28

10.2K 1.1K 75
                                    

"Babe"

Aku menunduk dan menatap wajah Blair dengan lekat sedangkan Blair membenarkan posisi tidurnya dan menggerakan sedikit kepalanya yang berada di pahaku, ya.....dia tiduran dan menjadikan pahaku sebagai alas kepalanya

"Kamu pengen punya anak laki-laki atau perempuan?"

Dahiku mengernyit heran "maksudnya?"

"Ya kan kita sudah 1 bulan menikah nih, kamu gak pengan aku hamil?"

Kuletakan novelku disampingku dan membelai rambut panjang nya yang lembut "bukannya aku gak pengen, tapi aku masih kuliah dan aku belum bekerja, aku gak mau kalau kamulah yang terus-menerus memberiku nafkah, jadi sabar ya... tunggu sampai aku lulus dan bekerja buat nafkahi kamu nanti"

Blair tersenyum manis dan menarik tengkukku lalu mengecup bibirku singkat "kamu memang yang terbaik, i love you"

Hummm...aku belum siap aja kalau Blair punya anak, kehidupan ku akan semakin rumit dan aku juga akan semakin susah untuk melepaskan diri dari pernikahan ini , sebenarnya Blair itu sangat baik dan perhatian padaku, tapi entah kenapa aku sangat sulit untuk membukakan hatiku untuknya, karena hatiku selalu tertuju pada kak Arsya, kak Arsya terus menerus hinggap di pikiranku, maaf Blair

Kukecup dahi Blair dengan lembut dan Blair duduk di depan laptopnya "aku ngelanjutin dulu kerjaanku yang tertunda, kamu tidur aja dulu ya sayang"

Blair itu emang gila kerja.... benar-benar gila kerja, apalagi semenjak daddynya mempercayakan perusahaan nya yang di Indonesia ke Blair, yang membuat Blair semakin gila bekerja

Orangtua Blair sangat jarang di rumah karena mereka sibuk mengurus pekerjaan mereka di Inggris, bahkan kata Blair... orangtuanya bisa pulang 6 bulan sekali untuk melihat keadaan Blair, bisa di katakan kalau Blair ini sebenarnya kesepian

Aku berjalan menghampiri nya, berdiri dibelakang nya dan memeluknya dari belakangnya, entah kenapa nafsuku selalu naik jika berdua bersama Blair, tapi entah kenapa aku masih setia menjaga keperawanan ku dengan alasan aku ingin memuaskannya padahal aku sudah sah menikah dengan Blair tapi aku masih takut....takut memberikan keperawananku kepada orang yang salah walaupun aku tau kalau Blair sangat mencintai ku

"Kenapa babe?",tanya Blair tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptopnya

Kukecup tengkuk nya dari belakang dan kecupanku beralih ke telinganya, kulihat Blair menoleh kearahku sedangkan aku memilih menghisap daun telinganya dengan lembut "aku menginginkan mu sayang"

"Tadi malam kan udah sayang, kamu pengen lagi hum?"

Aku mengangguk pelan dan membalikan tubuh Blair agar menghadapku lagi, kurangkul tengkuknya dan mengecup bibirnya dengan lembut, kulihat Blair mulai memejamkan kedua matanya dan kurasakan Blair mulai membalas ciumanku, menghisap bibir bawahku dan membelit lidahku dengan lidahnya

Ahhh dia sangat pandai berciuman sekarang

Kurasakan kedua tangan Blair meremas pantatku dengan lembut yang membuat tubuhku menegang dan kini bibirku menyusuri lehernya sambil menghisap-hisap kecil lehernya, kepala Blair mendongak keatas ketika tanganku menyusup kepiyama tidurnya dan meremas payudaranya yang masih tertutup bra

Aku hanya terdiam saat jari jemari tangan Blair membuka satu persatu kancing piyama tidurku lalu mendorongku keatas tempat tidur, Blair dengan santai membuka piyamanya , aku menelan ludahku dengan susah payah saat melihat belahan payudaranya yang menyembul di balik branya

Entah kenapa dia sangat seksi saat setengah telanjang seperti ini apalagi perutnya yang ahh....gak bisa kujelaskan dengan kata-kata

Drrtttt

Not My Fault (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang