" Apapun akan gue lakukan demi kebahagiaan orangtua gue. Meskipun harus mengorbankan masa depan gue. "
-Michella Quenby Lavanya--
---------------------------------------------------------------------
Happy Reading!!
Kini Michel telah selesai dengan ritual mandinya. Ia sudah mengganti seragamnya dengan piyama hitam polosnya. Michel memang berbeda dari gadis lainnya. Jika biasanya gadis lain menyukai karakter kartun dan semacamnya. Michel lebih tertarik dengan hal-hal yang berbau polos.
" MICHEL, CEPETAN TURUN!! MAKAN MALAMNYA UDAH SIAP, NIH!! " teriakan menggelegar terdengar di seluruh ruangan.
" BENTAR LAGI MICHEL TURUN, BUN!! " sahut Michel. Setelah itu ia beranjak menuruni anak tangga untuk makan malam bersama.
" Kamu mandi atau tidur? Bunda sampai lumutan, nih nungguin kamu!! " Michel hanya nyengir kuda menanggapi gerutuan sang bunda.
" Sudah jangan diperpanjang lagi. Michel, sekarang kamu duduk dan makan makanan yang udah bunda siapkan. Nanti keburu dingin! " titah Anantha menengahi. Michel pun mengangguk patuh dan memakan makanannya.
Keadaan mendadak hening. Hanya ada suara dentingan sendok dan garpu yang bersahutan. Memang, dikeluarga Michel selalu menerapkan aturan tidak boleh berbicara saat makan.
15 menit kemudian..
Acara makan malam pun selesai. Setelah itu Anantha, Adinda, dan Michel pun berkumpul diruang tamu untuk membahas hal penting yang akan disampaikan oleh Anantha.
Saat mereka sudah duduk santai disofa ruang tamu, keadaan mendadak hening. Belum ada yang membuka suara untuk beberapa menit. Hingga deheman dari Anantha mampu memecahkan keheningan yang ada.
" Ekhm, ada yang ingin ayah bicarakan sama kamu, nak! " ucap Anantha memulai pembicaraan.
" Soal apa, yah? Kayaknya penting banget ya? " tanya Michel basa-basi.
" Begini, dulu saat ayah dan bunda masih remaja. Ayah memiliki perjanjian dengan salah satu sahabat ayah. Jika kelak kami mempunyai anak dan berbeda jenis kelamin. Kami akan menjodohkan anak kami. "ujar Anantha hati-hati.
" Jadi, kesimpulannya Ayah sama Bunda mau jodohin Michi dengan anak dari sahabat Ayah? " tanya Michel memastikan.
" Ayah tidak akan memaksakan kehendak ayah pada kamu, nak. Semua keputusan ada ditangan kamu. " Anantha menatap Michel dengan tatapan teduh.
" Bunda setuju dengan ayah. Kamu boleh menolak perjodohan ini kalau kamu masih ragu untuk menerimanya. Tapi, kalau kamu mau menerima perjodohan ini. Ayah dan Bunda akan sangat bahagia, nak! " tutur Adinda dengan senyum manisnya. Tangan Adinda mengelus rambut Michel lembut. Michel masih terus menunduk untuk memikirkan apa keputusan yang akan ia ambil.
" Maaf yah, bun. Sepertinya Michi ga bisa..." lirih Michel masih menundukkan kepalanya. Anantha dan Adinda hanya bisa menghela nafas panjang. Mereka sudah menduga, Michel akan menolaknya.
" Yaud.. " ucapan Adinda tertahan saat Michel lebih dulu memotongnya.
" Michel ga bisa nolak permintaan kalian. Michel mau kok menerima perjodohan ini. Michel yakin pilihan kalian adalah yang terbaik buat Michel. " seru Michel yakin dan menatap kedua orang tuanya.
" Ku kamu serius?! " tanya Adinda terbata yang mendapat anggukan mantab dari Michel. Sontak keduanya membulatkan mata tak percaya. Jujur, mereka masih syok mendengar jawaban Michel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strong Girl Michella (END)
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] { Harap tinggalkan jejak dengan cara memberi vote dan komen disetiap part} Bagaimana jadinya jika kamu terjebak dalam situasi yang rumit. Terpaksa menikah dengan seorang the most wanted. Dan menahan luka disetiap harinya. ...