34

851 128 11
                                    

Hallo pren, vnc
Hppy Reading😂🌻💙

Jangan terlalu biarkan hati dihantui perasaan cemburu.
Bila cemburu sedikit bolehlah dikata sayang dan comel tapi cemburu buta atau cemburu melampau hanya merosakkan hubungan.

"Adek gapapa? Ada yang sakit ga?" Tanya Steward yang khawatir saat mengetahui adeknya itu di pukul oleh daddy-nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek gapapa? Ada yang sakit ga?" Tanya Steward yang khawatir saat mengetahui adeknya itu di pukul oleh daddy-nya

Begitu juga Samuel yang langsung saja menggendong tubuh kecil Acel sambil menenangkan anak itu

"Sini abang obatin luka kamu" kata Shandy sambil mengisyaratkan Samuel buat membaringkan adek kecil mereka itu

"Gapapa kok, Acel masih kuat abang kaka ga perlu khawatir kan ini emang salah Acel kalo aja Acel larang Ino buat makan ice cream Acel pasti ini ga bakal jadi dan bikin alergi Ino kambuh, Acel emang pembawa sial maafin Acel" sambil tersenyum manis tapi tidak pada ketiga tertua di sekitarnya itu. Senyuman itu terlihat sakit bagi mereka

"Acel bukan pembawa sial okey, kalau mau nangis, nangis aja jangan tutup dengan senyuman jelek kamu itu" kata Samuel membuatkan Acel menatapnya sejenak lalu menghambur pada dada bidang abangnya itu

"Apa Acel ga layak buat di sayang, di perhatiin, kenapa di saat kasih sayang mendekat pasti ada yang halang. Tuhan emang ga mau Acel bahagia ya?" Kata Acel pelan

"Bang, apa setelah Acel udah pergi Daddy bakal ingat Acel lagi? Apa setelah Acel meninggal daddy baru tau jika Acel memerlukan daddy? Kenapa daddy gitu bang? Iya Acel tau diri dan posisi Acel disini cuma anak angkat tapi kenapa? Kenapa sekelip mata kemesraan dan kasih sayang itu berubah pada orang lain? Kenapa tubuh ini yang selalu di usap lembut, di peluk layaknya boneka yang istimewa kini diberi luka sayat yang menyakitkan ini? Kenapa bang Acel cape dengan semua ini, apa Acel harus meninggalkan semua ini dulu baru semuanya bisa ngerti jika Acel itu sendiri tanpa ada yang tau kalau Acel butuh kalian buat pemompa hidup Acel selama sisa hidup Acel di dunia ini" kaya Acel di sela tangisnya itu

Sementara ketiga abang kakaknya yang mendengar itu langsung saja menangisi hal itu "Adek abang ga boleh pergi, abang ga rela, Acel berhak bahagia pantas dapat perhatian Acel bukan anak nakal dan Acel anak paruh yang abang kaka sayangi" kata Shandy memeluk pelan tubuh penuh luka itu

Flashback on

"Gimana keadaannya?" Tanya Dailan pada dokter yang baru keluar dari ruang UGD itu

"Kondisi tuan muda Ino kian memulih hanya saja jangan lupa dengan alerginya, untung cepat dibawa  ke RS ini kalau tidak kemungkinan besar kita akan kehilangan detak jantungnya" terang dokter itu membuatkannya Dailan dan beberapa orang yang ada di sana kaget lalu menatap Acel tajam

"Gara gara kamu!!!!" Kata mami dari Ino yang berusaha memukul Acel tapi dihalang oleh papi Damian "Dia anak kecil dan ga tau apa apa" kata Damian pada sang istri lalu beralih menatap Acel

"Acel sini sama papi, dengar Acel jangan takut dan jangan merasa bersalah karena disini Acel ga salah kan Acel ga tau kalo Ino punya alergi kan" katanya lalu diberi anggukan pada Acel

Tak lama sebuah genggaman mencengkram erat tangan Acel dengan sangat kuat lalu menarik Acel buat mengikuti nya beranjak dari situ

"Dailan ga pernah berubah, jangan karna ini kau menyesal lagi Lan, anak itu tulus menyayangi mu apa kau tidak melihat ketulusannya" batin Damian menatap punggung kedua beranak yang tadi beranjak pergi itu kini kian menghilang

Lain pula pada Acel dan Dailan,

"Daddy, Acel minta maaf dad" ucap Acele pelan menatap gurat kemarahan dari daddy-nya itu

"Kau hampir membunuh Ino, Marcell Davies!! kau kecil kecil udah punya rencana buat bunuh orang ya?!!!" Marah nya menatap Acel yang kini menatapnya takut

"Kamu hampir membunuh kesayanganku, permata ku" katanya menatap mata Acel

"Iyaa, maaf daddy maaf kelakukan Acel hampir bunuh permata daddy, kesayangan daddy maaf Acel ga sengaja dad maaf" kata Acel menahan tangisnya tetap menatap mata daddy-nya itu

"Langsung ke mansion" perintah Dailan pada supirnya "Baik tuan" kata supir itu

🌻🌻🌻

Brughhh

"Acel minta maaf dady jangan hiksss" tangis saat dirinya tahu bahwa dirinya di bawa masuk ke ruangan yang pernah membuatkan tubuhnya terluka parah

"Nikmatilah hukuman mu" kata Dailan

"Hiksss hikss jangan dad Acel mohon" katanya lagi

"Anak angkat minta nya banyak sadar diri mu!! Sadar posisi mu!!" Katanya

"Hikss iyaaa Acel anak kalangan bawah, anak angkat yang daddy temuin di jalanan Acel ingat dad tapi Acel mohon jangan pukul Acel. Kalau Daddy menginginkan aku pergi aku bakal pergi tapi jangan pukul aku" kata Acel dengan air mata yang mengalir di kedua belah pipi nya

"Cukup dengan drama mu saya muak!!" Katanya lalu mengambilkan cambuk miliknya

Ctarrrr

Ctarrrr

Jangannn dadddd huaaaa sakittt

Ctarrrr

Ctarrrr

Ctarrrr

Ayahhhh sakitttt jangan lagi hikss sakit hiksss

Mendengar itu membuatkan tangan Dailan berhenti mencambuk anak itu lalu matanya seketika menatap sendu

"Ano sayang ayah"

"Sakit ayaaahhh"

Seketika cambuknya lepas lalu pergi dari ruangan itu meninggalkan Acel yang kesakitan dan menangis dalam kegelapan


Hello haiii pren gimana part kali ini??
Udah sedia di tinggal sebulan?? Bakal ada hari dimana aku up di bulan oktober.. tanggal? Ga tau bila tetap liat notif WP kalian hehehe
(30/9/2021)


Marcell Davies||•CompleteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang