Hai, Vote n comment
Happy reading ya pren🐼-Masalah akan datang cepat atau lambat. Jika masalah datang, sambut dengan sebaik mungkin. Semakin ramah Anda menyapanya, semakin cepat ia pergi.-
"Woiii taie lo gausah banyak muka deh cukup satu muka buluk lo itu aja punya banyak dosa!!! Gue udah bilang kalo lo lakuin itu gue lah yang jadi penghalangnya." kata Arman saat melihat orang yang datang di kontrakan Acel saat ini"Abang-abang kok pada brantem gitu? Ga langsung pake pisau? Ni pisau Acel ketemu di dapur. Kalau pengen brantem jangan pake mulut, brisik tau." ucap Acel sambil menggendong tas bajunya
"Bang Arman Acel udah selesai, Bang Vito kalo pengen jual Acel tu biar harganya gede kalo boleh jualnya sama yang kaya raya biar nanti kalo kita ketemu Acel jadi bos abang-abang." kata Acel lalu terkekeh ketawa "Canda bang Vito jangan jual Acel lah." tambahnya
"Good boy ayo Cel ikut abang." kata Arman sambil memegang pergelangan tangan Acel tapi ditepis langsung oleh Vito
"Lo gausah baik sama ni anak, jangan lupa kalo kita juga dikalangan ni anak, jadi biar dia ngerasain gimana deritanya kita dulu!!" Kata Vito
"Lo masih punya otak atau otak lo udah lari pindah ke organ lain, dia ga salah apa apa kenapa lo bawa bawa dia jadi seperti hidup kita?" Balas Arman membuat Vito terdiam sejenak
"Udah sekarang kamu pergi anak kecil jangan denger ucapannya pergi sejauh mungkin jangan kembali kesini lagi!!" Tambah Arman lagi
"Assalamualaikum, ini ada apa ya ribut ribut?"
"Ohiya kamu Vito kan? Jadi mana anak yang kamu bilang itu?" Tanya sambil melangkah mendekati ketiga orang yang berada di dalam rumah
"Yang izinin om masuk siapa? Acel tuan rumah loh?" Tanya Acel menatap orang itu dengan polosnya
"Suka hati saya lah, jadi Vito mana tu anak? Ini?" Tanyanya lalu menunjuk ke arah Acel
"Kenapa sama Acel om? Iya Acel tau kok Acel ganteng dan tentunya imut. Suka ya? Ouh maaf Acel ga belok." Jawab Acel dengan santainya
"Jangan dengar kan dia, jadi anda yang ingin membeli anak ini?" Tanya Vito sambil tersenyum sinis "Seperti yang sudah dikatakan John dan saya tau anda sudah tau akan hal itu" jawab orang berjas hitam itu.
"Harganya udah ditetapkan dan saya sudah membayarnya jadi saya meminta hak saya untuk anak ini." katanya lagi "Kalau saya menghalang bagaimana?" Kata Arman sambil sedikit terkekeh pelan menatap lelaki dihadapannya itu
"Kau akan berurusan dengan bos mu sendiri" katanya lagi "Cepat bawa anak ini pergi!!" Ujar Vito membuatkan Acel menatapnya dengan ketidakpercayaan. Dirinya mengira ini semua bohongan belaka tapi alhasil itu adalah kebenaran yang dia dapatkan.
"Gamau pergi sama dia bang." kata Acel yang ingin menangis "Pergi jangan nyusahin orang." jawab Vito lalu beranjak pergi dari sana sambil menarik kasar Arman untuk berjalan dengannya
Dan tak lama tubuhnya yang kecil itu di gendong paksa oleh lelaki dihadapannya tadi "Sebaiknya kamu tidur besok akan menjadi pengalaman pertamamu melihat dunia bawah." katanya dengan suara menyeramkan di indra pendengaran Acel
"Lepasin Acel please, Acel gamau ikut om biarkan Acel pergi." kata Acel dengan nada yang ingin menangis sambil menatap manik mata lelaki itu
"Apa apaan kau, kau fikir aku membelimu menggunakan bulu ketek dengan entengnya kau bilang biarin kau pergi?" ucapnya sambil menuruni tangga kontrakan dan langsung ingin ke tapak parkir.
