26

999 123 5
                                    

Hallo pren, nungguin ya?
Vote oii yang selalu bilang php ga up segala aku up kalian ga vote.. di beri harapan palsu mulu ah..
Happy reading🌻💙

Aku pilih untuk selalu memaafkan sebab aku tahu setiap manusia melakukan kesilapan. Aku sendiri pun tak sempurna dan kadang tersilap juga.

Hari ini sudah memasuki 3 hari buat Acel berada di ruangan serba putih ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini sudah memasuki 3 hari buat Acel berada di ruangan serba putih ini. Selama dirawat Acel hanya mau berdekatan dengan abang dan kakanya tidak pada daddy nya itu. Hal tersebut membuatkan hari Dailan sedikit mendung tanpa cahaya yang terpancar dari anak kesayangannya itu.

Lain pula terbaliknya ke Acel, anak itu seakan-akan tidak memperdulikan sosok daddy-nya yang senantiasa berada di ruangan itu. Ya mungkin terlihat tidak perduli tapi siapa tau di dalam hatinya yang saat ini menahan buat tidak memeluk apalagi bermanja manja dengan daddy nya itu. Ketakutan nya juga masih bisa terasa saat melihat mata tajam milik daddy-nya itu

"Ga pernah berubah" batin Acel menatap daddy-nya yang sedang duduk di sofa sambil menatap tabletnya sesekali juga dirinya menatap anak kesayangannya itu berinteraksi dengan kedua temannya, siapa lagi kalau Juna dan Leon. Setelah tau teman mereka itu masuk rs langsung saja mereka meminta izin pada ortu mereka buat menjenguk Acel.

"Acel dimana lagi yang sakit?" Tanya Leon yang sedari tadi tak henti henti meringis melihat tubuh Acel yang masih terlihat biru biru

"Ga ada yang sakit kok semua nya udah pulih abang abang aja tu ga mau Acel pulang mansion" kata Acel tetap tersenyum

"Memangnya gimana sih Acel bisa punya lebam banyak kayak gini? Kalau jatuh pling cuma satu tempat doang tapi ini, kamu di hukum ya?" Tanya Juna yang diakhirnya pelan takut takut didengar oleh Dailan.

"Ah? I..i..itu Acel lagi jalan jalan sama abang nah terus Acel mau nya ke supermarket dulu buat beli cemilan tapi gara gara cape nunggu abang yaudah Acel nunggu di luar supermarket. Eh taunya ada kejadian rampokan tu jadi yaudah Acel bantulah eh taunya Acel yang di pukul jadilah gini" kata Acel sambil menghilang kan sedikit keraguannya itu

"Aneh, masa iya abangnya mau masuk supermarket buat beli cemilan? Kan ada bodyguard yang bisa beliin pasti ada yang disembunyiin ni anak aihh" batin Juna

"Lain kali hati hati kalo dia mukul kepala mu dan berakhir kamu hilang ingatan gimana hm? Masa iya kamu lupain wajah luknut temanmu satu ini?" Kata Juna menunjuk Leon yang masih menatap mereka dengan tatapan blur nya

"Nape lu?" Tanya Juna "Kagak pulang yuk, Lo juga harus istirahat Cel jangan main mulu ntar ga keluar keluar dari sini tau rasa lo" kata Leon dan diberi anggukan pada Acel

"Kan kalian yang datang pas Acel mau istirahat, jadi ini tu salah kalian bukan Acel" kata Acel dan diiyakan saja oleh mereka yang langsung berpamitan dengan Acel begitu juga Dailan.

Sesaat dimana mereka keluar dari ruangan langsung saja Juna menanyakan "mengapa?" Pada Leon

"Lo ngerasa ga kalo daddy nya yang ngehukum dia sampe gitu? Ihh serem gila!! Untung papa kesayangan terlope lope gue ga gitu" kata Leon

"Babeh gue juga ga ngehukum gue sampe gitu kali paling di rantai doang yaudah lah ayo pulang ntar berabe lagi urusannya kalo kita belum pulang ke kandang masing masing" ucap Juna yang duluan berjalan meninggalkan Leon di belakang nya

"Lo kira gue anak ayam apa buat masuk ke kandang masing masing" kata Leon "Terserah gue lah mau ngomong apa mulut gue kan bukan mulut elo" kata Juna dan diberi dengusan kesal oleh Leon

Sementara di ruangan itu, Acel masih saja termenung tanpa sadar bahwa daddy nya sudah berada di sampingnya

"Gimana seru tadi? Ga mau sembuh cepat, kalau Acel udah sembuh bilang apa aja daddy kabulin" katanya

"Sekarang istirahat, emang ga mau pulang hm?" Tanya Dailan dan hanya ditatap oleh Acel tanpa menjawab ucapannya

"Beneran dikabulin ga tu?" Batin Acel

"Acel mau kue coklat banyak banyak boleh?" Tanya Acel, mendengar permintaan anaknya itu bukan kepalang senangnya Dailan sambil tersenyum gembira menatap anaknya itu

"Boleh, kamu maunya sekarang?" Tanya Dailan dan diberi anggukan ragu oleh Acel "Yaudah bentar" katanya lalu memanggil Bian buat berdepan dengannya

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya Bian sopan

"Beli semua toko kue yang menyediakan kue coklat di negeri ini. Dan saya perintahkan buat..." Ucapan Dailan terpotong dengan panggilan Acel

"Dad, jangan berlebihan aku cuma mau kue coklat bukan tokonya. Acel ga bisa buat kue coklat taunya makan doang" kata Acel tetap dengan nada yang pelannya

"Tiada yang meminta mu untuk membuat kue coklat daddy membeli semua toko coklat biar nanti jikalau kamu menginginkannya itu gampang tinggal datang ke tokonya ambil aja kue nya" kata Dailan yang akhirnya terkekeh pelan mendengar ucapan anaknya itu

"Ouhh kue coklat yang banyak ya" kata Acel lagi tersenyum tipis "Hihihi gasabar makan kue coklat yang banyak" batin Acel

"Kamu dengar Bian, jika mereka enggan buat membiarkan saya membeli toko mereka bakar saja tu toko mau itu ada orangnya atau tidak ada" kata Dailan dan diberi anggukan patuh oleh Bian

"Baik tuan, saya permisi" katanya lalu beranjak pergi dari sana

"Sekarang kamu istirahat saja dulu" katanya dan diiyakan saja oleh Acel. Baru saja ingin melelapkan mata terdengar dobrakan keras dari pintu ruangan tersebut

"Dad!! Aku dapat tau jika mereka berkeliaran disini"

"Siapa?"

"Mr.G"



Siapa lagi ni Mr G aduhhhhh.. kwkwkwk berbalik lagi ni siapa "Dia"😂😂😂
Double? Liat tr malam gimana okey?
(21/09/2021)

Marcell Davies||•CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang