42 (END)

16.8K 1.3K 104
                                    

Bay Ridge, Brooklyn

Disini lah sekarang aku dan Blair tinggal, kami berada di Bay Ridge, Brooklyn, New York

Kemarin sore kami pindahan kemari secara mendadak menggunakan pesawat pribadi milik tante Bella, dan tante Bella bersama tante Katya pun ikut membantu kepindahan kami termasuk dokumen-dokumen plus dokumen kepindahan kampusku, mereka emang the best banget

Kemarin sore juga Blair memberikan aku saran yang cukup membuatku kaget dan Blair cuma memberiku 2 keputusan, pindah kemari atau membunuh kak Arsya

Blair bilang padaku, walaupun orangtuaku tau kejadian itu, tapi pasti kak Arsya akan tetap mengusik kehidupan ku lagi karena kata Blair....kak Arsya sangat terobsesi padaku dan Blair cuma mempunyai 2 ide itu

Ya jelas aku memilih pindah, daripada kak Arsya mati dan Blair di penjara terus aku hidup sendirian, mending kan aku ngalah terus pindah daripada ada yang jadi korban, aku gak mau dong Blair di penjara gara-gara ngebunuh kak Arsya

Tapi jika kak Arsya masih mengejarku sampai kemari, tante Bella lah yang akan turun tangan untuk membereskan nya, sadis memang....tapi itulah tante Bella, walaupun cantikny tergolong judes, tapi dia baik kok

Aku berdiri di balkon kamar rumah baruku ini dan menatap pemandangan malam kota Brooklyn yang indah, penuh dengan cahaya dari gedung-gedung pencakar langit

Aku tersenyum tipis saat kurasakan sebuah pelukan yang hangat dari belakang, bisa ku cium harum sabun mandi Blair yang membuatku candu, wanginya memabukan dan khas banget, katanya sih dia ngeracik sendiri wanginya

"Apa kamu bahagia disini?"

Aku mengangguk "aku sangat bahagia disini, bahagia banget...asal sama kamu, ke kutub utara pun aku akan ikut"

Blair mengecup leherku lembut yang membuat kedua mataku terpejam secara perlahan "aku baru tau kalau kamu bisa gombalin aku juga"

Aku hanya tersenyum manis sedangkan kedua tangan Blair mengeratkan pelukannya, dan semakin menempelkan dadanya di punggungku "Kita bebas disini sayang, jauh dari peraturan orangtuamu, jauh dari si jalang itu dan yang jelas...kita akan memulai hidup kita yang baru disini"

Blair ternyata paham dengan apa yang aku mau, kebebasan dari peraturan orangtuaku yang kuno, lagipula Blair kemarin bilang kalau aku ini adalah istrinya jadi apapun yang terjadi padaku juga tanggung jawabnya termasuk hidupku, dia tidak akan membiarkan orangtuaku berani menyakitiku karena aku adalah miliknya

So sweet memang, walaupun aku terkadang masih gak percaya kalau aku sudah menikah dengannya, aku kira dia player juga, tapi ternyata dia malah polos banget, bahkan belum pernah pacaran, kalau aku jadi dia sih malu ya, soalnya kepolosan nya itu gak sebanding dengan bullyannya yang membuat banyak mahasiswi mengundurkan diri dari kampus bahkan ada yang pernah bunuh diri, gila emang...tapi Blair tetaplah pasangan hidup ku, dia bisa menerimaku apa adanya jadi aku tidak mempermasalahkan juga masa lalunya yang gila itu, apalagi dia juga sekarang sudah berubah menjadi wanita yang dewasa kok, walaupun kadang kasar saat marah dan cemburu, tapi its okey lah

Kubalikan tubuhku untuk menghadapnya dan kurangkul tengkuknya dengan mesra "thanks sayang, sudah membawaku kemari dan sudah menjauhkanku dari keluargaku"

"Tentu babe, apapun akan aku lakukan untuk kamu, bahkan hidupku sekalipun, kamu hidupku dan cuma kamu orang yang aku cintai di dunia ini"

Damn... kata-kata nya bikin aku mleyot kayak lilin yang lagi di panasin, meleleh

Kupeluk tubuh rampingnya dengan erat "tapi kalau kak Arsya benar-benar ngadu ke orangtua ku gimana?"

"Biarkan saja, toh kamu sudah menjadi istri sahku, kalau dia mengadu, sama aja dia cari mati, apalagi kamu menghilang, tenang aja sayang...dia pasti tidak akan mengadu, mungkin dia sibuk nyari kamu atau mungkin dia gila karena kamu menghilang"

Aku tersenyum manis "terus kenapa kamu bisa sebucin ini sama aku hum?"

