Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!
Gimana kabarnya?? Siapa yang udah kangen sama Bian dan Shailene? Yuk merapat
Malam ini Author datang lagi buat bawain kisah kelanjutannya Bian dan Shailene yg seru banget buat kaliann. Jangan lupa tekan vote dan komen yg banyak ya
Hope you guys enjoy it, let's check this out...
Enjoy and happy reading
*
*
*"Gemesin banget sih cowok akuu... uuuu..." gemas Shailene sambil menoel-noel pipi Fabian yang lain.
Fabian yang dijadikan tempat pelampiasan kegemasan Shailene hanya diam tak ada niat melawan dan membiarkan kekasihnya melakukan apapun pada tubuhnya.
Kegiatan Fabian dan Shailene rupanya disaksikan oleh Vania dari balkon gedung di seberang mereka dengan mata nanar.
"Kenapa bukan aku yang ada di sana?" gumam Vania lirih.
"Karena lo terlalu lemah dan begok buat Fabian." balas seseorang yang tiba-tiba berdiri di samping Vania.
"Ryan?" kaget Vania yang mendapati Ryan di sampingnya.
"Fabian itu pola pikirnya lain sama orang kebanyakan, kalo lo yang jadi pacarnya, yang ada malah jadi beban buat dia. Seenggaknya Shailene yang mandiri nggak akan ngebebanin Fabian. Mereka udah serasi sih." lanjut Ryan.
"A-aku juga bisa mandiri kok. Aku udah kerja sendiri, dan aku nggak akan jadi beban buat dia..." balas Vania dengan nada melirih di ujung kalimatnya.
"Yakin lo nggak jadi beban? Baju mbak-mbak yang kemaren di resto aja belum lo bayar. Untung ada gue di sana, kalo nggak selain kena semprot lu juga bakal dipecat sama atasan lo! Model begitu masih bilang bisa mandiri." sembur Ryan sinis.
Vania teringat dengan kejadian kemarin yang membuatnya mendapat pemotongan gaji di awal ia bekerja. Itu memang salahnya yang terlalu ceroboh, dan tak bisa dipungkiri ia memang harus berterima kasih kepada Ryan yang telah menolongnya.
"I-itu aku mau ngucapin makasih ke kamu. Sama, bajunya harganya berapa? Nanti kalo aku udah gajian bakal aku bayar kok." ucap Vania yang kini menoleh sepenuhnya kepada Ryan.
"Ck, kalo gue kasih tau juga lo nggak akan bisa bayar." Jawab Ryan menatap datar Vania.
"Beneran bakal aku bayar kok, kamu kasih tau aja berapa harganya." ucap Vania pelan.
Ryan menatap Vania dengan tubuh kurusnya dan tatapan mata seperti anak ayam terlantar yang mencoba bersikap berani padanya membuat sebuah perasaan tak tega terselip di benaknya. Benar-benar merepotkan berurusan dengan orang miskin macam Vania ini.
"Udalah nggak usah dipikirin. Sebagai gantinya lo buang jauh-jauh deh pikiran lo yang mau jadi pacarnya Fabian. Jangan coba-coba lo ngancurin perasaan Nyonya bos gue. Inget ya lo!" tekan Ryan sebelum pergi meninggalkan Vania untuk menghindari permasalahan lebih lanjut dengan gadis itu.
"Ta-tapi.." Vania mencoba mengejar Ryan tapi langkah kaki cowok itu sangat cepat membuatnya hanya bisa menggantungkan tangan di udara bermaksud untuk memanggilnya.
Vania menghela nafasnya lagi melihat punggung Ryan yang sudah berbelok di belokan koridor sekolah.
"Makasih ya Ryan, kamu baik banget, dan kamu juga suka sama Shailene." gumam Vania yang kembali menoleh ke tempat Shailene dan Fabian yang kini tampak berdiri dan beranjak pergi dari pohon itu sambil bergandengan tangan.
"Semua cowok baik suka sama Shailene." lanjut Vania dalam hati sebelum menutup kedua matanya dan berbalik untuk kembali ke kelasnya.
[Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan. Jika ingin membaca versi lengkapnya bisa ikut PO di bulan januari 2024 besok. Kalo udah gak sabar bisa baca lewat eBook di Google Playbook dengan judul yg sama atau bisa klik link yg ada di bio profil. Terimakasih]
KAMU SEDANG MEMBACA
Saving The Male Lead (COMPLETED)
Teen FictionSeorang youtuber hits, Shailene Olivera harus mati karena terjatuh ke dalam kolam renang dan tersetrum. Lalu dia terbangun dalam dunia aneh yang cuacanya berganti setiap jam dan ternyata adalah dunia novel yang telah dimaki dan dihujat olehnya dalam...