Ini lanjutan ceritanya... :)
Happy reading.... :)di rumah.
"kami pulang.." teriak chenle. bibi pun datang dari arah dapur. "sini biar bibi yang bawa tasnya." kata bibi itu sambil mengambil tas mereka bertiga. "makan siang sudah siap. kalian makan siang dulu ya.." kata bibi itu. "baiklah." kata mereka bertiga.
"kak renjun!" panggil jisung dari arah pintu belakang. "jisung?" kata renjun sambil memutar kepalanya ke arah belakang. "apa kakak sudah makan? ayo kita makan..." kata jisung sambil berjalan ke arah renjun. "baiklah." kata renjun sambil berdiri dari tempat duduknya. "ayo, aku bantu." kata jisung dambil membantu renjun sebagai pengarah jalannya.
"ini buburnya." kata bibi sambil memberi satu mangkuk bubur untuk renjun. "kenapa renjun masih memakan bubur? apa dia masih sakit?" tanya haechan kepada bibi. "tidak. aku sudah sembuh. tapi, kak jaemin masiih melarangku makan makanan yang berminyak." kata renjun emotong perkataan bibi. "oh.." respon haechan.
mereka pun mulai makan dengan tenang.
di rumah yuta.
"mau makan siang apa kak?" tanya winwin. "winwin mau makan apa?" tanya yuta. "aku mau makan ramyeon aja." kata winwin. "baiklah. tunggu di meja sana. biar kakak yang masak." kata yuta sambil menunjuk arah meja makan. winwin berjalan ke arah meja makan dan duduk di sana.
"biasanya kakak makan apa?"tanya winwin. "makan ramyeon juga, kadang makan nasi sama kimchi aja, atau aku akan memesan makanan siap saji." kata yuta sambil memasak ranmyeon. "ohh.." jawb winwin sambil mengangguk.
.
.
.
.
.
"habis ini kita jalan ke taman ya kak..." kata winwin sambil makan. "baiklah. tapi setelah itu kau harus pulang." kata yuta. "baiklah." kata winwin sambil senyum.
hening. tidak ada lagi yang membuka pembicaraan. "emm... apa kakak kesepian?" tanya winwin. "tidak." jawab yuta. "benarkah? kalau aku jadi kak yuta pasti kesepian. makan sendiri, masak sendiri, bahkan di sini sangat sepi. apa kakak tidak mempunyai tetangga seumur-an kakak?" tanya winwin. "tidak ada. kalau pun ada pasti mereka tidak akan mau mendekati kakak." kata yuta. "kenapa?" tanya winwin. "sudahlah. cepat makan. setelah ini kita pergi ke taman." kata yuta cepat. winwin menundukkan kepalanya sambil memasang wajah kesalnya. winwin tidak tahu tentang yuta yang sering membuat masalah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
di taman.
"kak, aku mau beli eskrim. kakak mau?" tanya winwin. tanya winwin sambil memakan cemilan yang tadi di belinya. "tidak." jawab yuta. winwin memasang wajah kesalnya. "kenapa kakak terus menolak? tadi beli makanan gak mau. sekarang beli eskrim juga." kata winwin kesal. "tadi katanya hanya berjalan jalan ajakan di taman? sekarang sudah berjalan di taman. gak ada yang bilang beli makanan atau eskrim." kata yuta. "ya, tapi kan kalau hanya berjalan aja mana seru. coba kakak lihat. mereka semua pasti membeli sesuatu juga." kata winwin sambil mengarahkan wajah yuta ke arah orang yang sedang membeli makan di jalan. "sudahlah. kau harus cepat pulang. kalau ayah atau ibu tahu kau sebenarnya bertemu denganku, nanti mereka akan marah." kata yuta sambil menarik tangan winwin. winwin yang terkejut, ikut berjalan saat yuta menariknya.
di halte bus.
winwin dan yuta duduk di tempat menunggu bus datang. yuta melihat ke arah winwin. wajah winwin terlihat marah. tentu saja. dia sudah susah payah untuk bertemu dengan yuta, tapi, yuta malah menyuruhnya pulang cepat. bahkan yuta seperti tidak menyukai kedatang winwin.
"jangan marah." kata yuta. winwin memutar bola matanya dan sedikit menggeser badannya menjauh dari yuta. yuta mendekat ke arah winwin, dan winwin menjauh lagi dari yuta. "jangan mendekat." kata winwin. yuta berhenti. dia tahu kalau winwin marah. wajar saja. tapi, yuta juga khawatir kalau winwin di marahi dan dipukul seperti dia dulu. yuta tidak mau kejadian seperti itu terjadi kepada winwin. "baiklah. besok kakak akan menjemputmu dari sekolah. setelah itu kita pergi ke mana saja yang winwin mau." kata yuta. ya, setidaknya jika yuta yang datang menemui winwin, mungkin orangtuanya akan marah padanya, bukan winwin. winwin melihat ke arah yuta. "janji ya?" kata winwin. "iya." kata yuta.
malam hari.
diruang makan.
"wahh.. paman makan di sini. apa paman juga menginap?" tanya jisung. lay tersenyum "mungkin tidak." jawab lay.
keluarga kim pun makan. tidak ada yang berbicara. hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar.
.
.
.
.
.
.
di belakang rumah.
"apa paman memanggilku?" tanya haechan dari belakang. lay melihat ke arah haechan dan menyuruhnya untuk duduk di sampingnya. haechan pun duduk di samping lay.
"ada apa paman?" tanya haechan. "aku dengar kau sudah mau menerima renjun." kata lay. haechan tidak menjawab apa apa. "aku hanya ingin berterima kasih. kau sudah mau menerima renjun. kau tahu sebagian latar belakang renjun. dulu, kau sempat marah padanya karena kejadian sepuluh tahun yang lalu. tapi, itu bukan salah renjun. itu salah paman. paman yang memberi saran agar renjun ikut lomba melukis itu. dan kecelakaan yang terjadi tidak diduga." kata lay sambil melihat ke arah haechan. haechan hanya diam sambil menunggu kata kata selanjutnya. "hidup renjun bisa dibilang menyedihkan. kau tahukan?" kata lay. haechan mengangguk. lay tersenyum. "tolong jaga renjun untuk paman. oke?" kata lay. haechan hanya menggangguk sebagai jawabannya.
haechan berjalan ke arah kamarnya. dia masih memikirkan perkataan pamannya tadi. sebagian? apa ada yang haechan tidak ketahui tentang renjun?
haechan membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali. "kak haechan?" panggil renjun.. "hm?" jawab haechan. "mm... aku mau berterimakasih sama kak haechan. makasih ya kak udah mau bicara lagi sama renjun. saat kakak tidak berbicara denganku, rasanya aku ketakutan. tapi, setelah kak haechan mau berbicara lagi dengan renjun, renjun tidak takut lagi. renjun juga mau minta maaf tentang kejadian dulu. saat itu renjun sangat sedih karena renjun kehilangan ibu dan penglihatan renjun. tapi, sekarang renjun sudah bisa menerima semuanya." kata renjun sambil tersenyum ke arah haechan.
aneh. itulah yang di rasakan haechan. jantungnya berdetak cepat entah kenapa dan perasaan bersalah mulai keluar. haechan tidak tahu kenapa rasa bersalah itu bigitu saja keluar. Haechan tidak tahu kenapa rasa bersalah itu begitu saja keluar. Haechan menetralkan detak jantungnya. "Selamat malam kak haechan." Kata renjun. "Iya... selamat malam." Jawab haechan. Renjun pun membaringkan tubuhnya di kasurnya. Sedangkan haechan masih melihat ke arah renjun. Dia masih memikirkan perkataan Lay dan renjun tadi. "Haahh... Sudahlah.... sebaiknya aku juga tidur... " Kata haechan dalam hati. Haechan pun membaringkan tubuhnya dan menutup matanya...
Maaf ya terlambat dua hari... Harusnya hari Minggu aku udah update :'(
Ini aku buat panjang biar gak marah :"). ( Semoga juga gak bosan :). )
Aku harap kalian masih suka sama cerita ini. :)
Bye... :)

KAMU SEDANG MEMBACA
FROM HOME || RENJUN VER.
Randomrumah adalah tempat kita untuk pulang... satu kata dan gerakan kecil sangat berpengaruh dengan kehidupan yang ada di sekitar... keegoisan hanya akan menghancurkan semua hal baik... kadang, masalah hidup pun datang dari rumah... jadi, pilihan ada...