hallo semua...
ini lanjutannya ya...
happy reading...
Jam menunjuk pukul 10.00. jeno dan Junmyeon sudah pergi ke kantor mereka.
Di rumah hanya ada jaemin dan renjun serta bibi dan pekerja lainnya yang ada di rumah mereka.
"tuan renjun, apa tidak mau masuk saja?" Tanya bibi yang merawat renjun dari kecil.
"sudah kubilang bi, jangan panggil aku tuan. Panggil nama aku aja" kata renjun karena sedikit terusik dengan panggilan tuan.
"baiklah renjun. Apa kau tidak mau masuk?" Tanya bibinya.
"tidak bi. Aku ingin di sini saja" kata Renjun dengan kaki yang berada di air kolam yang ada di belakang rumah mereka.
"ada apa? renjun kenapa kau tidak mau masuk?" tiba tiba jaemin datang dari belakang mereka.
"kak jaemin?" Tanya renjun.
"biar aku saja bi yang memegang handuknya. Bibi ke dalam saja." Kata jaemin.
"baiklah." Kata bibi itu sambil memberikan handuk itu kepada jaemin dan pergi meninggalkan mereka berdua.
.
"ada apa?" Tanya jaemin sambil ikut duduk di pinggiran kolam.
"tidak" kata renjun.
jaemin melihat renjun yang seperti sedang sedih.
" kau tidak bisa bohong dengan wajah seperti itu." Kata jaemin.
renjun terdiam. "apa yang terjadi tadi malam?" Tanya jaemin.
renjun hanya terdiam tidak tau harus bilang apa.
jaemin menghela nafasnya.
"apa kau tidak ingin pergi mencari sesuatu untuk mengganti kado mu untuk Haechan?"kata jaemin mengganti topik.
renjun mengangguk.
"kalau begitu ganti bajumu dan kita akan pergi." Kata jaemin.
jaemin membantu renjun berdiri dan memberikannya handuk.
.
.
.
.
.
.
Di dalam mobil.
"kak jaemin?" panggil renjun.
"ada apa?" jawab jaemin sambil menyetir.
"kak Haechan itu menyukai apa?" Tanya renjun.
"akhir akhir ini dia terlihat suka mengambil gambar." Kata jaemin.
"kalau begitu bagaimana kalau aku memberi kak haechan kamera?" Tanya renjun.
"itu ide yang bagus" kata jaemin sambil senyum walaupun dia tau kalau renjun tidak bisa melihat itu.
Renjun juga tersenyum karena dia sudah tau apa yang harus di beri nya untuk mengganti kado renjun yang tidak di terima haechan semalam.
.
.
.
.
Di toko.
"bagaimana kalau yang ini?" Tanya jaemin sambil memberikan kamera itu ke tangan renjun.
Renjun memegangnya agar memudahkan ia untuk tahu seperti apa bentuk kamera itu.
renjun menggeleng.
"ini terlalu besar untuk kak haechan bawa saat berpergian." kata renjun.
"ehm.. kau benar." kata jaemin sambil mengembalikan kamera itu.
Jaemin memegang tangan renjun sambil berjalan pelan mencari kamera lain.
"bagaimana kalau yang ini..." kata jaemin sambil memberinya kepada renjun.
Renjun memegangnya.
Dia terseenyum dam mengangguk.
"kalau begitu ayo ke kasir..." kata jaemin , memegang tangan renjun dan berjalan ke arah kasir.
.
.
.
.
.
Setelah membeli kamera untuk haechan, jaemin mengajak renjun ke taman dekat toko tadi.
Terlihat hanya sedikit orang yang ada di taman itu.
"kenapa masih membawa kamera itu? Kan bisa di dalam mobil saja bagaimana kalau nanti jatuh dan rusak?." Kata jaemin.
Renjun mengeratkan pegangannya pada tas yang berisi kamera itu.
"tidak. Kak jaemin tidak usah khawatir." Kata renjun sambil tersenyum.
jaemin menghela nafasnya.
"baiklah. Tunggulah di sini, aku akan membelikan eskrim." Kata jaemin sambil mengarahkan renjun untuk duduk di kursi taman itu.
Renjun hanya mengangguk sambil tersenyum mengiyakan perkataan jaemin.
.
.
.
.
.
Jaemin berjalan kearah tempat dimana ada penjualan di dekat taman itu.
Tiba tiba hp jaemin berdering.
"hallo?" kata jaemin.
"dokter jaemin, bisakah anda datang ke rumah sakit sekarang?" Tanya orang yang ada di seberang telpon itu.
"ada apa?" kata jaemin.
"ada pasien baru dan dia mengalami kecelakaan. dia harus segera di operasi." jawab orang yang di balik telpon itu.
"apa tidak ada dokter lain selain aku. Aku mengambil cuti hari ini." Kata jaemin sambil berjalan balik ke arah renjun tadi.
"tidak ada." Kata suster dari seberang telepon.
"baiklah." Kata jaemin sambil mematikan telponnya sambil mempercepat langkahnya.
"renjun." Kata jaemin sambil memegang bahu renjun.
"kak jaemin?"kata renjun karena mendengar suara kakaknya.
"apa kau bisa menunggu paman sampai datang ke sini?" Tanya jaemin.
"ada apa kak?" Tanya renjun.
"aku harus pergi ke rumah sakit." Kata jaemin.
"baiklah." Renjun mengerti kalau kakaknya itu pasti ada pasien walaupun dia libur.
"tetaplah di sini sampai paman datang dan menjemputmu, oke?" kata jaemin.
Renjun hanya mengangguk dan tersenyum.
"aku pergi" kata jaemin sambil mengelus kepala renjun dan berlari menuju mobilnya.
Jaemin menelpon pamannya.
"paman? Apa paman sedang sibuk?" Tanya jaemin dari telpon.
"tidak. Ada apa?" jawab lay.
"bisakah paman menjemput renjun di taman? Aku ada pasien." Kata jaemin sambil menyetir mobil.
"baiklah." Kata lay.
"terima kasih paman." Kata jaemin dan mematikan telponnya.
TBC...
maaf ya kalau gantung... soalnya udah terlalu panjang ceritanya... jadi aku gantung deh....hehe..
maaf ya kalau kurang seru sampai sini (masih pemula soalnya) . tetap ikuti ya....
oke, sampai sini dulu ya..
bye...

KAMU SEDANG MEMBACA
FROM HOME || RENJUN VER.
Randomrumah adalah tempat kita untuk pulang... satu kata dan gerakan kecil sangat berpengaruh dengan kehidupan yang ada di sekitar... keegoisan hanya akan menghancurkan semua hal baik... kadang, masalah hidup pun datang dari rumah... jadi, pilihan ada...