40 story (end)

1.4K 83 19
                                    

Happy reading~












Di pemakaman.

Semuanya melihat tempat terakhir peristirahatan renjun.

Beberapa dari mereka masih menangis, namun yang lainnya tidak.

Mata mereka terlihat bengkak.

Chanyeol masih berjongkok di samping kuburan renjun.

Dia mengelus tanah itu, seperti mengelus kepala seseorang.

"Maafkan ayah..

Ayah pergi meninggalkan mu dengan tujuan konyol yang tidak berarti..

Seharusnya ayah tidak meninggalkan kalian saat itu.

Seharusnya ayah bertanggungjawab.

Maafkan ayah..

Sampaikan permintaan maaf ayah kepada ibumu..

Maaf karena telah hadir di kehidupan nya dan menghancurkan nya.."

.

.

Haechan melihat kuburan itu dengan mata yang bengkak.

Air matanya bahkan tidak bisa lagi keluar.

"Renjun...

Maaf kan aku...

Aku egois dan selalu terbawa emosi...

Jika seandainya aku tidak memukulmu saat itu, jika saja aku bisa mengendalikan emosi ku..

Aku tidak akan merasakan kehilangan seperti ini...

Apa kau marah kepada ku?
Kau boleh marah padaku..

Tapi jangan pernah membenci ku..

Aku tidak akan bisa tenang jika kau membenci ku..

Selamat ulang tahun...

Aku belum mengucapkannya di hari ulang tahun mu..

Aku tidak pernah bisa mengatakan nya kepadamu setelah kejadian itu..

Dan aku tidak akan pernah bisa lagi mengatakan nya di depanmu.

Aku tidak akan bisa melihat mu tersenyum kepada ku saat aku mengatakan selamat ulangtahun untuk mu.."

.

.

"Renjun..

Selamat ulang tahun...

Kau bertemu dengan ibu?
Dan tentu saja ibu mu?

Kau bisa melihat kami kan sekarang?

Apa kau bisa melihat kesedihan kami?

Ini tidak salahmu.

Jangan terus menyalahkan dirimu..

Sampaikan salam ku ke ibu.."

.

.

"Kak renjun..

Aku akan rindu saat Kakak melukis..

Apa kakak masih melukis di atas sana?

Bisakah kakak melukis kesedihan kami?

Buat lukisan yang indah.. agar kesedihan kami tergantikan..

itu akan terlihat tidak menyedihkan lagi..

FROM HOME || RENJUN VER.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang