21 Aku Sayang Kamu

23.4K 3.4K 421
                                    

Hey Guys..!!! Welcome back to my story..!!!

Hai.. Ayo ikutan PO Saving The Male Lead sebelum ketinggalan ‼️

Cuma sampai tanggal 20 Januari 2024 aja 🔥

*

*

*

Shailene tersenyum-senyum senang di depan rumah Fabian. Setelah meminta cowok itu untuk menjadi pelatihnya, Shailene menginginkan yang lain. Ia ingin ikut menemani Fabian yang akan berbelanja. Namun seketika wajah Fabian yang tadinya merah merona dengan manis malah berubah datar.

"Kamu gak pake baju," begitu ucapan Fabian saat dirinya meminta ikut.

Shailene akui ia lupa mengganti bajunya begitu mengingat jika Fabiannya adalah seorang yang bisa melakukan apa saja. Ia terlalu bersemangat sampai datang ke sini tanpa membawa apapun, termasuk dompet dan ponsel. Ia hanya langsung mengambil kunci mobilnya dan meluncur ke sini. Untung saja bahan bakar mobilnya masih ada setengah, kalau habis ia tidak bisa memikirkan bagaimana nasibnya di jalan tanpa ponsel dan dompet.

Lamunan Shailene buyar saat seseorang memakaikan sebuah hoodie untuknya. Shailene menatap Fabian yang sedang memakaikannya hoodie berwarna hitam seperti sedang memakaikan baju pada anak kecil.

Hoodie Fabian begitu besar hingga menelan tubuh Shailene. Baju yang seharusnya panjangnya sepinggang kini terlihat seperti dress dipakai Shailene. Belum lagi bagian lehernya yang menutupi mulut Shailene sehingga hanya terlihat matanya saja yang berkedip-kedip lucu.

Shailene terlihat begitu imut dan menggemaskan. Untung saja gadis itu memakai celana sebatas betis jadi Fabian tidak perlu khawatir. Fabian mengangguk puas melihat bagaimana penampilan Shailene saat ini.

"Hoodie kamu kebesaran banget," protes Shailene sambil menyingkirkan leher hoodie yang menutupi mulutnya.

"Yuk berangkat," ajak Fabian tanpa repot mendengarkan protesan Shailene.

Fabian menggandeng tangan Shailene dan membawanya berjalan meninggalkan area rumahnya.

"Bi jauh nggak?" tanya Shailene yang saat ini berjalan berdampingan dengan Fabian.

"Tempat kamu gak bawa uang waktu itu," jawab Fabian yang mengingatkan Shailene akan pertemuan pertamanya dengan Fabian di dunia ini.

"Hah? itu bukannya di deket jalan raya ya Bi?, rumah kamu kan di dalam kompleks, pasti kalo ke sana jauh, kenapa nggak pake mobil aja sih?" protes Shailene membayangkan akan seberapa jauh ia berjalan.

"Tadi yang maksa ikut siapa?, konsekuensi kalo mau ikut ya jalan kaki," balas Fabian tenang.

"Bi kok gitu sih, kamu gak kasian sama aku?, aku gak pernah jalan jauh," rengek Shailene.

"Makanya dibiasain, katanya mau latihan basket, latihan basket itu harus kuat fisiknya," balas Fabian lagi.

"Ya tapi kan gak jalan kaki gini juga Biiii," Shailene memelas.

"Anggap aja latihan, kalo kamu gak biasa jalan, pas latihan bakal kaget, nanti malah drop," ujar Fabian.

Shailene memberengut. Fabian sangat tidak pengertian.

"Pulangnya aku gendong," ucap Fabian tiba-tiba.

Shailene yang sedang memasang wajah cemberut otomatis mengangkat kepalanya.

"Beneran?" tanya Shailene antusias.

Fabian menganggukkan kepalanya.

"Yeaaaay, Bian so sweet banget sihh," ucap Shailene senang sambil memeluk lengan Fabian erat.

Saving The Male Lead (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang