19 Berubah

23.7K 3K 268
                                    

Hey Guys!!! Welcome back to my storyyy...!!

Hai.. Ayo ikutan PO Saving The Male Lead sebelum ketinggalan ‼️

Cuma sampai tanggal 20 Januari 2024 aja 🔥

*
*
*

Deg.

Dunia Fabian seolah berhenti di detik saat gadis itu tersenyum cerah menatap dirinya. Dalam pandangan Fabian hanya ada gadis itu seorang, dimana ia merasa hanya dirinya yang membeku melihat sosok indah itu bergerak ke arahnya.

Jantung Fabian berpacu lebih cepat seiring semakin dekatnya gadis itu dengannya. Gadis itu memamerkan senyum cerahnya yang membuat dunia seakan bersinar. Apakah memang secerah itu atau hanya mata Fabian saja?, sepertinya ia perlu mengecek kondisi matanya.

"Bian, kamu yang bawa ya, nanti tungguin aku di tempat biasa, aku mau ganti baju dulu," ucap gadis cantik itu menyerahkan paperbag yang sejak tadi dibawanya. Shailene Mashard.

Fabian tidak mendengarkan apa yang dibicarakan Shailene karena di matanya, gadis ini hanya menggerakkan bibirnya slow motion dengan sinar gemerlap di sekitar wajahnya, ia seperti melihat bintang-bintang di sekitar gadis ini.

"Bian?" tegur Shailene heran karena sejak tadi Fabian hanya memandanginya seperti baru melihat sesuatu yang baru.

Fabian terlihat mengerjap beberapa kali, namun ia langsung bisa menguasai ekspresi wajahnya yang sudah dibuat datar. Ia menatap Shailene sejenak sebelum memandangi sesuatu yang dibawa Shailene, untuk kemudian diambilnya.

"Olahraga apa hari ini?" tanya Fabian yang tidak menemukan topik untuk dibicarakan.

"Kamu tau aku hari ini olahraga?" Shailene justru bertanya balik.

"Cuma anak yang ada jam olahraga yang ganti baju di sekolah," jawab Fabian.

"Ooh, tapi belum tentu loh, bisa aja anak yang bajunya basah atau mungkin kepleset terus bajunya kotor kan," Shailene menanggapi.

Fabian hanya diam dengan wajah datarnya. Rasanya ia tidak bisa fokus berbicara saat ini. Irama detakan jantungnya memenuhi indera pengengarannya saat ini.

"Terserah," ucap Fabian akhirnya.

"Kamu kenapa sih? kok dari tadi aneh banget, ngelamun, diem, tadi kayaknya mukanya enak dipandang, kok sekarang balik lagi muka datar nyebelinnya?" heran Shailene.

Fabian tidak menjawab, ia justru memalingkan wajahnya dari serangan mematikan Shailene. Shailene yang saat ini sedang menatapnya intens sangat tidak aman untuk jantungnya. Fabian mengedarkan pandangannya ke arah lain. Tapi justru hal yang tidak ingin dilihatnya lah yang muncul.

Vania ada di sana, sedang berjalan dengan wajah cerah berseri yang sedang mengedarkan senyuman lebarnya pada semua orang. Hal yang menarik adalah Vania terlihat berbeda dari biasanya. Jika biasanya gadis itu berpenampilan sederhana dan sering menunduk atau bisa dibilang kurang percaya diri, maka sekarang tidak. Vania mengenakkan seragam layaknya siswi lain di sini dengan ukuran yang pas badan, lalu penampilannya yang biasanya polos dan apa adanya kini sudah berwarna dengan sentuhan make up, tak lupa dengan rambut yang biasanya hanya diurai, hari ini ia mengikat setengah rambutnya.

Shailene yang mengikuti arah tatapan Fabian pun menemukan penampakan Vania yang terlihat seperti sedang tebar pesona itu. Senyumnya juga sejak tadi tidak luntur dan justru terlihat seperti orang gila. Sejak kapan pelayannya berubah begitu?, seingatnya ia tidak melihat Vania di rumahnya kemarin. Shailene melirik Fabian yang kini tampak menatap Vania dengan tatapan datar. Apa ini?, apa si Fabian sudah bertemu Vania yang berubah itu pagi ini?, lalu terpesona sampai membuat gelagat Fabian begitu aneh?.

Saving The Male Lead (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang