"Tha, ke kantin yuk!" ajak Silvy.
Nastha mengangguk "Yuk!".
***
Wow! Silvy makin cakep yah?Gila! Siapa tuh yang disamping Silvy. Siswa baru itu yah? Cantik juga.
Cecan Merpati plus satu nih!
Alamat gue embat dua-duanya.
Kak Silvy cantik yah?
Eh kakak yang di samping kak Silvy cantik juga yah?
Begitu banyak pujian yang sudah biasa jika Silvy memasuki kantin. Apalagi sekarang ditambah lagi dengan Nastha yang super duper cantik.
Silvy dan Nastha menuju ke meja dimana meja itu yang selalu menjadi tempat Silvy saat Nastha belum datang.
"Loe mesen apa?" tanya Silvy saat Nastha sudah menempati meja yang dimaksud.
"Samain aja!" jawab Nastha yang diangguki oleh Silvy.
Tidak butuh waktu lama untuk Silvy mendapatkan pesanan. Walaupun kantin seramai apapun Silvy tetap menjadi orang pertama yang mendapat pesanan. Sehingga siswa-siswi selalu protes pada Bi Iyah - bibi kantin - yang selalu pilih kasih.
"Nih!" Silvy memberikan pesanan Nastha.
Saat sedang makan, Nastha mengedarkan pandangannya kw seluruh penjuru kantin.
Nastha membulatkan matanya saat pandangannya terarah ke pojok kanan kantin. Disana ada Farga - kakaknya - dua orang cowok yang dia tidak tahu namanya dan cowok yang menabraknya di super market.
Kekesalan Nastha terhadap cowok itu kembali muncul.
"Tuh cowok kok sekolah di sini sih" tanya Nastha dalam hati.
Deg!
Nastha mengalihkan pandangan ke makanannya saat cowok itu sedang menangkap basah dirinya.
Nastha langsung melahap makanannya tanpa menoleh kemanapun.
Cowok itu hanya menatap Nastha dingin. Tak ada raut kaget ataupun apalah di wajahnya.
Setelah selesai memakan makanannya Nastha mengajak Silvy untuk segera kembali ke kelas. Silvy yang tidak tahu apapun menurut saja. Mujur makanannya sudah habis kalau masih ada dia akan menghabiskannya dan akan pergi setelah makananya dihabiskan.
Saat di kelas ...
"Oh God!" Nastha mengipas wajahnya yang kepanasan. Bukan karena cuaca yang panas tapi ia menjadi panas karena melihat wajah cowok yang pernah berurusan dengannya apalagi bersekolah di sekolah yang sama.
"Loe kenapa sih? Dari tadi ngipas muka loe padahal nggak panas. Di kantin juga, mata loe udah mau ke luar kayak habis lihat hantu?" begitu banyak pertanyaan yang dilontarkan Silvy.
Nastha menetralkan nafasnya barulah ia menceritakan apa yang terjadi dengannya dua puluh menit yang lalu.
"Loe tahu nggak cowok yang tadi duduk di bagian pojok kanan kantin?" tanya Nastha.
Silvy yang tahu maksud Nastha langsung mengangguk.
"Yang mana? Kan ada empat orang? Ka Nathan? Ka Farga? Ka Revan? atau Ka Dio?" tebak Silvy.
"Itu yang duduk paling depan".
" Oh Ka Nathan" ujar Silvy ber-oh ria.
Nastha mengangguk.
"Terus apa masalahnya sama loe?" tanya Silvy.
"Asal loe tahu yah? Jujur, dia bikin gue kesel sampai sekarang. Gini yah, kan gue belanja di super market. Saat gue asik-asiknya belanja, tiba-tiba ada yang nyenggol gue sampai-sampai semua belanjaan gue jatuh berserakan. Dan yang nyenggol gue itu dia. Udah gitu dia langsung pergi dan nggak minta maaf ke gue. Kan gue kesel banget tuh!" jelas Nastha panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR
Подростковая литература"Loe udah buat hati gue hancur dan loe pikir maaf bisa balikin semuanya? Hah?? Jawab Nathan!!!!!" teriak Nastha frustasi. "Tha hanya maaf yang bisa gue lakuin. Karena waktu gak bisa diputar lagi" kata Nathan berusaha membujuk Nastha. "Tuh kan gampan...