"Vy sumpah gue malu banget" teriak Nastha saat dirinya baru saja masuk ke kamar Silvy.Prak.
Karena kaget ponsel yang dipegang Silvy terjatuh dan untungnya bagian-bagiannya masih utuh.
"Eh maaf! Gue nggak sengaja" ucap Nastha dengan nada memohon.
Silvy hanya menggeleng-gelengkan kepalanya pelan melihat tingkah Nastha. Karena sudah menjadi kebiasaan Nastha jika masuk ke kamarnya dengan berteriak dalam hal apapun.
"Apasih loe. Suka banget bikin gue kaget. Mujur nggak jantungan gue. Kalau nggak udah mati dari kemarin-kemarin" omel Silvy kesal.
"Yah habisnya gue kan syok" ujar Nastha berusaha membela dirinya.
Silvy hanya menghela nafasnya pelan. Karena percuma jika ia melawan Nastha karena jawaban Nastha selalu membuatnya terpaksa mengalah.
Nastha langsung mengambil posisi duduk di samping Silvy dan menceritakan kejadian yang dialaminya tadi di kamar Farga.
Silvy yang mendengar sekali-sekali menggelengkan kepalanya, berdecak dan melototkan matanya kaget.
"Jadi dia hanya natap loe datar gitu? Emangnya bggak ada ekpresi lain" Nastha menggeleng.
"Yah gue seneng dong dia natap gue kayak gitu. Tapi hati gue kok sakit yah. Kek rasa diiris gitu. Perihnya masih kerasa" kata Nastha dengan suara dibuat lembut.
"Loe suka yah sama Ka Nathan?" goda Silvy.
Nastha berdecak "Boro-boro!".
"Ya elah loe nggak bisa boong sama gue. Gue bisa lihat dari mata loe".
Nastha hanya memaksakan senyumnya.
***
Sedangkan di rumah, Dio dan Revan sudah terlelap. Tersisa Farga dan Nathan yang masih bertahan.
Mereka berdua sedang beradu memenangkan game. Jika menurut pengamatan Nathan tidak pernah kalah dalam bermain game.
"Gue balik!" pamit Nathan. Ia berdiri dan mengambil kunci motornya di nakas tempat tidur.
"Dio sama Revan gimana?" tanya Farga sambil melirik keduanya yang sedang terlelap di alam mimpi.
Tanpa menjawab pertanyaan Farga Nathan langsung melenggang pergi.
Farga menghela nafas kasar "Dasar manusia kaca!" cibirnya kesal.
***
Dinda dan Edo yang baru pulang dari luar negeri langsung mengistirahatkan dirinya di ruang keluarga.
Edo terlihat sangat kelelahan tapi tidak dengan istrinya yang lagi membuatkan sarapan untuk putra dan putrinya. Kebetulan Bi Inah pulang ke kampungnya karena suaminya lagi sakit jadi Dinda yang menggantikan posisinya.
Dinda menoleh ke arah tangga saat mendengar derap langkah kaki. Ia mengernyit karena yang muncul bukan Farga dan Nastha melainkan dengan Dio dan Revan.
"Ka? Adek mana?" tanya Edo yang duluan menyadari tidak ada Nastha.
Farga memutuskan pandangannya ke Dinda dan menoleh ke arah papanya yang sedang menunggu jawaban darinya.
"Adek nginap di rumah Silvy dari semalam" Edo dan Dinda hanya mengangguk mendengar penuturan Farga.
Ketiganya langsung duduk di meja makan untuk sarapan. Farga sarapan dengan tenang berbeda dengan Dio dan Revan yang sambil bercengkrama dengan Dinda karena mereka sudah sangat akrab seperti saudaraan.
![](https://img.wattpad.com/cover/141461347-288-k49594.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR
Teen Fiction"Loe udah buat hati gue hancur dan loe pikir maaf bisa balikin semuanya? Hah?? Jawab Nathan!!!!!" teriak Nastha frustasi. "Tha hanya maaf yang bisa gue lakuin. Karena waktu gak bisa diputar lagi" kata Nathan berusaha membujuk Nastha. "Tuh kan gampan...