8

16.7K 1.4K 40
                                    

Cup

Deg deg

Aku suka desiran darahku ,aku suka jantungku berdegup kencang seperti ini dan aku juga suka bibir kak Arsya menyentuh bibirku, melumat bibir ku bahkan menggigit bibirku

Tubuhku menegang saat kak Arsya mulai melumat bibir bawahku dengan seduktif dan dalam yang membuatku sontak merangkul tengkuknya dengan kedua tanganku

Tiba-tiba gairah di tubuhku mulai muncul dan tubuhku menjadi memanas

Gawat... Ini gawat, aku bisa sehorny ini hanya karena kak Arsya menciumku? Apa aku harus menyerang balik kak Arsya dan memperkosa nya? Tapi bagaimana kalau kak Arsya mengadukan ku ke mama papaku karena aku memperkosa nya?

Kubalas ciumannya dengan perlahan dan aku harus menekan birahiku agar tidak kelepasan dengan kak Arsya, karena ciuman kak Arsya benar-benar ...... Ahhhh aku tidak bisa mendeskripsikan nya

Lidah kak Arsya menyusup kedalam mulutku, menghisap lidahku, memainkan lidahku lalu menghisap lidahku kembali dengan lembut sedangkan aku? Masih berpura-pura tidak paham apa-apa padahal aku menahan gairah ku mati-matian dan aku juga menahan diri agar tidak menyerangnya

Suara cercapan ciuman kami terdengar merdu di telingaku bahkan kak Arsya memegang pipiku agar kami lebih dalam dan intens saat berciuman namun aku sedikit kecewa saat kak Arsya menarik wajahnya hingga ciuman kami terlepas, kak Arsya menarik nafasnya dalam-dalam, bisa kulihat wajahnya memerah "kenapa kamu masih sangat polos hum?"

Aku hanya tersenyum manis dan menunduk lalu menggigit bibir bawahku pelan "apa kakak mau mengajariku lagi?"

Kak Arsya tersenyum tipis "lain kali saja, hari ini cukup karena sudah terlalu panas dan gerah"

Yah.....penonton jadi kecewa deh, padahal aku masih mau di cium kak Arsya, aku hanya ingin tau kehebatan ciuman kak Arsya, apa kak Arsya lebih hot dariku?

Soalnya nih, aku itu memang sering bercinta dengan perempuan-perempuan yang kutemui di club tapi aku juga berusaha mati-matian agar aku bisa menjaga keperawanan ku, jadi aku masih memakai pakaian dalam saja saat bercinta dengan perempuan-perempuan itu, just mereka yang telanjang, aku? No ......tubuhku hanya milikku sendiri karena aku harus menjaga mati-matian tubuhku

Keperawanan nomor 1 bagi mama, bahkan mama sampai mengancam akan menggantungku hidup-hidup jika suatu hari nanti mama tau kalau aku sudah tidak perawan, so....aku masih perawan sampai sekarang

Rasanya ingin di puaskan karena aku sering memuaskan perempuan-perempuan itu, tapi aku takut jika aku puas nanti aku malah kebablasan dan kehilangan keperawananku....terus aku harus gimana dong? Tersiksa aku tuh jika harus menahan hasrat selama ini

Aku tersenyum tipis "its okey,kalau begitu aku pulang dulu kak, kakak istirahat saja...good night"

Kak Arsya memegang tanganku dengan lembut "tunggu, kamu menginap disini saja ya Gadis, temani kakak malam ini"

Bibirku terbungkam rapat dan hanya mengangguk, aku benar-benar tidak bisa menolak ajakan perempuan yang sejak pertama kali sudah menggetarkan hatiku

*****

Aku duduk menikmati semilir angin yang menerpa wajahku dan pandanganku beralih kearah taman kampus ini yang sepi

Sebenarnya abang Rai kemana? Kenapa abang lari dari tanggungjawab nya? Kenapa perempuan secantik kak Arsya di anggurin coba? Kurang apa si kak Arsya, andai aja aku jadi abang, sudah pasti aku akan menyayangi, mencintai dan menjaga kak Arsya dengan baik

Kamu sekarang dimana bang Rai? Bang Rai gak kasihan sama kak Arsya? Dia sedang hamil anak kamu lho bang

Semalam aku dan kak Arsya tidur dikamar terpisah, aku dikamar tamu dan kak Arsya dikamarnya sendiri, sebenarnya sih kak Arsya memintaku tidur bersamanya namun ya lagi-lagi aku harus menolaknya karena aku takut akan kebablasan

Kak Arsya benar-benar mengalihkan duniaku, bagiku itu dia adalah segalanya, senyum manisnya, tertawanya, suaranya, gerakan tubuhnya, matanya, hidungnya, bibirnya, perhatiannya dan semuanya, semuanya itu membuat jantungku berulah, hidupku berubah dan aku sangat menyukainya, apapun tentangnya itu aku menyukainya walaupun aku sangat kecewa saat aku harus menghadapi realitanya bahwa kak Arsya hamil anaknya abang Rai, mereka saling mencintai satu sama lain, apa aku harus menyerah dengan perasaan ku? Memendamnya? Atau aku akan berjuang? Tapi kalau berjuang pun itu tidak mungkin, kak Arsya saja hamil anak abang Rai, berarti kak Arsya itu sangat mencintai abang Rai

Jadi jangan berharap kak Arsya membalas perasaan mu Gadis, sadar.....dan jadilah player disetiap perempuan

Oke, mulai saat ini aku akan menjadi Gadis yang biasanya, baik dan penurut di depan keluarga lalu brengsek di belakang keluarga

Aku harus menciptakan citra baik didepan keluargaku karena tanpa mereka, aku tidak bisa makan, minum, kuliah dan mendapatkan fasilitas yang aku mau

Pokoknya kenakalanku tidak boleh terbongkar didepan keluargaku karena aku masih butuh uang papa dan mamaku

Dahiku mengernyit melihat Blair yang tiba-tiba berdiri didepanku sambil menatapku sinis sedangkan aku menghela nafas panjang

Ckkk perempuan ini tuh ganggu sistem meditasi ku, lagi enak-enak berkhayal malah di ganggu

"Apa?"

"Apa maksud lo semalam di club?"

Dahiku mengernyit "semalam? Ahhh waktu ciu...."

"Stop, jangan katakan itu dan maksud lo semalam itu apa hah?"

Aku berdiri didepannya dan tersenyum tipis "maksud aku? Kenapa kamu malah bertanya? Semalam kamu menikmatinya kan? Berarti ya kita sama-sama mau, kenapa malah tanya maksudku? Ckkk"

Ini perempuan memang perlu kuperkosa biar tunduk sama aku, capek aku tuh ngadepin ini bule

"Lo pikir gue lesbi hahh?"

Sebelah alisku terangkat "lesbi? Emang aku bilang begitu? Ahh.... jangan-jangan kamu sendiri yang berfikir kalau kamu itu lesbi, tapi kalau realitanya begitu ya its okey lah, kamu memang lesbi karena kita ciuman semalam"

Blair menunjukku lalu menunjuk dirinya sendiri "What the fuck, lo yang maksa gue"

Aku terkekeh pelan "maksa? Maksa darimana? Kamu sendiri lho yang membalas ciumanku, jadi maksa dari mana coba? Apa kamu jadi ketagihan terus mau mengajakku ciuman disini? Tapi jangan disini deh Blair, dilihatin orang, mending ke hotel aja gimana? Biar lebih enak dan lebih hot, kalau disini mah sayang dong nanti gak bisa lebih-lebih kalau pas lagi panas-panasnya karena disini tempat umum, terus nanti ada yang video kita, terus kalau kita viral gimana?"

"Sinting",umpat Blair

Aku tersenyum miring "sinting? Kayaknya aku bener-bener sinting deh karena aku jadi terobsesi ingin ngelihat tubuh telanjang kamu, bahkan ingin memperkosamu"

Plakkkk

Oh shitttt pipiku, kenapa aku bisa kalah cepet sih dari dia

"Mimpi....denger ya Gadis, gue lebih baik mati daripada harus rela lo perkosa dan gue pikir lo itu polos ternyata lo lebih hina dari anjing yang hypersex"

Bangsat, awas aja ya kamu Blair, aku akan bermain lebih lembut sekarang

Sabar Gadis....ini tempat umum, jangan tunjukan kamu yang sebenarnya, jaga nama baikmu dan jangan sampai orangtuamu tau diri kamu yang sebenarnya

Kudekatkan wajahku kewajahnya dan menatap tajam kedua matanya "aku akan membuatmu menarik kata-kata kamu sendiri nona muda Blair dan kita lihat siapa yang akan menang di antara kita, aku ....atau kamu"

Aku tersenyum miring dan berlalu darinya karena saat ini bukan waktu yang tepat untuk meladeninya

"HIDUP LO GAK BAKAL AMAN....AWAS LO GADIS, LO AKAN BERLUTUT DI KAKI GUE"

Aku hanya tertawa pelan mendengar teriakan dari Blair lalu tersenyum tipis

Kita mulai permainannya Blair...aku akan selalu ada untuk melayani permainan mu

Ingat para readers....aku ini adalah Gadis dan aku bukan janda

Voted?
Komen?

Not My Fault (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang