Sekitar jam setengah tiga Nathan tiba di rumahnya. Karena jam pulang sekolah saja sudah jam dua. Tiba-tiba terlintas wajah Nastha di pikirannya."Argh!" Nathan menghela nafas kasar dan mengambil ponselnya dan ia menelpon seseorang.
"Halo pak! Di luar gerbang masih ada siswa perempuan?" tanya Nathan saat teleponnya sudah dijawab.
"Ia den, masih ada. Dia lagi duduk di halte kayaknya tunggu jemputan" jawab seseorang di seberang sana.
Tanpa mengucapkan terima kasih Nathan langsung mematikan telepon sepihak.
Ia kembali melajukan motornya menuju ke sekolah.
***
Nastha sudah kelelahan menunggu taksi yang tidak lewat sejak tadi.
Motor Nathan berhenti tepat di depan Nastha.
"Naik! Gu-" belum sempat menyelesaikan ucapannya Nastha sudah langsung bergegas naik ke motornya. Nastha tidak peduli siapa yang menyuruhnya naik yang intinya dia bisa pulang.
Nathan hanya mengehal nafasnya pelan.
Nathan kembali melajukan motornya membelah jalanan kota Bandung. Di tengah perjalanan, tiba-tiba Nastha melingkarkan tangannya di pinggang Nathan dan ia tertidur di punggungnya.
Nathan respek dan langsung melihat ke kaca spion dan disana terlihat pantulan wajah Nastha yang sedang tertidur karena kecapean. Ia hanya memasang ekpresi datar.
Mujur ia mengetahui rumah Nastha berhubung Nastha adalah adiknya. Bagaimana ia tahu kalau Nastha adiknya Farga? Cari saja jawabannya sendiri!.
***
Nathan memberhentikan motornya di depan rumah Nastha.Ia berniat membangunkan Nastha tapi tidak tega karena Nastha terlihat sangat kelelahan. Dengan hati-hati ia memarkirkan motornya dan menggendong Nastha ala bridle style.
Nathan menekan bel dan pintu dibuka. Farga heran melihat Nastha yang sudah ada di gendongannya.
Nathan bertanya dimana kamar Nastha.
Tanpa bertanya lagi Farga mengantarkan Nathan ke kamar Nastha.
Nathan membaringkan Nastha di tempat tidurnya dan menyelimutinya dengan selimut Doraemon - selimut kesayangan Nastha -.
Farga mengajak Nathan untuk turun ke ruang tamu.
"Gimana Nastha bisa sama loe?" Farga langsung melontarkan pertanyaan ketika ia dan Nathan sudah duduk di ruang tamu.
Flashback on!!!
Ahhh" geram seseorang karena kaleng yang ditendang Nastha mengenai kepalanya.
Nastha menoleh ke arah orang itu dan ternyata dia adalah Nathan. Ia membelalakan matanya lebar.
"Ups. Kok gue nendang ke arah Ka Nathan sih. Apes bener gue hari ini" sesalnya dalam hati.
Nathan melihat ke arah Nastha. Perlahan ia berjalan ke arah Nastha dan berdiri di hadapannya.
Sebisa mungkin ia memasang wajah datar seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Loe kan pelakunya?" tanya Nathan dingin.
"Sembarangan banget loe! Kalau nuduh orang harus ada bukti. Mana buktinya?" tangan Nastha terulur meminta bukti.
Nathan memasang ekspresi datar.
"Gue nggak suka pembohong!" kata Nathan dingin.
Nastha tetap keuh-keuh dengan pendiriannya yang tidak mau mengaku perbuatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR
Teen Fiction"Loe udah buat hati gue hancur dan loe pikir maaf bisa balikin semuanya? Hah?? Jawab Nathan!!!!!" teriak Nastha frustasi. "Tha hanya maaf yang bisa gue lakuin. Karena waktu gak bisa diputar lagi" kata Nathan berusaha membujuk Nastha. "Tuh kan gampan...