6 Who are They?

31.2K 3.8K 218
                                    

Hei Guys...!!! Welcome back to my storyy...!!!!

Hai.. Ayo ikutan PO Saving The Male Lead sebelum ketinggalan ‼️

Cuma sampai tanggal 20 Januari 2024 aja 🔥

*

*

*

Mendekati tokoh utama dan menyelamatkannya dari ketidakadilan takdir yang didapatkannya adalah misi utama Shailene. Namun mendapatkan tatapan maut yang langsung menembus ke matanya dan berefek hingga ke seluruh tubuhnya tak pernah masuk ke dalam khayalannya.

Fabian di depannya sedang menatapnya dengan tatapan tajam langsung di matanya sambil tetap mengunyah makanan dengan pelan. Apakah Fabian tak tahu jika perbuatannya membuat Shailene seperti tersetrum muatan listrik dengan volt rendah?. Tubuh Shailene terasa meletup-letup, seperti saat ia tersetrum setrika yang kabelnya rusak ataupun saat ia menyentuh benda bermuatan listrik tanpa disengaja.

Shailene dengan cepat memutus kontak matanya dengan Fabian. Ah bisa-bisanya ia terpesona oleh sebuah karakter fiksi, ya walaupun ia sangat menggilai sosok Fabian tapi ia juga cukup sadar kalau Fabian tak lebih dari karakter fiksi di sebuah novel yang diciptakan oleh penulis norak bernama Pengagum Senja itu.

"Enak kan?, kan makannya disuapin aku," ucap Shailene yang sudah memasang kembali senyum cerahnya.

Fabian tak menjawabnya dan hanya terus mengunyah. Kini kedua matanya sudah kembali memandangi buku yang dibawanya. Ia tak menanggapi ocehan Shailene yang sudah heboh dengan makanannya. Namun meskipun Fabian tidak menanggapi ocehan Shailene, ia tetap menerima suapan demi suapan yang Shailene berikan.

Fabian yang menunggu suapan Shailene tetapi tidak menerimanya sehingga membuatnya menoleh dan menemukan Shailene sudah tersenyum memandanginya dengan mata berbinar-binar.

"Nungguin yah?" tanya Shailene dengan nada genitnya.

Shailene meletakkan makanannya di atas rumput, lalu menangkup wajah Fabian dengan kedua tangannya.

"Kalo mau ngomong dong Sayang, kan biar enak juga akunya, tadi mau kusuapin takut kamu kenyang, abis kamu diem aja sih, kan bingung akunya," ujar Shailene dengan nada genitnya.

Fabian menatapnya datar, tak terpengaruh ucapan manis Shailene. Lalu ia juga meletakkan bukunya ke atas rumput. Mengambil makanan yang diletakkan oleh Shailene dan menaruhnya di atas pangkuan gadis itu. Fabian mengambil tangan Shailene yang berada di pipinya, mengabaikan tatapan penasaran Shailene, lalu meletakkan sendok di tangan Shailene.

"Makan," ucap Fabian datar.

Shailene menatapnya bingung, "Kamu nyuruh aku makan?, oke aku makan deh," ucapnya sambil mulai menyendokkan makanan.

Satu suap sendok sudah akan masuk ke mulut Shailene sebelum tangan Fabian menahannya dan membawanya masuk ke mulutnya sendiri.

Shailene melihatnya dengan tatapan blank. Sementara Fabian hanya tenang mengunyah makanannya sambil menatap beberapa jenis lauk yang disediakan.

"Nggak makan?" tanya Fabian menyadarkan lamunan Shailene yang masih speechless.

"Eh, iya hehe... aku makan kok," jawab Shailene yang langsung menyendokkan sesuap makanan lagi untuknya sendiri.

"Kamu mau lagi?" tanya Shailene sambil mengunyah.

"Hmm, pake tahu sama telornya," jawab Fabian yang masih sedikit mengunyah.

Shailene yang melihatnya tersenyum simpul. Fabian sudah mulai terbuka padanya, itu bagus sekali mengingat hubungan mereka di alur aslinya sangatlah tidak layak disebut sebagai hubungan.

Saving The Male Lead (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang