23

12.3K 1.2K 175
                                    

"Masih mau bungkam?"

Aku menelan ludahku dengan susah payah saat Blair menatapku sangat tajam dan kini aku memilih menunduk dalam daripada menatap kedua matanya yang menusuk diriku "maaf, tidak akan ku ulangi lagi"

"Seperti nya aku harus mengadukan kelakuanmu yang sangat liar itu pada orangtuamu, supaya kamu tobat dan tidak berulah lagi di belakangku"

Kedua mataku sontak membulat sempurna dan kulihat Blair menyunggingkan senyum sinisnya, aku segera memegang kakinya saat ia hendak pergi meninggalkan gudang "kumohon jangan Blair, aku mohon..."

Blair menaikan sebelah alisnya "kenapa jangan? Realitanya kamu memang melakukannya semalam bukan? Apa semudah itu kamu menyentuh orang lain selain pacar kamu sendiri? Demi Tuhan Gadis.... aku sudah sangat setia padamu dan kamu membalas kesetiaan ku dengan penghianatan seperti ini?"

Aku menggeleng cepat "aku khilaf Blair, maaf...aku benar-benar minta maaf"

"Khilaf? Enak banget ya kamu ngomongnya, setelah ena-ena dengan orang lain terus kamu bilang kamu khilaf? Sudah di berapa banyak pria dan wanita yang bercinta denganmu?"

"Tidak Blair, aku hanya melakukannya dengan perempuan"

Blair tertawa pelan "hahahaha perempuan? Ckkk rupanya tubuhmu kotor sekali, kenapa kamu terus bercinta dengan perempuan lain hah? Apa tubuhmu itu haus kepuasan? Haus seks? Haus akan sentuhan? Apa tubuhku masih kurang untukmu?"

"Maaf, maaf Blair...."

"Sial, kenapa aku malah mencintai bekas banyak orang"

Blair menunduk dan menatapku lekat "sejak kapan kamu sudah gak perawan?"

"Aku masih perawan Blair",jawabku tegas

Enak aja aku di tuduh gak perawan, jelas-jelas namaku aja Gadis...sudah dipastikan aku masih perawan karena aku seorang Gadis, Blair itu gimana sih?

Dahi Blair mengernyit heran dan aku segera berdiri didepannya dengah tak bertenaga karena aku masih takut Blair mengadukan ku ke orangtuaku, kusentuh tangannya dengan lembut "maaf, maaf Blair....aku janji gak akan ngulangin lagi"

"Tunggu...kamu bilang kamu masih perawan, kok bisa?"

Kupejamkan kedua mataku erat-erat "selama bercinta, akulah yang menyentuh mereka, demi Tuhan....aku belum pernah disentuh sama sekali, walaupun sebenarnya aku ingin di sentuh tapi ancaman mama lebih menakutkan daripada keinginanku itu"

Kubuka kedua mataku dan kulihat Blair menaikan sebelah alisnya "kamu gak lagi berbohong kan?"

"Sumpah Blair, aku gak berbohong, kamu tau kan orangtuaku itu gimana? mama akan membunuhku kalau mama tau aku gak perawan jadi sampai detik ini aku masih menjaga tubuhku dan keperawanan ku, papa aja memotong burung abang setelah papa tau abang selingkuh, apalagi aku? Aku bisa di siksa hidup-hidup kalau mereka tau aku udah gak perawan lagi"

"Bener nih?",tanya Blair

Aku mengangguk mantap "bener Blair, walaupun aku akui kalau bibirku memang sudah bekas banyak orang"

Blair tersenyum miring "oke, kali ini aku percaya padamu dan aku tidak akan mengadukan mu pada orangtua kamu, tapi ada satu syarat?"

"Apa?"

"Keperawanan mu?"

Aku menggeleng cepat "jangan keperawanan ku Blair, yang lain aja please..."

Tatapanku beralih ketangan Blair yang mulai membuka satu persatu kancing kemejaku "aku ingin tubuhmu sebelum orang lain yang menyentuhmu dan mengambil keperawanan mu, so....aku ingin memilikimu, mengikatmu dengan diriku ,dan menikah denganku"

Not My Fault (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang