11

17.7K 1.5K 86
                                    

"Eh Dis, Blair tuh"

Kepalaku menoleh kearah pandangan Kei dan kulihat Blair sedang sibuk membully anak baru bersama 2 kambing congeknya

"Sejujurnya aku penasaran"

Alisku terangkat sebelah dan menatap Kei yang nampak sedang berfikir "Penasaran apaan?"

"Berapa banyak dosa Blair"

Dosa? Kenapa dia mikirin dosa orang lain? Kenapa gak mikirin dosanya sendiri yang udah bejibun, nidurin bocil, bahkan sampai ngehamilin tantenya sendiri

"Paling sebanyak tumpukan sampah di kota ini sampai bisa menimbulkan banjir",jawabku asal

"Banyak banget dong?"

Aku mengangguk pelan "maybe, tapi bodo amat, gak peduli aku tuh"

"Tapi kayaknya kamu tertarik sama si Blair"

Aku menunjuk diriku sendiri "aku? Tertarik? Ckk lagian kamu tau kan Kei kalau aku tuh sukanya main-main"

"Sama aja kamu tuh tertarik sama dia"

"Aku cuma penasaran aja main sama bule itu rasanya gimana, tinggal pepet aja beres"

Kei menatapku lekat "kamu gak takut karma?"

Aku menghela nafas kasar "kamu juga gak takut karma? Please deh Kei, kita itu masih muda, ngapain mikirin karma? Masa muda itu di nikmati sepuas-puasnya, jangan sampai nanti pas kita tua tuh kita nyesel karena gak icip-icip sana sini"

"Bener juga ya,kali ini aku setuju sama pikiranmu yang dangkal itu, toh gak rugi juga"

Aku mengangguk mantap "nah itu kamu tau, so...nikmati aja kali, toh cewek kamu juga gak protes kan kamu apa-apain, lagian suka sama suka, jadi gak masalah dong"

"Yoi bener banget"

*****

"Kamu bosen banget ya?"

Kepalaku menoleh kesamping dan melihat kak Arsya yang menatap iba kearahku lalu dia menutup buku desainnya

Sebenarnya sih bosen banget, udah 4 jam aku cuma ngelihat kak Arsya yang sibuk desain sedangkan aku? Aku cuma scroll Instagram di layar ponselku sampai kebosenanku memuncak padahal aku melihat-lihat video anak-anak kucing, kelinci, harimau sampai buaya darat

"Mau coklat hangat?"

Aku mengangguk "boleh"

Aku berdiri dari dudukku dan mengikuti kak Arsya yang keluar dari kamarnya, langkahku menuju balkon apartemen nya, semilir angin langsung menerpa wajahku saat aku baru saja membuka pintu balkon

Malam ini dingin banget gila

Ku letakkan pantat ku yang seksi di atas tempat duduk, malam ini malam yang menyedihkan, padahal aku mau cari mangsa yang baru tapi sialnya mama malah menyuruku mengantarkan kuker buatannya untuk kak Arsya, alhasil aku terdampar disini karena kak Arsya menyuruhku untuk menemaninya mendesain

Aku menghela nafas pelan dan memejamkan kedua mataku saat angin terus menerpa tubuhku

Kenapa aku ingin sekali menyentuh tubuh perempuan yang lembut, kenyal dan wangi?

"Di luar dingin lho, yuk masuk"

Kubuka kedua mataku dan kulihat kak Arsya tersenyum manis kearahku

Sumpah... kenapa hanya melihat senyumannya aku bisa sangat bergairah? Aku sangat ingin menyentuh kak Arsya, aku ingin menyentuh payudara yang bulat itu namun aku hanya bisa tersenyum miris melihat perut kak Arsya yang semakin hari semakin membesar

Not My Fault (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang