"Masih gak mau pulang kerumah?"
Kepalaku menoleh kesamping dan kulihat Yuna duduk disamping ku sambil menatapku iba "kalau ada masalah jangan kabur-kaburan terus Dis, hadapi dengan kepala dingin dan selesaikan baik-baik, walaupun dalam kasus ini Blair yang salah tapi Blair istri kamu, kalian sudah menikah"
Aku mengangguk pelan dan kurasakan tangan Yuna menepuk-nepuk pelan pundakku "aku sebagai sahabat kamu cuma bisa ngedukung keputusan kamu , kamu bahagia aku pun sama , so....kita tetep sahabat dalam keadaan susah seneng sekaligus, jangan pernah merasa sendiri karena masih ada aku, Key dan Frida, okey?"
"Thanks Yuna, terimakasih sudah menampungku selama seminggu ini, mungkin memang waktunya aku harus pulang karena tidak selamanya aku bisa sembunyi terus, papa dan mamaku pasti bakalan nemuin aku juga"
"Aku gak bermaksud mengusir kamu tapi aku juga gak mau masalah kamu gak selesai-selesai, kamu harus berani menghadapi masalah ini"
Aku mengangguk pelan "dari kemarin aku berfikir kalau aku memang harus menyelesaikan masalah ini segera mungkin"
Yuna tersenyum manis "selesaikan dengan kepala dingin, okey?"
"Hummm, kalau begitu aku mandi dulu",ucapku dan pergi berjalan kekamar mandi
Setelah mandi, Yuna mengantarkan ku pulang kerumah dengan selamat lalu Yuna langsung pulang lagi ke apartemen nya untuk melanjutkan mengerjakan tugas kuliahnya yang sempat terganggu karena aku selalu curhat padanya
Kutarik nafasku dalam-dalam sebelum aku masuk kedalam rumah papa dan mama
Dengan langkah pasti aku masuk kedalam rumah "Gadis pulang"
Kulihat papa dan mama yang duduk disofa sontak menoleh kearahku, dahiku mengernyit ketika papa menghampiri ku dengan langkah cepat
Plakkkkk
Wajahku langsung menoleh kesamping saat tamparan keras papa mengenai pipi kiriku "kamu itu anak gak tau diuntung, kemana aja kamu hah? Kami semua nyariin kamu Gadis, kenapa kamu ikut kabur-kaburan seperti abangmu hah?"
"Kamu itu membuat malu keluarga kita, apa papa mendidikmu untuk kabur dari masalah? Kamu mau ikut-ikutan abang kamu hah?"
Kurenggangkan perlahan pipiku yang lumayan perih lalu membalas tatapan papa dengan tajam "Gadis gak kabur pa, Gadis butuh nenangin diri"
"Tapi gak perlu kabur kan? Kamu bisa pulang kerumah, terus seminggu ini kamu kabur kemana? Semua temen-temen kamu bilang kalau mereka gak tau kamu kabur"
"Aku menyuruh mereka untuk tidak memberitahukan keberadaan ku, dan selama seminggu ini aku berada di apartemen Yuna pa"
Tatapan papa berubah menyelidik "yakin? Gak bohong kan?"
"Sumpah pa, aku gak bohong, mana berani aku bohongi papa",sahutku tegas dan jelas
Papa menghela nafas kasar "keluarga Blair datang kemari seminggu yang lalu untuk nyariin kamu dan hampir setiap hari mereka kemari nanyain kamu, mereka menjelaskan semua masalah yang terjadi di antara kamu dan Blair"
"Ya bagus dong, papa jadi tau siapa yang salah kan? Terus kenapa papa nampar aku? Memangnya aku salah apa pa?"
"Karena kamu menghilang, kamu yang punya masalah tapi kamu gak ngehadapin, kamu malah kabur gak jelas dan sekarang baru muncul, memangnya masalah akan selesai kalau gak kamu hadapi?"
Kutarik nafasku dalam-dalam "c'mon pa, Gadis juga butuh waktu sendiri buat berfikir menyelesaikan masalah ini baik-baik, papa pikir Gadis menghilang karena Gadis menghidar dari masalah? Enggak pa...Gadis cuma butuh waktu untuk nenangin diri, yang jadi korban disini itu aku bukan papa dan mama, jadi apa Gadis salah kalau Gadis butuh waktu untuk sendiri? Lagian kalian kan yang menyuruh Gadis buat nikah sama Blair? Dulu Gadis nolak tapi mama maksa dan sekarang ujung-ujungnya begini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Fault (Completed)
RomanceGadis Ileana, seorang gadis yang terpaksa harus menanggung kesalahan abangnya dan mendadak menyamar menjadi abangnya untuk menikahi pacar abangnya yang sudah hamil duluan karena abangnya tiba-tiba menghilang dan kabur entah kemana Lalu ditambah keha...