"Salah kamu sendiri dong udah buat aku bucin segila ini"

Aku menatapnya dengan penuh gairah "sejak kapan kamu bucin begini hum?"

"Sejak kamu ngeraba-ngeraba aku di club waktu itu, aku terus-terusan kepikiran sentuhan kamu, ciuman kamu, rabaan kamu dan lama-kelamaan aku malah menyukai kamu, sial banget ya aku....bisa suka sama player kayak kamu"

Aku sontak menatapnya sendu "jadi kamu selama ini nyesel udah cinta dan nikahin aku?"

Kurasakan cubitan lembut di kedua pipiku "enggak sayang, yang bilang aku nyesel siapa coba? Kan si playerku ini udah tobat dan udah menjadi istri yang sempurna untuk aku, jadi buat apa aku nyesel hum?"

"Yakin nih?"

Blair mengangguk mantap dan aku sontak langsung mengecup bibirnya "makasih ya udah sabar banget ngehadapin aku dan udah nerima aku apa adanya"

Blair menatapku penuh cinta dan membelai pipiku "kamu juga tau masa laluku yang buruk banget sampai ada yang bunuh diri gara-gara aku tapi kamu juga nerima aku apa adanya bahkan kamu tidak pernah membahas masalah itu padaku, walaupun sebenarnya sampai sekarang aku juga merasa bersalah sama keluarganya"

Kusentuh dagunya saat ia menunduk dan kutatap kedu matanya dengan sayu "lupain sayang, toh kamu juga gak bunuh dia kan, its okey sayang....lain waktu kita datangi rumah keluarganya,okey"

Blair mengangguk dan tersenyum manis "iya, tapi sebelum-sebelumnya juga aku sudah datangi mereka kok, mereka memaafkanku dan mereka juga menyalahkan diri mereka sendiri, malahan mereka berfikir kalau perempuan itu bunuh diri karena perceraian mereka"

Dahiku mengernyit bingung "perceraian?"

Blair mengangguk "iya, dia sudah minum obat despresi semenjak dia masih SMA karena orangtuanya selalu ribut ,dan perempuan itu bunuh diri tepat di tanggal perceraian kedua orangtuanya, tapi orang-orang kebanyakan taunya bahwa akulah penyebab perempuan itu bunuh diri walaupun sebenarnya aku membully nya tidak parah banget"

"Udah lah babe, masa lalu biarin jadi masa lalu, kita tatap masa depan kita bareng-bareng ya"

"Mom and daddy tau gak kita pindah kemari?",tanyaku penasaran

Blair mengangguk "tau dong, masak mereka gak tau sih, dan mereka dukung banget kita pindah kemari karena budaya disini menerima hubungan kita dan kita juga bebas disini, bebas mau bermesraan dimanapun kita berada, karena pas kita di negara kita sendiri, kita gak bisa bermesraan dengan bebas karena hubungan kita masih di anggab tabu di negara kita"

"Oh ya sayang, kita malam ini buat anak yuk, aku sudah siap hamil kok demi kamu, dan orangtuaku juga ngebet banget pengen gendong cucunya"

Deg

Tubuhku tiba-tiba melayang saat Blair menggendongku ala bridal style lalu membawaku masuk kedalam kamar "malam ini kita buat anak ya"

Blair membaringkanku di atas tempat tidur dan membelai rambut panjangku dengan perlahan" kamu milikku malam ini sayang"

Kusentuh dadanya dengan lembut dan aku tersenyum menggoda kearahnya "selamanya aku akan jadi milikmu sayang"

Tuhan.... terimakasih sudah mengirimkan ku orang yang menerimaku apa adanya, menerima kekurangan ku dan keburukanku, terimakasih Engkau sudah mengabulkan doa perempuan bejat ini dan terimakasih sudah selalu disisiku setiap hari, terimakasih banyak Tuhan

END

Voted?
Komen?

Akhirnya ending juga setelah hujan badai menerpa, terimakasih banyak untuk readers setiaku yang sudah setia membaca dan menunggu cerita saya, tanpa kalian karyaku bukan apa-apa bahkan karyaku tidak akan berarti
Sekali lagi terimakasih banyak
Saya gak pandai membuat kata-kata jadi saya mohon maaf jika saya berbuat salah atau kata-kata saya menyinggung perasaan kalian
Saya benar-benar minta maaf
Sampai bertemu lagi di cerita lainnya
Papayyy👋👋👋

Not My Fault (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang