"Akkhhhhh"
Gila...pusing banget kepalaku
Kubuka kedua mataku perlahan sambil memegang dahiku yang tiba-tiba pusing menyerang diriku, dahiku mengernyit melihat kak Arsya duduk di sebuah sofa sedangkan aku? Tunggu ....ini kamar siapa? Dan aku dimana?
Aku seketika langsung duduk dan kulihat kak Arsya menoleh kearahku "gimana istirahat nya? Udah puas belum hum?"
Aku semakin bingung lalu melihat keluar jendela yang sudah gelap dan petang walaupun aku bisa melihat lampu bergemelapan di ujung sana
Berapa jam aku pingsan dan tidur?
"Kenapa aku bisa disini kak? Dan ini kamar siapa?"
Kak Arsya tersenyum manis "ini kamar kakak,oh ya.... sorry sebelumnya kakak ngasih kamu obat tidur karena kakak kasihan sama kamu yang gak tidur beberapa hari buat bikin bayi kecil itu supaya gak marah lagi sama kamu"
Bayi kecil? Maksudnya Blair? Ahh astaga benar... Blair pasti menungguku dan mencariku
Aku segera berdiri dan menghampiri kak Arsya yang masih duduk dengan tenang di atas sofa "kueku mana kak, aku takut Blair salah paham lagi dan semakin marah denganku"
Beberapa hari ini memang Blair menghindari ku karena masalah waktu itu saat tetangga baru datang menemui kami, masalah itu belum selesai sampai sekarang karena Blair terus menghidariku bahkan tidak mau bicara denganku, aku berhari-hari juga meminta maaf padanya di depan pintu kamarnya saat dia berada di kamarnya namun hasilnya tetap nihil
Sebenarnya aku juga penasaran, apa salahku padanya? Padahal aku tidak selingkuh dengan siapapun
Kak Arsya kini menatapku lekat "kenapa kamu masih memperdulikan nya Gadis? Dia sudah tidak peduli denganmu, kenapa kamu masih saja mempertahankan pernikahan kalian hum? Apa kamu gak capek nangis terus gara-gara dia?"
"Lagian kakak tau darimana aku gak tidur berhari-hari dan kakak juga tau darimana aku nangis gara-gara Blair? Jangan ngomong ngasal kak"
"Kakak mengawasi mu beberapa hari ini"
"Kakak mengawasiku? Kenapa kak?",tanyaku curiga
Kak Arsya menghela nafas pelan "karena kakak gak mau kamu gak bahagia dengan pilihan mu Gadis, kakak hanya ingin kamu bahagia walaupun bukan sama kakak, kakak cinta sama kamu"
Aku hanya terdiam dan menghela nafas pelan "kuenya mana kak"
Kak Arsya hanya tersenyum kecut lalu berdiri mengambil kotak kue yang kubeli tadi pagi dan memberikannya padaku "kalau dia masih tidak memaafkan kesalahan yang tidak kamu buat, tinggalkan dia dan temui kakak karena kakak akan selalu nungguin kamu Gadis, kakak masih sangat mencintai mu"
Deg
Aku menggeleng pelan sambil mengambil kotak kue itu "jangan cinta denganku kak, aku tidak layak di cintai oleh kakak, aku permisi kak"
"Kakak akan selalu menunggumu Gadis"
Aku memilih keluar dari apartemen kak Arsya lalu turun dan mencari taksi
Kenapa kak Arsya masih mengejarku? Sebenarnya apa yang kamu inginkan dariku kak? Aku sudah menikah dan aku juga sudah tidak mempunyai perasaan apapun pada kak Arsya karena perasaan ku ini sepenuhnya sudah milik Blair
Setelah sampai di depan rumah ku, aku segera turun dari taksi dan masuk kedalam rumah
Tubuhku mematung saat melihat Blair duduk tenang di sofa ruang tamu, dia sedang fokus membaca majalah dan dengan langkah pelan aku berjalan menghampiri nya sambil meletakan kue di atas meja depannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Not My Fault (Completed)
RomanceGadis Ileana, seorang gadis yang terpaksa harus menanggung kesalahan abangnya dan mendadak menyamar menjadi abangnya untuk menikahi pacar abangnya yang sudah hamil duluan karena abangnya tiba-tiba menghilang dan kabur entah kemana Lalu ditambah keha...