silvy datang dari arah toilet.

"Iya kenapa kak?"

"Loe lihat Silvy nggak?" tanya Farga.

"Tadi sih saat dua jam terakhir Nastha dipanggil sama Ka Nathan di rooftop" jawab Silvy.

"Thanks yah"

Saat hendak melangkah ponsel Farga berbunyi.

Nathan

Nastha pulangnya bareng gue.

Setelah membaca pesan itu Farga langsung berbalik arah dan menuju ke parkiran.

------------------------------------------------------------------

Jgn lpa vote & comment yah 😇

MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang