MS_40

60 6 11
                                    

Dio dan Revan yang baru datang dari kantin langsung berdiri santai di depan kelas menunggu Nathan. Mereka ingin menagih janji Nathan setelah membantunya menyusun rencana dan mempersiapkan segalanya untuk Nathan malam itu.

“Brodiiiiiiiiiiiii” teriak Dio disusul Revan yang sudah berlari memeluk Nathan yang terlihat di lorong kelas sebelah.

Nathan terlihat risih “Masih pagi” hanya itu yang bisa Nathan katakan melihat kelakuan kedua bestienya itu.

Dio dan Revan mengulurkan tangan tepat di depan Nathan “Janji loe. Tepati!” tangan Dio digerak-gerakan minta di isi.

Nathan merogoh sakunya mengambil ponsel dari sana dan “Cek aja. Udah masuk” Dio dan Revan membuka ponselnya masing-masing saat notifikasi ponsel mereka berbunyi.

Wajah mereka berdua berseri dan langsung memeluk Nathan manja.

“Jijik” Nathan masuk ke dalam kelas.

***

“Gimana? Lancar gak?” Dio menggoda Nathan yang malah asik dengan ponselnya.

“Rahasia” sontak Dio dan Revan terperangah tidak habis piker dengan Nathan. Bagaimana bisa dia dengan gampangnya menjawab seperti itu padahal keberhasilan rencananya berkat mereka berdua.

Dio menyipitkan matanya menatap Nathan penuh arti “Okee. Gue tahu bakal nanya ke siapa” Nathan berpikir siapa yang dimaksud Dio.

Revan melihat Dio meminta penjelasan. Dio hanya tersenyum dan meminta Revan mengikutinya.

Nathan yang juga penasaran membuntuti kedua sahabatnya itu.

***

Dio dan Revan berjalan menuju Nastha yang sekarang sedang duduk manis di tempat duduknya.

“Pagi ibu boss” sapa Dio membuat Nastha menoleh.

Revan beroh ria saat tahu siapa yang dimaksud Dio tadi.

Nastha diam menunggu apa yang Dio ingin katakan.

“Loe ngapain aja sama Nathan kemarin malam?” tanya Dio tanpa basa-basi.

Nastha terkejut.

“Nggak ngapa-ngapain kita cumin makan aja” jawab Nastha mantap.

Dio memicingkan matanya mencari kebohongan disana tapi tak kunjung ditemukan.

“Bohong” elak Dio tegas masih tidak percaya.

Revan juga ikut-ikutan mengompori membuat Nastha pusing dengan keduanya.

“Ngapain nanya ke cewek gue” sambar Nathan yang baru muncul di depan pintu.

Mereka semua menoleh.

Dio langsung menghentak-hentakan kakinya kesal. Ia langsung cabut pergi dari sana. Revan juga langsung mengikuti.

Nathan melihat Nastha dalam baru ia melangkah pergi mengikuti kembali kedua sahabatnya itu.

***

Semua sontak diam melihat Ibu Imel masuk dengan langkah cepat ke dalam kelas.

Mereka masih bingung dengan kedatangan beliau sebab hari ini bukan jam mengajarnya.

“Anak-anak minggu depan kan kalian mau Ujian Tengah Semester. Jadi, sekarang ibu mau membacakan kisi-kisi untuk mata pelajaran ibu, Kimia” semua membuka buku dan siap mencatat apa saja yang dibacakan ibu Imel.

Ada yang mengangkat tangan meminta membacakan kembali karena tidak mendengar dengan jelas, ada yang meminta temannya mengeja untuknya dan ada yang tidak mencatat karena akan meminjam dari temannya untuk di fotocopy. Tapi, ibu Imel dengan tabah menghadapi murid-muridnya itu.

MY SENIORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang