Hey Guys...!!! Welcome back to my story...!!!
Gimana kabarnya?? Masihkah kalian menunggu Shailene dan Fabian di sini??
Kalo masih kebetulan banget karena malam ini Author datang bawain chapter final untuk Saving The Male Lead versi wattpad yah.
Sebelumnya makasih buat semuanya yg udah support, baca dan komen Saving The Male Lead sampe Author bisa nyelesaiin cerita ini di wattpad. Tanpa kalian semua Shailene dan Fabian bukan siapa-siapa pokoknya.
Oke karena kalian udah pada sabar nungguin dan tadi waktu Author nanya cerita mana yg paling kalian sukai, banyak yg pilih Saving The Male Lead, jadi kita langsung masuk aja ya ke ceritanya.
Hope you guys enjoy it, let's check this out.
Enjoy and happy reading.
*
*
*Gelap.
Hanya itulah yang dirasakan Shailene saat ini. Hanya ada kegelapan tak berujung yang mengelilinginya. Ia tak tahu apakah matanya terbuka atau tertutup karena itu terasa tak berbeda saat ini untuknya. Ada dimana ia sekarang? Shailene merasa begitu hampa dan sepi di sini sendirian. Ia tidak dapat mendengarkan apapun, bahkan tidak dengan suara nafasnya sendiri. Entah dia masih bernafas atau tidak. Yang jelas Shailene masih merasakan bahwa dirinya ada di dunia gelap ini.
Entah berapa lama Shailene ada di sini karena ia tidak bisa merasakan waktu di sini. Semua begitu terasa tidak nyata untuknya. Shailene hanya mampu terdiam di ruang sunyi ini sampai matanya menangkap adanya cahaya yang muncul di ujung sana. Shailene tidak mengerti apakah tubuhnya yang berjalan ke arah cahaya atau cahaya yang mendekatinya, yang jelas cahaya itu semakin dekat. Begitu menyilaukan sampai akhirnya ia menutup matanya karena tak mampu menangkap silau cahaya putih itu.
"Tik tok tik tok." Sayup-sayup suara yang tertangkap di indera pendengaran Shailene setelah entah berapa lama ia tidak mendengar apapun.
"Bagaimana dok?" sebuah suara yang familiar tertangkap indera Shailene. Suara familiar yang rasanya sudah lama sekali tak ia dengar.
"... Sebentar lagi sadar." suara terputus-putus yang mampu didengar ujungnya oleh Shailene menyahuti suara sebelumnya.
Shailene dapat merasakan suhu dingin menyentuh permukaan kulitnya. Setelah sekian lama ia tak merasakan apapun, saat ini ia kembali merasakannya. Merasakan satu persatu panca inderanya mulai berfungsi kembali.
Seiring dengan semakin berkumpulnya kekuatan yang mendorongnya untuk keluar dari kegelapan yang melandanya, perlahan tapi pasti Shailene mulai melihatnya. Ia mulai melihat sesuatu setelah menghilangnya cahaya menyilaukan yang dilihatnya beberapa saat lalu atau entah berapa lama sebelum ia mulai melihat ini.
Sebuah tempat atau benda yang Shailene kenal sebagai langit-langit atau plafon ruangan. Itulah yang dilihatnya pertama kali setelah keluar dari kubangan kegelapan tak berujung.
Selain itu ia dapat mendengar beberapa suara orang yang sedang menangis atau terdengar panik di sekitarnya. Ada juga suara yang menenangkan. Suara-suara yang seperti kaset rusak di telinganya itu membuatnya perlahan menggerakkan matanya ke bawah untuk menemukan bayangan beberapa orang yang tampak buram di penglihatannya.
Shailene dapat merasakan sebuah alat yang menutupi sebagian wajahnya. Juga alat lain yang terasa menempel di beberapa tempat di dadanya, hingga seseorang yang mencoba membuka matanya dan menyorotinya dengan cahaya lain. Shailene merasa tak berdaya untuk menghentikan pergerakan dari orang yang menyentuhnya secara sembarangan ini. Begitu menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saving The Male Lead (COMPLETED)
Novela JuvenilSeorang youtuber hits, Shailene Olivera harus mati karena terjatuh ke dalam kolam renang dan tersetrum. Lalu dia terbangun dalam dunia aneh yang cuacanya berganti setiap jam dan ternyata adalah dunia novel yang telah dimaki dan dihujat olehnya dalam...