"Masuk!!"
"Kan Acel digendongan om gimana cara mau masuk?" tanya Acel lagi menatap lelaki itu polos
"Acel harus pergi!!" Batin Acel berteriak saat meliat pistol yang ada di mobil itu
Mendengar ucapan Acel langsung saja lelaki itu menurunkan tubuh kecil Acel buat berjalan sendiri
"Cepat masuk mobil jangan ke mana-mana, saya ingin membuat panggilan sebentar," ujarnya ke Acel dan diberikan anggukan saja oleh Acel "Baiklah om."
Saat dilihatnya punggung lelaki itu tak terlihat lagi dengan hati hati Acel membuka pintu tersebut buat pergi, tapi sebelumnya dengan menggunakan sticky note Acel menggambar bentuk matahari dan hujan "Acel pergi ya om maaf Acel boong tapi hidup Acel harus menjadi matahari bukan suram seperti mendung ketika hujan, Acel gamau memperburukan hidup Acel, maaf ya om."
Setelahnya Acel langsung pergi dari kawasan tersebut,berlari sejauh mungkin sehingga melihat jalan raya besar yang berada di hadapannya. Dengan menggunakan tenaga yang banyak Acel kembali berlari ke jalan itu buat mencari bantuan.
Bukannya mencari bantuan, malah dirinya melihat pergaduhan di jalan itu, aksi tembak menembak yang di lakukan membuatkan mata Acel langsung membola karna terkejut.
Acel lagi lagi terdiam saat melihat pistol yang berada tepat dikakinya itu entah itu asli atau mainan Acel mengambilnya lalu mendekat ke arah orang yang lagi brantem itu.
"Om besar awas!!!" Teriak Acel saat melihat musuh dari orang itu ingin menembaki seorang lelaki yang berbadan tegap itu. Entah keberanian dari mana Acel langsung saja mengarahkan pistol ditangannya ke arah pihak lawan tersebut dan..
Dor..Dor..Dor
"Apa yang kau lakukan? Kau siapa?" Tanyanya dengan suara dingin membuatkan Acel menunduk ketakutan
"I..i..ini om besar pistol om besar, jangan marah om kan Acel cuma mau b..b..bantu om biar selamat apa salah ya?" Tanya Acel lagi dan ingin pergi
Niatnya untuk pergi terhenti saat beberapa pistol mengarah ke dirinya lebih tepat di kepalanya
"Om om kenapa sih hikss hikss jangan bunuh Acel hikss hikss nyesel kabur hikss keluar mulut harimau masuk mulut buaya ini huaa mama hiks hikss_" tangis Acel membuatkan telinga antara dari mereka sakit mendengar nya
"Turunkan senjata kalian."
"Jangan menangis, kenapa kamu disini?"
"Tadi bang Vito jual Acel sama satu orang om om terus Acel kabur hiks hiks Acel ketemu kalian tembak tembak Acel kira itu pistol mainan eh taunya beneran" kata Acel jujur "Orang tua mu mana?" Tanyanya lagi
"Udah diatas disamping tuhan." kata Acel sambil tersenyum manis menatap langit
"Mulai sekarang kamu adalah anak saya tiada penolakan"
"Wihhh siapa yang nolak ayolah gas ngeng!!"
Sorry baru up tadi ketiduran.
Update selasa minggu depan lagi ya pren bye🐼
(26/08/2021)
KAMU SEDANG MEMBACA
Marcell Davies||•Complete
Teen Fiction(BELUM DI REVISI. TYPO BERTEBARAN YANG KATARAK JANGAN BACA NTAR MATA SAKIT!!) Start:-24/08/2021 Anak yang hidup sebatang kara tidak mempunyai pendamping lagi di dunia, dirinya telah ditinggal oleh kedua orang tuanya akibat sebuah kecelakaan yang men...