Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!
Gimana kabarnya? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat ya, karena Author udah 2 hari ini gak enak badan dan rasanya gak enak jadi semoga kalian nggak.
Ada yang kangen Shailene dan Fabian? Harus ada dong karena kalo nggak ada percuma dong Author up malam ini.
Oh iya, Author bikin video baca novel buat Saving The Male Lead nih, buat yg belum nonton bisa lihat di sini manatau klik dan suka.
Kali ini ada part yang cukup menegangkan, mungkin sedih, atau bahkan baper. Jadi kalian siap2 di posisi ternyamannya untuk baca yah. Siapkan cemilan juga buat nemenin bacanya.
Sebelumnya jangan lupa vote, komen dan share cerita ini ke temen2 kalian ya, follow juga Author untuk more info.
Oke deh tanpa berlama-lama langsung cus, hope you guys enjoy it, let's check this out...
Enjoy and happy reading...
*
*
*Suara deburan ombak masih terdengar seiring dengan suara angin yang berhembus lembut. Tak lupa beberapa burung yang terbang melintas di sekitar pantai itu menambah suasana hangat yang tercipta di antara sepasang anak adam yang sedang duduk menyaksikan ombak yang bergulung-gulung di hadapannya.
Kedua tangan mereka saling tergenggam dengan sang gadis yang menyandarkan kepalanya di bahu sang lelaki. Menatap laut dalam diam seolah saling berkomunikasi lewat pikiran tanpa ada sepatah kata pun yang keluar.
Lama mereka saling berdiam diri duduk di atas pasir sampai suara tawa orang-orang mulai bermunculan di sekitar mereka. Membuat sang gadis menghela nafasnya berat seiring dengan menolehnya sang lelaki menatapnya. Fabian dan Shailene.
"Kenapa?" tanya Fabian memulai pembicaraan.
"Capek." Jawab Shailene lirih.
Fabian melepas genggaman tangannya dan beralih merangkul gadis di sampingnya.
"Mau pulang?" tanya Fabian.
Pulang. Satu kata yang sudah lama tak didengar oleh Shailene. Pulang dalam konteks berbeda, atau kembali ke kehidupannya yang lama. Bertemu Melly temannya yang cerewet, Deni editornya yang suka keluyuran, Bang Ben kakak tercintanya yang belum ia temui selama 3 tahun, dan tentu saja kedua orang tuanya yang sangat ia sayangi. Namun apakah semua itu adalah hal yang mungkin? Mengingat bagaimana dirinya bisa terdampar di sini karena kesalahan konyolnya.
Mungkin ia baru bisa pulang ketika ia sudah sujud memohon ampun pada si Pengagum Senja yang ia nistakan. Itupun bisa jadi bukan pulang seperti yang ia harapkan, melainkan pulang dalam artian yang sesungguhnya, atau menghadap sang pencipta.
"Pulang kemana?" Shailene akhirnya bertanya balik karena bingung bagaimana ia harus menjawab.
"Pulang ke resort, atau kamu mau pulang ke Indonesia?" jawab Fabian yang diakhiri dengan sebuah pertanyaan.
Shailene tersenyum mendengarnya. "Aku nggak bawa apapun sekarang," ucapnya.
"Makanya kita pulang," balas Fabian.
"Begok, kamu mau bawa aku pulang ke Indonesia kalo nggak ada uang mau gimana? Mau berenang ke sana?" ujar Shailene dengan senyuman geli.
Fabian tampak menatap Shailene sejenak sebelum kembali bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saving The Male Lead (COMPLETED)
Fiksi RemajaSeorang youtuber hits, Shailene Olivera harus mati karena terjatuh ke dalam kolam renang dan tersetrum. Lalu dia terbangun dalam dunia aneh yang cuacanya berganti setiap jam dan ternyata adalah dunia novel yang telah dimaki dan dihujat olehnya dalam...