43.Nobar

1.7K 93 56
                                    

"Terimakasih karena sudah jadi manusia yang paling menyenangkan. Manusia yang walaupun menyebalkan, tapi tetap selalu ku rindukan. Terimakasih, aku mencintaimu. "
-Aurelia Chalista Nuraini-

------------------------------------------------------------------------

Happy Reading!!!

Aurel dan Devano. Kedua anak remaja yang sedang dimabuk asmara itu, kini tengah asyik menonton salah satu film horor yang sedang booming baru-baru ini.

  Disaat lelaki jangkung itu tengah santai mengamati siaran televisi yang menampilkan mbak Kunti gentayangan. Berbeda dengan Aurel, gadis manis itu malah meringkuk dan menutupi wajahnya dengan bantal sofa.

Terlihat sekali bahwa gadis dengan inisial ACN itu tengah ketakutan. Padahal ia sendiri yang mengajak Devano untuk menonton film horor.

Melihat Aurel yang sibuk menyembunyikan diri dibalik bantal, membuat lelaki berwajah tampan itu tak tega. Tapi disisi lain, ia juga dibuat gemas sendiri dengan tingkah ajaib gadis itu.

Jika saja Devano tidak ingat kalau ia sudah punya istri. Mungkin saja ia akan menerkam Aurel sekarang juga. Tapi tidak, ia tidak akan setega itu untuk merenggut hal paling berharga bagi seorang wanita. Terlebih ia sangat sayang pada Aurel, jadi tidak mungkin ia akan merusak kesucian gadis itu.

"Rel, ngapain duduknya jauh-jauhan gitu? Sini deh deketan," Devano menepuk sofa disebelahnya yang memang masih kosong.

Aurel menyembulkan kepalanya dan menoleh ke arah sang kekasih. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Membuat Devano terkekeh dan mengacak puncak kepala gadis itu.

"Emang b-boleh, kak?" Tanyanya dengan wajah polos.

Devano menampilkan senyum misterius. "Boleh, tapi bayar,"

  "Bayar berapa, kak? Aku cuma punya uang 20 ribu." Aurel memperlihatkan selembar uang berwarna hijau yang ada di kantung piyamanya.

Lelaki dengan tinggi menjulang itu terkekeh. "Siapa bilang harus bayar pake uang?"

"Terus pake apa, dong?" Aurel bertanya balik.

  Badan kekar dan berotot itu perlahan mendekat. Mengikis jaraknya dengan Aurel. Kepala Devano menatap lurus. Bahkan kini hidung mancung keduanya sudah bersentuhan.

Aurel dibuat gugup setengah mati dengan tingkah lelaki itu. Pikirannya sudah tidak bisa diajak kerjasama. Bahkan kini mata gadis itu sudah terpejam, tapi ia tak merasakan apapun.

Melihat Aurel yang sudah memejamkan matanya membuat senyum dibibir Devano muncul. Ia tau apa yang ada dipikiran gadis itu. Tapi bukannya memberi kecupan atau semacamnya. Bibir tipis lelaki itu malah tertuju pada telinga Aurel. Ia membisikan sesuatu pada gadis itu. 

"Bayarnya pake cinta," Bisiknya lirih.

  Setelah itu, Devano kembali menegakkan tubuhnya dan menjauh dari Aurel.

"Kenapa masih tutup mata? Berharap gue cium, hmmm?" Goda lelaki yang menjabat sebagai ketua OSIS itu.

Mendengar godaan yang dilontarkan sang kekasih membuat Aurel spontan membuka matanya. Ia malu setengah mati, kenapa juga ia harus berpikiran demikian?

Strong Girl Michella (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang