31

995 119 11
                                    

Hallo pren gimnaa kabar nya? Sihat Alhamdulillah. Vote n comment juga ya..
Happy Reading🌻💙

Nak cari manusia yang boleh hidup dengan kau tu ramai tapi manusia yang memang boleh terima perangai kau dan kelemahan diri kau memang sedikit bahkan sangat mustahil untuk kau dapatkan.

Kesakitan buat kita kuat , pengalaman buat kita hebat , ujian buat kita tabah , kesedihan buat kita lebih gagah . sesungguhnya setiap dari ujian itu ada hikmahnya

"Melamun terus ni anak ayah, mikirin apa hm?" Kata Gabriel yang baru saja masuk ke kamar yang sudah disediakannya buat Acel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Melamun terus ni anak ayah, mikirin apa hm?" Kata Gabriel yang baru saja masuk ke kamar yang sudah disediakannya buat Acel

"Ayah, apa langit dan bumi itu terlalu jauh buat di gapai? Sama kayak aku dan bunda yah ayah? Acel kangen bunda" katanya membuatkan Gabriel memeluk nya dengan sayangnya

"Ayah apa daddy sekarang gembira? Acel udah pergi dari nya apa dia bahagia? Padahal Acel kangen sama abang Kaka apalagi daddy tapi kenapa daddy kayak gitu ke Acel? Acel salah ya minta diperhatikan dikit aja, cape Acel daddy bilangnya bentar tapi apa? Daddy lebih pentingin berkasnya" sungut Acel sambil menyandarkan kepalanya pada dada bidang ayahnya itu

"Daddy mu mungkin tida menyayangi mu, jadi mulai sekarang gaada lagi nama daddy yang ada cuma saya, ayah kamu sampai kapan pun begitu gimana?" Tanya Gabriel sambil tertawa devil di hatinya

"Sebentar lagi Dailan lo akan rasain gimana jadinya gue tanpa anak dan istri gue" batin Gabriel

"Ga deh daddy tetap daddy Acel. Acel sayang banget sama daddy Dailan, mungkin saat itu daddy lagi sibuk terus Acel ganggu jadi ya daddy marah" kata Acel tetap positive thinking

Lain lagi di tempat ini, Dailan tetap saja menyesali atas apa yang diperbuatnya pada permatanya, ditambah lagi ketiga putra kandungnya itu yang tidak menampakkan batang hidung mereka. Kekesalan dan kemarahan mereka membuncah saat setelah mengetahui keberadaan Acel.

"Maafin daddy Acel bentar daddy ke ambil kamu tenang aja" batin Dailan lalu beranjak buat bersiap siap mengambil putra bungsu kesayangannya itu

"Sudah kamu pastikan anak saya ada di sana? Sekarang kita kesana" katanya tak lupa dirinya membawa beberapa peluru dan dua revolver miliknya untuk sewaktu waktu keadaan genting dan memerlukan senjata itu.

"Iya tuan, baik tuan" kata Bian lalu mengekori tuan besarnya itu dari belakang

Lain lagi Samuel saat ini, mereka sepertinya tidak melakukan apa apa. Sedari tadi juga mereka santai di kamar hotel milik Samuel sambil meminum bir yang dibeli oleh Steward.

Marcell Davies||•CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang