12 Mine

30K 3.9K 815
                                    

Hey Guys...!!! Welcome back to my storyy..!!!

Hai.. Ayo ikutan PO Saving The Male Lead sebelum ketinggalan ‼️

Cuma sampai tanggal 20 Januari 2024 aja 🔥

*

*

*

Shailene melipat tangannya di depan dada dan menatap pemandangan di depannya muak.

"Udah tatap-tatapannya?" ketus Shailene.

Fabian menoleh pada Shailene dan menatapnya lekat.

Shailene yang merasa ditatap pun menoleh pada Fabian. "Apa?" tanyanya sengit.

"Natap kamu," jawab Fabian singkat.

Shailene melongo mendengarnya. Bisa-bisanya Fabian malah menatapnya di sini. Padahal kan ia menyindir Vania yang menatap Fabian sambil tersenyum-senyum. Fabian malah dengan bodohnya menatapnya di sini, Jangan bilang ia salah paham dengan sindirannya tadi.

Tapi melihat bagaimana ekspresi Vania yang senyumnya luntur, membuat Shailene langsung merubah ekspresinya, ia mengganti ekspresinya dengan senyum manis andalannya. Ternyata kebodohan Fabian ada gunanya juga. Shailene langsung menghampiri Fabian.

"So sweet banget sih pacar aku, makin sayang deh," ucap Shailene membelai pipi Fabian lembut. Senyumnya tak luntur dan malah berubah semakin manis saja.

Fabian tak membalas perkataan Shailene. Ia justru menatap Shailene semakin intens. Matanya tak berkedip memandangi senyum manis yang disuguhkan gadis cantik di depannya ini.

Shailene melirik ekspresi Vania yang kini tampak menundukkan kepalanya sembari menghindari melihat adegan manis di depannya. Shailene tersenyum senang melihatnya. Lihat ini Vania, Fabian sudah ia klaim menjadi miliknya.

Vania menatap pemandangan anak-anak yang keluar sekolah dan beberapa ada yang sedang menatap adegan mahal di depannya. Sepertinya segala sesuatu yang berhubungan dengan Shailene dan Fabian akan selalu menggemparkan sekolah ini.

Shailene benar-benar puas melihat reaksi tidak enak yang ditampilkan oleh Vania. Ia sudah akan tertawa mengejek dan kembali merundung Vania jika sebuah sentuhan di pipinya tidak membuatnya menoleh.

Dilihatnya Fabian yang masih menatapnya dengan lekat, membelai pipinya lembut.

Deg

Jantung Shailene seolah berhenti berdetak. Sentuhan kecil yang dilakukan Fabian dikombinasikan dengan tatapan ber-damage tinggi milik cowok itu sanggup membuat kaki Shailene gemetar. Ada apa dengan dirinya? kenapa perlakuan tokoh fiktif semacam Fabian membuatnya merasakan perasaan yang nyata. Ia bukan perempuan lugu yang tidak tahu arti dari perasaan yang ia rasakan. Dan ia tidak hanya merasakan perasaan ini dari tubuhnya, tapi juga jiwanya. Tubuh ini pada dasarnya memang memiliki rasa cinta luar biasa dalam untuk Fabian, dan sekarang jiwanya juga merasakan hal yang sama?.

Shailene menatap mata hitam Fabian yang sedang menatapnya dalam. Seperti tersimpan banyak misteri di dalamnya. Namun ia tidak mampu mengartikan arti tatapan dalam itu. Terlalu misterius untuknya. Hanya saja ia tak menampik ada sirat kerinduan di sana. Tapi kenapa? dan untuk apa juga Fabian merindukannya?.

"Berhenti," suara Fabian menyadarkan Shailene dari lamunan panjangnya.

Shailene menatap Fabian seakan bertanya padanya. Berhenti untuk apa?, ia tidak merasa melakukan sesuatu saat ini.

"That smile, don't smile like that," lanjut Fabian yang mengerti arti tatapan bertanya Shailene. Menatapnya semakin intens.

"Why?" Shailene bertanya dengan jantung berdebar-debar.

Saving The Male Lead (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang