39

11K 1K 76
                                    

Aku duduk termenung menatap minumanku dan sesekali memutar-mutar boba yang ada didalam minumanku dengan sedotan

"Kamu kenapa sih Dis? Daritadi diem terus"

Aku menghela nafas pelan mengingat ancaman kak Arsya yang akan mengatakan ke keluargaku, keluarganya dan keluarga Blair tentang apa yang pernah kita lakukan dulu

Kemarin aku langsung meninggalkan kak Arsya begitu saja karena aku malas menanggapi ancamannya, tapi barusan kak Arsya mengirimkan pesan padaku agar aku harus segera menceraikan Blair

Ayolah, emang cerai semudah itu? Apalagi Blair tidak punya salah apa-apa dan lagipula aku juga tidak berniat menceraikan Blair, dia sudah sangat baik dan sabar ngehadapin aku apalagi dialah yang mengambil kesucian ku

Walaupun dari awal aku menikah dengan Blair karena aku ingin bebas dari keluarga ku tapi lama-kelamaan aku mulai menyukainya

Perhatiannya, sikap romantis nya, sifat lembut nya, kesabarannya dan semua yang aku mau di turutin sama dia, jadi Blair kurang baik apa lagi coba? Selama kami menikah, dia tidak pernah membuat kesalahan sedikit pun, malahan aku yang terus marah-marah karena dia sibuk bekerja, jadi Blair itu gak ada minusnya tapi aku juga takut dengan ancaman kak Arsya

Aku tersenyum kecut dan menggeleng pelan sambil menatap Yuna yang sedang cemas menatapku "gak papa kok"

"Yakin",tanya Yuna lagi dan aku mengangguk

Yuna memakan cakenya dan sesekali menyeruput coklat panasnya, emangnya dia gak eneg ya makan kue coklat dan minum secangkir coklat panas?

"Kei sama Frida kemana?"

Kedua bahu Yuna terangkat "kamar kali, mereka kan masih panas-panasnya"

Aku memilih mengangguk-angguk dan tersenyum tipis lalu meminum minumanku lagi

Kei sama Frida mah kerajaan nya ngewe terus setiap hari, pokoknya gak ada hari libur untuk mereka ngewe

Aku menoleh kebelakang saat kurasakan sentuhan lembut di bahuku dan kulihat seorang perempuan cantik berwajah Asia menatapku dengan lekat "lo Ile kan?"

Ile? Tunggu.... jangan-jangan dia salah satu korbanku karena korban-korbanku tau namaku dengan nama Ile bukan Gadis

Bahaya, aku harus bersikap tenang dan gak panik

"Bukan, saya bukan Ile",sahutku cepat dan kulihat perempuan itu ikut menggeleng dengan cepat

"Gue hafal banget sama wajah lo, garis wajah lo, sorot mata lo, hidung lo, bentuk bibir lo, warna bibir lo, rambut lo, wangi tubuh lo, gue yakin banget lo itu Ile, lo lupa sama gue? Kita pernah making love di hotel xxx waktu itu",ujar perempuan itu dan aku melirik Yuna yang nampak terkejut dengan ucapan perempuan itu, aku aja kaget banget kenapa dia bisa sedetail itu mengenalku

Aku sontak menatap Yuna dengan tatapan minta tolong agar dia mau membantuku sedangkan Yuna mengangguk mengerti

Yuna tersenyum manis kearah perempuan dibelakang ku "maaf mbak, dia bukan Ile, namanya Ana...dia temen saya, mbak salah orang mungkin"

Duh semoga percaya, semoga dia percaya

Perempuan itu menatap Yuna "beneran namanya Ana? Tapi bau parfumnya mirip banget sama Ile"

Mampus

Yuna mengangguk menatap "ya dia Ana, dia teman saya, lagian parfum itu di jual bebas lho mbak, mungkin aja kebetulan baunya sama dan teman saya itu polos banget mbak, jadi mana mungkin dia pernah ke hotel sama mbak buat making love , dia aja gak pernah keluar malam mbak, kerja kelompok aja kami yang harus kerumahnya"

Not My Fault (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang