67.Selamat Jalan, Aurel!!

1.7K 108 63
                                    

"Semua orang benci kehilangan, tapi tidak semua orang dapat menghargai arti kehadiran seseorang"
-Jonathan Smith-

-----------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!!

Sesampainya di Rumah Sakit, Devano kembali menggendong Aurel. Ia berteriak untuk meminta pertolongan pada Suster yang berlalu lalang.

"Sus, t-tolongin pacar saya." Dengan nafas terengah-engah ia membopong Aurel. Keringat sudah bercucuran di dahi dan pelipisnya.

Suster yang dimintai tolong pun segera bertindak. Ia mengambil brankar yang tersedia disana. Setelah itu ia berlari kearah Devano.

Devano segera meletakkan Aurel diatas brankar dan membantu Suster untuk mendorongnya. Kini, ia telah sampai didepan ruang UGD.

Devano ingin menerobos masuk, tapi niatnya terhenti karena salah satu Suster menghentikannya. Suster tersebut menghalanginya untuk masuk.

"Maaf, anda dilarang masuk. Mas silahkan tunggu diluar. Pasien akan segera kami tangani." Ucap sang Suster.

"Tapi, saya harus lihat keadaan Aurel, Sus." Kekeuh Devano tetap pada pendiriannya.

"Tidak bisa mas, sebaiknya mas tunggu disini saja. Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyelamatkan pasien." Setelah mengucapkan itu, Suster pun menutup pintu ruang UGD.

Devano mengacak rambutnya frustasi. Ia telah lalai menjaga Aurel, sehingga Michel berhasil melukainya.

Devano bersumpah, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ia akan membuat hidup Michel semakin menderita. Dan dia akan membuat Michel mati secara perlahan. Itu janjinya.

"Brengsek!!" Devano memukul tembok untuk meluapkan kemarahannya. Ia tidak peduli jika tangannya akan terluka.

***

Disisi lain, Nathan dan Michel baru saja tiba dirumah sakit. Mereka sengaja melacak hp Devano untuk mengetahui dimana posisi laki-laki itu berada.


"Chel, biar gue bantu!!" Cegah Nathan saat melihat Michel hendak turun dari mobilnya.

Nathan melepaskan seatbelt yang dikenakan Michel. Setelah itu, lelaki berbadan kekar dengan tubuh atletis itu turun dan mengitari mobil untuk membuka pintu penumpang.

"Sini, biar gue gendong!"

Saat Nathan hendak menggendong, Michel lebih dulu mencegahnya. "Ehhh, gausah Kak!! Gue bisa jalan sendiri. Lagian, gue juga gamau ngerepotin lu," Ucap Michel tak enak hati.

"Apaan sih, gue ga merasa direpotin sama sekali. Gue tau kaki lu masih sakit. Lu pasti bakal susah buat jalan. Mending gue gendong aja."

"Ehh, tap-"

"Ga ada tapi-tapian, gue ga nerima penolakan!!" Tekan Nathan sedikit geram.

Ia pun segera meletakan tangannya ditengkuk dan sela-sela kaki Michel. Nathan menggendong Michel ala bridal style dan menurunkannya dikursi roda.

Karena tak tau dimana letak ruang rawat Aurel. Keduanya memutuskan untuk bertanya pada resepsionis. Setelah mendapat jawaban, kedua anak manusia itupun langsung berjalan menuju UGD.

Hal pertama yang Michel lihat saat sampai disana adalah keadaan Devano yang sangat kacau. Rambut acak-acakan, baju yang berlumuran dengan darah, pandangan kosong. Tangannya pun sudah mengeluarkan darah segar. Akibat terlalu sering memukul tembok untuk meluapkan emosinya.

Strong Girl Michella (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang