Nastha yang sudah rapi mengambil sarapannya dan menyantapnya.
“Nathan udah balik pas loe tidur” Nastha berdeham.
Pagi tadi sekitar jam 5 Nathan kembali ke rumahnya. Ia berniat menunggu Nastha bangun tetapi ia mengurungkan niatnya mengingat Nastha yang masih enggan berbicara dengan dirinya.
Nastha tidak merespon Farga yang sedari tadi membahas Nathan.
“Bisa makan dulu gak kak? Udah mau telat nih” Farga langsung menghentikan bicaranya mengingat bagaimana Nastha jika sedang badmood. Lebih baik Farga diam dari awal daripada dirinya juga kena imbas.
Selesai makan Nastha memutuskan untuk menunggu kakaknya di luar.
***
Nastha menatap datar pada orang yang ada di depannya sekarang, siapa lagi kalau bukan Nathan.“Tha, ikut gue yuk” Nastha langsung memalingkan pandangannya.
Nathan menggenggam tangan Nastha “Tha, tolong” terlihat pancaran wajah Nathan dengan ekspresi memelas. Nastha kembali menatap nathan dan berlalu meninggalkan Nathan.
Silvy yang mengekori Nastha terlihat kesal dengan sikap Nastha yang sangat acuh tak acuh dengan Nathan. Tapi, Nastha tetap pada pendirian, sakit hatinya yang dilakukan Nathan masih sangat terasa.
Nathan yang melihat sikap Nastah acuh padanya langsung berbalik dan menghilang di balik tembok.
Sesampainya di kelas, mulailah Silvy mengeluarkan omelannya yang di tahan sedari tadi.
“Tha, kasihan tau ka Nathan. Loe gak mukanya memelas gitu” kata Silvy dengan nada memohon.
Nastha menatap Silvy kesal “sahabat loe gue apa dia sih. belain aja terosss” Silvy langsung mendekat.
“Ih bukan gitu Tha. Gue kan niatnya baik cuma pengen bantu ka Nathan aja” kata Silvy menjelaskan.
Nastha menatap Sivy malas.
“Auh ah malas gue. Jangan gangguin gue. Gue mau sendiri” Nastha langsung menenggelamkan wajahnya ke dalam tas.
Silvy mulai menyesali niatnya, bukannya disetujui tapi malah dirinya yang juga imbasnya akibat niatnya yang sangat baik itu.Sampai istirahat pun, Nastha masih mengacuhkan Silvy. Bukannya Nastha sengaja, tapi ia memang agak kesal dengan Silvy, bukannya membelanya tapi malah membela Nathan.
“Tha udahan yuk marahnya. Gue gak bisa loe giniin” Silvy menoel-noel bahu Nastha pelan.
Nastha masih tidak merespon malah semakin cuek. Saat dirasa kesal dengan tingkah Silvy barulah ia bersuara.
Nastha menghentikan langkahnya.
“Silvy bisa diam gak!” Silvy terdiam. Tangannya yang sedari tadi menoel bahu Nastha diturunkan pelan.
Silvy memasang tampang memelas dan akhirnya Nastha luluh.
“Gue tuh gak marah sama loe. Hanya kesal doang loe belain banget ka Nathan sedangkan yang terluka disini gue. Hibur gue kek apa kek jangan bahas ka Nathan mulu. Udah capek tambah capek gue” Silvy mangguk-mangguk.
“Iya Tha maaf, gue salah. Tapi, suer niat gue baik kok. Biar loe sama ka Nathan gak saling jauh aja” Nastha menghela napas pelan, kembali melanjutkan jalannya.
Silvy tahu Nastha masih merasa kesal padanya. Dengan langkah gontai Silvy mengekori Nastha menuju parkiran.
“Tha, sama gue yuk” titah Farga yang sekarang sudah duduk manis di atas motor menunggu kedatangan adik cantiknya itu.
Nastha mengangguk menyetujui.
“Vy gue duluan” Nastha menaiki dengan bantuan kakaknya dan langsung melaju pergi.“Sendiri lagi deh” gumam Silvy pelan.
“Auww. Gimana sih” Silvy meringis saat punggungnya tiba-tiba kesenggol.
“Punya mata gak sih. Sakit nih punggung gue” Silvy langsung kembali mengomel melihat siapa pelaku yang menyenggol dirinya.
Azka terlihat menyengir dan merasa tidak bersalah. Ia malah memainkan alis matanya ke atas ke bawah menggoda Silvy.
“Punya hobby yang berbobot dikit napa sih. Eroro mulu otak lo” Silvy masih tak berhenti mengomel.
“Pulang bareng gue yuk” ajak Azka.
“Ogah!!” ditolak mentah-mentah oleh Silvy.
Azka langsung menggelengkan kepalanya pelan. Tidak percaya dengan sikap Silvy barusan, padahal di luar sana banyak perempuan yang mau ia boncengi. Tapi, Silvy dengan mudahnya menolak ajakan tanpa berpikir.
“Aneh deh loe. Ya udah. Ajakan gue berlaku sekali” Azka langsung melenggang menuju motornya dan sekarang sudah berhenti di depan Silvy.
Tanpa bicara lagi Azka langsung melajukan motornya meninggalkan Silvy.
Tepat di depan gerbang Azka berhenti dan menoleh ke belakang.
“Kayaknya sepi deh dan angkot gak akan lewat” Azka berhenti menunggu keputusan Silvy.
Silvy terlihat sedang memperhatikan sekitarnya dan benar saja sekolahnya sudah sangat sepi. Apa hari bukan keberuntungannya dan mau tidak mau ia harus mengiyakan ajakan Azka kalau tidak mau tidur di sekolah sampai besok pagi atau jalan kaki menuju rumahnya.
Azka tersenyum puas melihat Silvy berjalan ke arahnya.
_____________________________________________________
Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/141461347-288-k49594.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR
Genç Kurgu"Loe udah buat hati gue hancur dan loe pikir maaf bisa balikin semuanya? Hah?? Jawab Nathan!!!!!" teriak Nastha frustasi. "Tha hanya maaf yang bisa gue lakuin. Karena waktu gak bisa diputar lagi" kata Nathan berusaha membujuk Nastha. "Tuh kan gampan...