47

1K 88 12
                                    

Salam pagi 20/11 buat kalian semua . Vote n comment oii!!! Kenapa bah nda merati ni adeyhhh..

Selamat membaca,

Sebaiknya kematian yang berlaku dijadikan teladan dan berusaha mengumpul sebanyak-banyaknya amalan sebelum mati tapi hakikatnya manusia menganggap kematian itu selalu lambat.

2 Minggu telah pun berlalu, permintaan maaf dari Dailan pun dengan senang hati di terima oleh Acel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 Minggu telah pun berlalu, permintaan maaf dari Dailan pun dengan senang hati di terima oleh Acel. Karna baginya tiada kata untuk membenci orang tua sendiri. Walau pada hakikatnya mungkin tidak dan mungkin juga terjadi pada situasi yang mendatang bahwa kehidupan bertukar seperti roda yang berputar.

Kini, Acel sudah berada di mansion milik Dailan. Awalnya ketiga abangnya itu menolak buat mengizinkannya untuk tinggal kembali bersama Dailan dan yang lain. Namun, berkat dari bujukan Acel dan mereka terpengaruh akan hal itu membuatkan mereka mengiyakan apa yang di inginkan oleh si bungsu.

"Daddy?" Panggil Acel dengan senyum yang melebar mendekat ke arah Dailan

"Yes son, what happen hm, are you okey? Ada yang sakit hm?" Tanya Dailan pada Acel secara beruntun membuatkan Acel keliru buat menjawab satu satu soalan yang di beri oleh daddy-nya itu

"Acel gapapa kok, Acel kangen sama daddy. Jangan jadi kemaren ya hati Acel sakit loh dad." kata Acel lalu terkekeh geli mengenang nasibnya dulu kala.

"Hehe, maaf ya son, daddy janji ga akan begitu lagi. Daddy akan menjaga mu Ano." Kata Dailan membuatkan Acel menggelengkan kepalanya

"Dad, my name is Acel not Ano. Ano udah pergi dan sekarang hanya ada Acel. Call me Acel not Ano. Ano adalah kisah silam dari Acel tapi Acel ga mau mengingat hal sepahit itu. Dan Acel berharap di kehidupan seterusnya Acel akan bahagia tanpa sedih yang terasa di hati tentang keluarga ataupun cinta yang abadi." Kata Acel tersenyum bangga menatap Dailan yang hanya tersenyum tipis sambil mengelus puncak kepala milik Acel.

"Sebaiknya anaknya daddy tidur siang. Daddy ga mau anak daddy ini sakit lagi." Kata Dailan lalu mengecup kening Acel

"Baik lah dad, Acel sayang daddy banyak-banyak." kata Acel lalu di anggukkan oleh Dailan "Daddy lebih sayang sama kamu son." Kata Dailan lalu membiarkan anaknya itu buat beranjak pergi dari sana. Setelah itu dirinya langsung memfokuskan dirinya kembali terhadap pekerjaannya saat ini

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang menggeram marah melihat reaksi kedua anak dan daddy itu "Perebut kebahagiaan harus dimusnahkan." Batin anak kecil itu sambil mengepal kedua tangannya lalu pergi dari sana

(***)

"Kenapa tiada satu pun yang laporin ke saya!!!" Marah Dailan pada semua bodyguard dan para maid yang bekerja di mansion itu

"Maaf tuan tap_" ucapannya terpotong dengan bentakan Dailan lagi

"Ngapain minta maaf?!! Maaf mu tidak berguna!!" Kata Dailan dengan amarahnya yang semakin memuncak

Marcell Davies||•CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang